Tak lahir di Bumi, dari mana emas berasal?
Merdeka.com - Emas adalah logam mulia yang sangat langka. Bila dikumpulkan, seluruh emas di Bumi diperkirakan hanya bisa mengisi 3 buah kolam renang untuk olimpiade. Tak aneh bila harganya selangit. Tapi tahukah Anda bila emas bukan berasal dari Bumi?
Emas berasal dari luar angkasa
Emas tidak terbentuk di Bumi layaknya minyak atau berlian, tetapi dari luar angkasa. Penelitian memperkirakan bila emas berasal dari meteor yang membombardir Bumi sekitar 200 juta tahun setelah planet kita ini terbentuk.Â
-
Bagaimana emas itu ditemukan? Richard Brock (67) menemukan emas ini saat mengikuti tamasya terorganisir di ladang yang ada di Shropshire Hills musim panas lalu. Dia datang terlambat ke lokasi tamasya dan sempat mengalami kerusakan detektor logam.
-
Bagaimana cara menemukan emas terbesar? Di lereng Bulldog Gully, mereka menemukan bongkahan emas raksasa yang terbungkus dalam batuan kuarsa dan tertanam di akar pohon.
-
Siapa yang pernah mencoba mengubah logam dasar menjadi emas? Isaac Newton merupakan salah seorang ilmuwan paling terkenal di dunia. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh paling penting dalam masa awal ilmu pengetahuan (sains) modern. Ia menemukan hukum gravitasi universal, menciptakan kalkulus bersama Gottfried Leibniz, hingga menemukan tiga hukum gerak yang masih dipelajari hingga saat ini.
-
Di mana emas itu ditemukan? Seorang ahli detektor logam di Shropshire, Inggris menemukan bongkahan emas terbesar yang pernah ada di Inggris.
-
Emas apa yang ditemukan? Seorang ahli detektor logam di Shropshire, Inggris menemukan bongkahan emas terbesar yang pernah ada di Inggris.
-
Siapa yang menemukan emas? Seorang ahli detektor logam di Shropshire, Inggris menemukan bongkahan emas terbesar yang pernah ada di Inggris.
Namun, hal ini masih belum bisa menjelaskan dari mana terbentuknya logam mulia itu. Sebab tentu meteor tidak begitu saja 'ditumbuhi' emas, demikian halnya planet lain selain Bumi. Emas tidak dapat terbentuk di planet.
Semua berawal dari bintang
Ya, emas berasal dari bintang, seperti halnya matahari kita. Tetapi emas di Bumi tidak berasal dari matahari, melainkan bintang lain yang jauh dari Bumi dan telah mati.
Penelitian membuktikan bila emas berasal dari supernova. Supernova adalah periode di mana sebuah bintang tidak lagi bisa melakukan reaksi nuklir dan kemudian meledak.
Ledakan bintang yang sangat dahsyat ini membuat partikel positif dan negatif bergabung, membentuk partikel bermuatan netral atau neutron. Karena tidak memiliki muatan, neutron dengan mudah bergabung dengan zat lain di angkasa, seperti besi.
Dari besi berubah jadi emas
Ketika besi terlalu banyak bergabung dengan neutron, maka lama kelamaan dia akan berubah menjadi logam dengan massa yang lebih besar, yakni perak.
Masih sama seperti besi, perak kemudian kembali 'memakan' neutron dalam jumlah besar hingga akhirnya menjadi emas. Bila si emas masih terus bergabung dengan neutron, maka logam mulia ini akan menjadi timbal, sebelum akhirnya menjadi zat radioaktif Uranium.
Berkat ledakan supernova yang memancarkan energi sangat besar, proses evolusi dari besi menjadi emas bisa berlangsung dalam hitungan detik. Padahal proses normalnya membutuhkan waktu jutaan tahun.
Ledakan itu juga mengakibatkan debu-debu emas ini melesat ke seantero galaksi sekitar, seperti halnya Bima Sakti, hingga akhirnya Bumi.
Mampukah manusia menciptakan emas?
Sejak ratusan tahun lalu, ahli kimia berupaya membuat emas. Salah satu kisahnya yang terkenal tentu batu 'bertuah' atau The Philosopher Stone. Batu ini disebut dapat mengubah besi menjadi emas, layaknya proses pembentukan emas di supernova.
Meskipun hal tersebut hanyalah legenda, saat ini manusia ternyata bisa membuat emas sendiri. Cara utamanya menggunakan teknologi penumbuk partikel Large Hadron Collider (LHD) yang ada di Jenewa, Swiss.
Dengan LHD, ilmuwan dapat mengubah kembali timbal menjadi emas lewat serangkaian reaksi nuklir. Sayangnya, proses pengembalian timbal menjadi 1 gram emas membutuhkan waktu setidaknya 13 miliar tahun lebih atau sama dengan umur alam semesta sampai saat ini.
Sumber: Ted-Ed
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Artefak ini ditemukan di sebuah rumah kecil yang masih berdiri sejak logam seperti tembaga dan emas digunakan untuk pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaIni kali pertama harta karun dibuat dari bahan luar angkasa.
Baca SelengkapnyaKarakter emas ini bisa diuji keasliannya dengan cara sederhana.
Baca SelengkapnyaDi tengah isu Emas Antam palsu yang menjadi sorotan, menarik untuk diketahui sejarah singkat emas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenggigit koin emas atau medali emas tidak bisa secara tepat menentukan emas asli atau tidak.
Baca SelengkapnyaNilai emas cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini berbeda dengan mata uang yang mengalami devaluasi seiring waktu.
Baca SelengkapnyaGunung Erebus, salah satu gunung berapi aktif di Antartika, mengeluarkan debu emas senilai Rp 102 juta setiap harinya. Tertarik ke sana?
Baca SelengkapnyaTepat pada hari ini, tentu menarik mengulik lebih jauh apa tujuan adanya peringatan Hari Batu Internasional.
Baca SelengkapnyaEmas umumnya digunakan selama beberapa ribu tahun hanya untuk membuat benda-benda seperti perhiasan dan benda untuk pemujaan.
Baca SelengkapnyaHarta karun ini ditemukan lebih dari 60 tahun lalu di Spanyol.
Baca SelengkapnyaKisah Isaac Newton Pernah Disepelekan saat Mencoba Ubah Logam Dasar Menjadi Emas
Baca SelengkapnyaCerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca Selengkapnya