Studi Sebut di 2030 Robot Ambil Alih 20 Juta Pekerjaan Manusia
Merdeka.com - Kekhawatiran manusia akan digantinya pekerjaan oleh robot, ternyata akan segera terealisasi dalam waktu satu dekade.
Pasalnya, baru-baru ini ekonom mengklaim kalau di tahun 2030, sekitar 20 juta pekerjaan akan diambil alih oleh robot.
Dilansir dari CNBC via Tekno Liputan6.com, studi terbaru dari Oxford Economics menyatakan, 11 tahun lagi akan ada 14 juta robot yang dipekerjakan di Tiongkok. Pada tahun 2030 nanti, lebih dari 1,5 juta pekerjaan di Amerika Serikat (AS) akan digantikan robot, sedangkan di negara-negara Uni Eropa sekitar jumlahnya 2 juta.
-
Robot apa yang digunakan dalam penelitian? Robot sosial humanoid buatan SoftBank Robotics, NAO yang memiliki suara mirip manusia namun seperti robot, digunakan sebagai informan robot.
-
Mengapa para peneliti mengembangkan robot ini? Ini merupakan terobosan pertama dalam bidang biokomputasi. Mengutip South China Morning Post via NYPost, Jumat (4/7), melaporkan bahwa hal ini dapat mengarah pada 'pengembangan kecerdasan hibrida manusia-robot.'
-
Siapa yang mengoperasikan robot? Siswa MAN 2 Lebak Banten mengoperasikan teknologi Smart Farmer pada acara Devotion Experience (Dev-X) yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
-
Siapa yang menciptakan Robot AI? Para ilmuwan dari Technical University of Denmark (DTU), menciptakan model AI yang bernama Life2vec.
-
Apa yang dilakukan oleh robot ini? Ketika dipasangkan dengan elektroda pada chip komputer, ia mampu melakukan enkode dan dekode agar wadah mekanisnya dapat menyelesaikan sejumlah tugas.
-
Apa yang bisa diprediksi oleh Robot AI? 'Ini biasanya merupakan jenis tugas yang menggunakan model transformator dalam AI, namun dalam eksperimen kami, kami menggunakannya untuk menganalisis apa yang kami sebut rangkaian kehidupan, yaitu peristiwa yang telah terjadi dalam kehidupan manusia,'
Ekonom menganalisa tren jangka panjang di dunia kerja dan menemukan fakta bahwa dua dekade ke belakang, tingkat penggunaan robot naik hingga 2,25 juta unit.
Ekonomi Dunia Berpotensi Naik
Jika proses pemasangan unit robot dinaikkan hingga 30 persen, maka GDP tahun 2030 juga akan meningkat hingga 5,3 persen.
"Ini sama saja dengan meningkatkan USD 4,9 triliun per tahun untuk ekonomi global pada 2030 nanti," demikian tertulis di laporan hasil studi.
Sementara, dipekerjakannya robot diprediksi akan mengurangi beban produksi, menambah efisiensi dan meningkatkan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi, namun tetap ada dampak buruk yang harus diterima.
"Sebagai hasil dari robotisasi (istilah untuk dominasi robot di berbagai aspek kehidupan), jutaan pekerjaan akan hilang, terutama di bagian yang tidak membutuhkan skill khusus. Ketimpangan pendapatan akan semakin meningkat," jelas salah satu peneliti.
Studi tersebut juga menunjukkan, jumlah robot yang dipasang di tempat kerja dalam 4 tahun terakhir adalah sama dengan jumlah yang digunakan selama 8 tahun sebelumnya, meningkat 2 kali lipat.
Tidak Boleh Ada UU Pelarangan Otomatisasi
Meski ada ancaman hilangnya pekerjaan, para ekonom menyarankan pemerintah untuk tidak membuat undang-undang pelarangan otomatisasi.
"Pembuat kebijakan dan stakeholder lainnya tidak boleh frustasi dengan adopsi teknologi robot. Tantangan yang harus dipikirkan adalah bagaimana manusia bisa mendistribusikan unit robot secara rata untuk membantu para pekerja supaya pekerjaan lebih efektif dan efisien," tulis laporan tersebut.
Disarankan juga untuk memberikan insentif bagi para perusahaan dan pekerja. Selain itu, program yang mendidik pekerja agar berpikiran maju juga perlu dikembangkan untuk menangkal dampak negatif dari otomatisasi.
Para pekerja diharuskan untuk melakukan audit kepada kinerja mereka sendiri demi memahami porsi kerja manusia yang tak akan bisa diambil oleh robot dan memaksimalkan hal tersebut.
Sumber: Liputan6.comReporter: Athika Rahma
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah proyeksi robot yang bisa menggerus lapangan pekerjaan umat manusia.
Baca SelengkapnyaPekerjaan seperti sopir truk, pengemudi taksi dan pengantar barang memiliki peluang untuk digantikan oleh kendaraan self-driving di masa depan.
Baca SelengkapnyaWEF melaporkan bahwa dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaRasa lelah karyawan bisa dikurangi berkat kecerdasan buatan.
Baca SelengkapnyaPekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaTesla terus maju dengan pengembangan robot humanoid, merekrut pelatih dengan gaji menarik. Produksi massal robot ini diproyeksikan akan dimulai pada 2026.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaKemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaTeknologi diklaim mantan engineer Google dapat memperlama hidup manusia.
Baca SelengkapnyaPeran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaNVIDIA sendiri juga melihat robot humanoid sebagai peluang besar berikutnya di pasar.
Baca SelengkapnyaGig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Selengkapnya