Spesies tikus ompong ditemukan di Indonesia
Merdeka.com - Peneliti telah berhasil menemukan sebuah spesies tikus baru di Indonesia. Spesies tikus baru tersebut nyaris tidak bergigi sehingga tidak dapat mengunyah atau mengerat. Tikus ini hidup dengan memakan cacing tanah.
Paucidentomys veridax, nama spesies baru tikus ini, bermoncong panjang dan meruncing. Namanya sendiri, menurut informasi Associated Press (23/08), berarti tikus bergigi sedikit pemakan cacing. Tikus ini adalah satu-satunya diantara 2.200 spesies tikus yang tidak memiliki gigi geraham dan hanya memiliki gigi seri semu.
Peneliti menemukan dua ekor tikus ini Gunung Latimokong, Sulawesi bagian selatan. Gunung ini merupakan sebuah pegunungan hujan hutan tropis berlokasi 100 kilometer barat laut dari Gunung Gendangdewata.
-
Di mana tikus ditemukan? Penemuan mencengangkan telah ditemukan di Puna de Atacama, sebuah wilayah tandus yang melintang di antara Chili dan Argentina.
-
Siapa yang menemukan spesies baru ini? Ahli paleontologi dari Universitas Flinders, Brian Choo dan rekan-rekannya, telah mendeskripsikan genus dan spesies baru ikan tetrapodomorph Devonian berdasarkan beberapa tengkorak dan kerangka postkranial yang hampir lengkap.
-
Bagaimana spesies baru ini diidentifikasi? Spesies baru ini diidentifikasi dari ukuran tubuh, tekstur dan ciri-ciri fisik halus lainnya, kata studi tersebut.
-
Bagaimana peneliti membuktikan tikus merasakan senang? Peneliti membuktikannya dengan memotret ekspresinya. Malahan, saking begitu senangnya digelitik, tikus laboratorium itu akan berlari ke tangan seseorang untuk minta digelitik lagi. Kemudian mengeluarkan suara seperti tertawa yang hanya bisa didengarkan melalui peralatan khusus.
-
Siapa yang menemukan hewan ini? Pada tahun 2020, ilmuwan menemukan parasit mirip ubur-ubur yang tidak memiliki genom mitokondria, organisme multiseluler pertama yang pernah ditemukan dengan ketiadaan genom tersebut.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang ekspresi tikus? Salah satu tandanya adalah melalui gestur anggota tubuh. Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan Luca Melotti seorang ahli perilaku hewan dari Universitas Bern, Swiss.
Tikus ini memakan cacing dengan cara menghisapnya kemudian mengirisnya dengan gigi seri. Namun karena tidak memiliki gigi geraham tikus ini memuntahkan potongan cacing tersebut sebelum menelan potongan tersebut secara utuh.
Peneliti menganggap temuan ini sangat penting. Hal in disebabkan tikus yang terkenal penggigit dan pengunyah dipaksa berevolusi untuk bertahan hidup di lingkungan Sulawesi. Hal ini disampaikan oleh Anang Achmadi, peneliti dari Museum Zoologi Bogor pada hari Kamis (23/08).
Salah satu penemu, Kevin Rowe, menyatakan bahwa evolusi ini sangat menakjubkan, karena berhasil dan mampu mengizinkan tikus mengubah gaya hidupnya menyesuaikan lingkungan.
Tikus ini juga menunjukkan keunikan biodiversitas Sulawesi walau terancam illegal logging dan pertambangan.
(mdk/ikh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orangutan Tapanuli, Spesies baru yang diumumkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2017. Selain spesies baru, satwa ini juga menjadi paling terancam kepunahannya seiring hilangnya habitat dan perburuan liar.
Baca SelengkapnyaSpesies kodok terbaru ini ditemukan di daerah pegunungan di India.
Baca SelengkapnyaPenemuan spesies katak bertaring terkecil di Pulau Sulawesi, Indonesia, menciptakan sensasi biologi.
Baca SelengkapnyaIlmuwan mengungkap hal ini melalui kumpulan fosil yang ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDi selatan Provinsi Yunnan, Tiongkok terdapat sebuah penemuan yang menarik telah menggemparkan para ilmuwan saat ular baru muncul di atas pohon setinggi 2 kaki.
Baca SelengkapnyaSpesies baru hiu purba terungkap setelah ilmuwan meneliti gigi berusia 300 juta tahun.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta yang ditemukan ilmuwan mengenai tikus bisa tinggal di Mars.
Baca SelengkapnyaDua spesies baru dideskripsikan, meningkatkan status tiga subspesies menjadi spesies penuh.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta-fakta terkait ular sowo kopi yang dilansir dari berbagai sumber
Baca SelengkapnyaSpesies kodok baru ini hidup di kanopi pohon yang sangat tinggi dan hanya ditemukan di Papua Barat.
Baca SelengkapnyaSosok makhluk ini terungkap setelah 15 tahun sejak ditemukan.
Baca SelengkapnyaMakhluk ini ditemukan setelah para ilmuwan melakukan pengintaian.
Baca Selengkapnya