Studi: Ribuan Aplikasi 'Panen' Data Pribadi Pengguna Meski Tak Diizinkan
Merdeka.com - Kita selalu berasumsi bahwa Android adalah OS yang cukup aman untuk smartphone. Hal ini berdasarkan gagasan bahwa jika ada serangan siber, pertahanan terakhir adalah perilaku pengguna yang lebih berhati-hati.
garda terakhir biasanya adalah hati-hatinya dalam memberikan izin aplikasi, yang biasanya berupa jendela dialog box meminta izin yang berisi dua pilihan yakni 'allow' dan 'deny'. Dengan memilih deny atau tak mengizinkan, biasanya aplikasi sudah tak akan bisa mengakses data kita.
Namun berita buruk datang dari penelitian dari International Computer Science Institute atau ICSI. Melansir CNet dan XDA Developer, ada banyak sekali aplikasi yang menemukan cara untuk mengatasi model permintaan izin dari Android.
-
Kenapa Google membatasi akses aplikasi ke galeri? Kondisi ini sangat rentan dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk mencuri data pribadi pengguna, dan sering kali tanpa disadari oleh korban. Dengan meningkatnya risiko penyebaran malware, Google merasa perlu untuk melindungi privasi pengguna Android.
-
Kenapa Android banyak digunakan? Android - Sistem operasi mobile yang dikembangkan oleh Google. Android merambah ke berbagai perangkat, seperti smartphone, tablet, bahkan smart TV. Kelebihan utama dari Android adalah adanya playstore yang memungkinkan pengguna untuk mengunduh dan menginstal berbagai aplikasi. Selain itu, Android juga memiliki user interface yang intuitif dan mudah digunakan.
-
Bagaimana Google akan melindungi privasi pengguna? Fitur ini memungkinkan aplikasi hanya untuk mengakses foto atau video tertentu yang dipilih oleh pengguna, bukan seluruh isi galeri di HP Android atau tablet.
-
Apa dampak adiksi smartphone ke tubuh? 'Dalam aspek kognitif jadi mudah lupa, istilahnya tidak konsentrasi begitu lah ya. Terus secara fisik, dia bisa obesitas,' jelasnya dilansir dari Antara.
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Apa yang dilakukan sebagian pengguna iPhone terhadap pengguna Android? Sekitar 22 persen pengguna iPhone mengakui bahwa mereka memandang rendah mereka yang mengirim pesan non-iMessage.
Sehingga, meski pengguna tak izinkan dengan mengklik Deny, informasi penting tetap akan 'dipanen' oleh aplikasi tersebut.
ICSI mengungkap fakta ini pada PrivacyCon beberapa waktu yang lalu, dan telah berkonsultasi kepada Google dan juga FTC yang merupakan Kominfo AS.
Tim peneliti, Google, serta FTC tidak mengungkap aplikasi persis yang melakukan hal semacam ini, meski jumlahnya disebut ada ribuan. Namun peneliti akan mengungkap semua aplikasi tersebut pada gelaran Usenix Security Conference bulan depan.
Peneliti juga akan mengungkan bagaimana pola aplikasi dalam menghindar dari model permintaan izin Google tanpa cela.
Google Akan Benahi
Google sendiri telah mengkonfirmasi bahwa fenomena ini terjadi di platform miliknya, yakni Android. Meski demikian, raksasa teknologi tersebut menyebut bahwa pihaknya akan membawa perubahan keamanan dan privasi pada Android Q yang akan segera rilis.
Secara keseluruhan pula, penelitian ini juga memberikan pandangan yang jelas tentang bahayanya aplikasi yang kita gunakan, serta kurang terlindungnya informasi kita meski perilaku penggunaan kita sudah menggunakan pendekatan perlindungan privasi.
Terlebih lagi, ternyata banyak sekali aspek yang bisa diselami oleh aplikasi 'pembajak' ini ketika bisa mengakses informasi dari kita. Mulai dari penggunaan Bluetooth, penelusuran kontak dan izin menelepon, penelusuran SMS dan izin kirim SMS, gallery, lokasi, dan lain sebagainya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaPNM tidak memiliki produk pinjol apalagi pinjol ilegal.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar aplikasi yang jangan pernah diinstal pengguna HP.
Baca SelengkapnyaAde Ary meminta masyarakat berhati-hati agar tidak mudah memberikan data pribadi kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut memunculkan ancaman baru di dunia digital berupa kekerasan digital berbasis gender.
Baca SelengkapnyaAnies lalu membeberkan keberhasilan dirinya memimpin Jakarta dengan membuat aplikasi Jakarta Kini atau JAKI.
Baca SelengkapnyaKasus ini sedang ditangani oleh Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPerusahaan media sosial seperti LinkedIn dan Meta menggunakan informasi pengguna untuk melatih AI.
Baca SelengkapnyaJika Anda dirugikan terjadinya penyalahgunaan KTP pada pinjaman online, Anda bisa membuat laporan ke polisi.
Baca SelengkapnyaKecanggihan teknologi satu sisi memudahkan masyarakat, sisi lainnya dari kemudahan itu justru menciptakan celah kejahatan.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca Selengkapnya