Teknologi AI di dalam JD.ID
Merdeka.com - JD.ID resmi menghadirkan pusat pengalaman berbelanja berbasis teknologi AI (Artificial Intelligence) pertama di Indonesia dan bagi JD.com ini adalah yang perdana di kawasan Asia Tenggara. Teknis teknologi ini sederhananya memanfaatkan pemindai wajah, radio-frequency identification (RFID), dan metode pembayaran non tunai.
"Ini merupakan langkah pertama dalam pemanfaatan teknologi kami untuk memperkuat Indonesia dengan sebuah pengalaman berbelanja yang baru," kata Presiden Direktur JD.ID Zhang Li melalui keterangan resminya, Senin (6/8).
Dilanjutkannya, ini hanya awal mula dari upaya mereka menggunakan kekuatan AI untuk membuka pintu menuju berbagai kesempatan baru. Selain itu juga, mereka mengatakan akan terus meningkatkan peningkatan fitur dan utlitas dari teknologi AI di platform belanjanya itu.
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Apa peran AI bagi pelaku usaha? AI kini punya peran fundamental agar pekerjaan selesai lebih efektif dan efisien.
-
Bagaimana AI membantu pekerjaan? Semisal penggunaan Chat GPT yang membantu pekerjaan menjadi lebih efisien di tempat kerja dan kehidupan.
-
Dimana AI diterapkan? 'Ada AI terhadap healthcare, ada AI terhadap kosmetik, [AI terhadap] transportasi, dan lain-lain.
-
Mengapa AI penting bagi pelaku usaha? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Kenapa AI dikembangkan? Retantyo menjelaskan bahwa AI merupakan salah satu cabang ilmu yang baru dikembangkan pada pertengahan abad ke-20, yaitu saat Perang Dunia II dan menjadi terobosan baru dalam ilmu komputer.
"Kami meyakini bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) ini memiliki banyak potensi yang dapat digunakan di semua lini bisnis, termasuk e-dagang yang menjadi bisnis inti dari JD.ID," jelasnya.
Project Manager JD.ID X Eyvette Tung mengatakan, di masa depan masyarakat akan sangat terbiasa melakukan aktivitas berbelanja harian secara non-tunai. Maka itu, mereka telah mengembangkan teknologi pemindai wajah yang sangat personal untuk meningkatkan kenyamanan dan membuat pelanggan merasa nyaman.
"Berbagai produk yang dibeli di JD.ID X terhubung langsung dengan akun JD.ID pelanggan yang membuat pembayaran non-tunai menjadi semakin mudah," ungkap dia.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRI terus memperkuat kapabilitas digital melalui eksplorasi berbagai teknologi.
Baca SelengkapnyaPengembangan AI di Bank Mandiri bukan untuk menggantikan peran manusia.
Baca SelengkapnyaSaat ini sudah masuk dalam era Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik.
Baca SelengkapnyaPenerapan AI menjadi salah satu perjalanan transformasi teknologi informasi (IT), khususnya big data.
Baca SelengkapnyaHingga Desember 2023, transaksi QRIS mencapai Rp225 triliun
Baca SelengkapnyaArtificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah teknologi terbaru dan tercanggih yang digunakan untuk melengkapi sistem komputer.
Baca SelengkapnyaEkskalasi pengaplikasian artificial intelligence diharapkan dapat membantu UKM untuk semakin efisien bisnisnya.
Baca SelengkapnyaDengan memanfaatkan AI di tahun 2024, dalam setiap penjualan berpotensi menghasilkan transaksi sebesar USD350 juta.
Baca SelengkapnyaBisnis di dunia kini berlomba-lomba untuk mengadopsi AI demi menguatkan kinerja mereka.
Baca SelengkapnyaAl khususnya Generative Al (Gen Al) membuka peluang besar bagi dunia bisnis.
Baca SelengkapnyaBukan hanya AI, beberapa teknologi ini diprediksi makin booming di masa depan.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasusnya mencapai 1.540 persen sejak 2022 hingga 2023.
Baca Selengkapnya