Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Studi: Smartphone dan Tablet Buruk Untuk Jadi 'Babysitter'

Studi: Smartphone dan Tablet Buruk Untuk Jadi 'Babysitter' Ilustrasi Bayi Melihat Smartphone. ©2019 sciencenews.org

Merdeka.com - Jika Anda adalah salah satu orang tua yang kerap memanfaatkan smartphone atau tablet untuk jadi 'babysitter' andalan Anda, studi ini mungkin akan mengubah pandangan Anda.

Melansir CNN, sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association Pediatrics, menyebut bahwa akan ada permasalahan di otak bayi jika penggunaan tablet atau smatphone untuk bayi ada lebih dari satu jam.

Studi ini meneliti 47 bayi PAUD (usia 3-5 tahun) yang sehat, dengan cara memindai otak mereka. Hasil studi mengemukakan bahwa anak yang dipaparkan layar lebih dari satu jam per hari tanpa campur tangan orang tua, memiliki masalah di ganglia dasar (white matter) otaknya.

Ganglia dasar sendiri adalah lapisan di otak yang berwarna putih yang mengandung banyak serabut saraf. Bagian ini sangat penting untuk pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya terkait kepandaian, memori, kesadaran, serta pertimbangan dan pengambilan keputusan.

Penelitian menyebut bahwa anak-anak ini memiliki pengembangan ganglia dasar yang lebih rendah dibandingkan anak-anak lain.

Dengan ini, terlalu banyak memaparkan bayi dengan smartphone, laptop, televisi, dan segala bentuk layar dengan konten digital lain, akan memperlambat kemampuan berkomunikasinya, dan mengurangi kemampuan menyelesaikan masalah.

Rentannya Anak Usia Dini

Studi ini menyoroti maraknya penggunaan smartphone atau tablet untuk jadi teman anak dalam bermain, bahkan untuk babysitter. Hal ini berbahaya, mengingat usia satu hingga lima tahun adalah masa otak sedang pesat dalam berkembang. Itulah mengapa otak jadi sangat mudah menyerap informasi, dan membentuk koneksinya untuk seumur hidup.

Studi sebelumnya menyebut bahwa orang tua yang berada di depan layar selama 10 jam, akan membuat anak berada di depan layar juga selama paling tidak lima jam. Jadi, hal ini juga sangat tergantung dari peran orang tua.

Studi serupa juga menyebut bahwa 90 persen anak telah terpapar layar sejak usia rata-rata satu tahun. Bahkan, anak usia tiga bulan pun telah terpapar layar dengan durasi waktu yang lama.

Nah, studi ini juga memberi solusi. Disebut aktivitas terbaik untuk anak di usia tersebut adalah juggling serta membaca. Dua aktivitas ini adalah aktivitas anak terbaik untuk mengembangkan ganglia dasar.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP