Sudah terlambat untuk selamatkan bumi dari kehancuran
Merdeka.com - Parahnya kerusakan lingkungan yang sudah diperbuat manusia ternyata tak mungkin bisa diperbaiki lagi. Emisi CO2 misalnya, meskipun berbagai langkah sudah kita lakukan untuk menghentikannya, sudah terlalu lambat untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran.
Seperti dilansir oleh Princeton.edu (24/11), para peneliti dari Princeton University menyatakan bahwa angka CO2 di bumi sudah kelewat batas. Alhasil, meskipun di masa depan kita sudah tak lagi memproduksi CO2, bumi akan tetap mengalami pemanasan global dan hancur.
Hal ini ditemukan dalam simulasi di mana bumi diibaratkan sudah memiliki 1,8 ribu ton CO2 di atmosfer. Jika saja angka ini tidak ditambahi lagi dengan gas emisi lainnya, maka bumi diperkirakan akan tetap memanas suhunya hingga seribu tahun mendatang.
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
-
Apa yang akan terjadi pada Bumi? Pembentukan superbenua ini diperkirakan akan berdampak besar pada perubahan iklim di Planet Bumi.
-
Bagaimana Bumi akan berubah di masa depan? Saat matahari berubah menjadi bintang raksasa merah, ia akan menghancurkan planet-planet terdekat, termasuk Merkurius, Venus, Mars, dan Bumi.
-
Bagaimana cara mengurangi dampak perubahan iklim dengan menghemat energi? Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Bagaimana mengurangi gas rumah kaca? Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan menginvestasikan dan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan hidroenergi.
-
Kenapa oksigen di bumi akan lenyap? Ozaki mengatakan bahwa oksigen di bumi tidak akan menjadi fitur permanen, berpotensi mematikan semua hewan dan tumbuhan di bumi.
Awalnya karbon sendiri akan melebur dengan 80 persen diantaranya diserap lautan dan tanah. Hal ini nantinya membuat suhu bumi mendingin. Namun, akibat panas yang dibawa CO2 ke bumi masih terperangkap atmosfer, suhu bumi pun perlahan memanas. Bumi pun diperkirakan akan naik suhunya sekitar 0,85 derajat Celcius jika dibandingkan dengan masa pra industri yang terjadi di awal abad ke-18.
Intergovernmental Panel on Climate Change sendiri menyatakan bahwa kenaikan suhu bumi lebih dari 2 derajat saja dibanding era revolusi industri, bumi akan hancur. Iklim akan berubah dan manusia harus menderita akibat perubahan iklim ini.
Temuan para peneliti ini sendiri sebenarnya bertentangan dengan konsensus sains mengenai temperatur global yang menyatakan bahwa suhu bumi akan konstan atau menurun jika emisi ditekan hingga angka nol. Namun, konsensus ini sendiri tidak menghitung adanya faktor bahwa lautan, terutama lautan di dua kutub, sudah kehilangan kemampuannya untuk menyerap panas dengan baik.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya
Baca SelengkapnyaAda ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaMeskipun kita menghilang, alam akan tetap berjalan. Meskipun manusia telah meninggalkan jejak besar di planet ini, alam selalu menemukan jalan untuk pulih.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca.
Baca SelengkapnyaManusia punah menjadi misteri. Teknologi ini meramalkan kiamat kapan terjadi.
Baca SelengkapnyaOksigen diprediksi akan lenyap satu miliar tahun lagi.
Baca SelengkapnyaPenting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanasan global.
Baca SelengkapnyaBumi dan matahari memiliki jarak dari tahun ke tahun. Bahkan, jarak matahari semakin menjauh dari Bumi.
Baca SelengkapnyaEfek rumah kaca menjadi salah satu hal yang membuat bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Baca SelengkapnyaPerairan dingin Antartika juga penting untuk terciptanya arus laut dalam yang mengalir ke utara membawa nutrisi dan oksigen yang penting bagi ekosistem.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan berkurang sekitar empat meter berdasarkan pemantauan terakhir pada Desember 2023
Baca SelengkapnyaPerubahan lingkungan adalah salah satu isu paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini.
Baca Selengkapnya