Teknologi Selamatkan Umat Manusia Dari Mitos Ramalan Cuaca dari Marmut
Merdeka.com - Tak sampai setengah abad lalu, kita tak tahu apa yang akan terjadi pada cuaca. Jika sekarang kita hanya tinggal melongok aplikasi berbasis satelit untuk tahu prakiraan cuaca, ketika belum ada televisi, tak ada yang bisa kita lakukan untuk tahu ramalan cuaca.
Berdasarkan sejarah, masyarakat Babylon dulu melihat formasi awan untuk memprediksi cuaca. Tentu bukan sesuatu yang akurat. Masyarakat China kuno juga memiliki kalender lengkap dengan pola cuaca dan deretan festival untuk memperingatinya, namun tentu tidak pula akurat.
Sebelum era televisi yang meayangkan ramalan cuaca, masyarakat di beberapa penjuru Bumi memiliki mitos tertentu. Seperti yang dilakukan di negara bagian Pennsylvania AS, di mana jika seekor groundhog (spesies sepupu dari marmut) yang bangun dari hibernasi di bulan Februari lalu ia melihat bayangan dirinya sendiri (langit sedang cerah), maka musim dingin masih akan jalan selama 6 minggu mendatang. Jika tidak ada bayangan (langit gelap), cuaca hangat atau musim semi akan datang sesegera mungkin.
-
Bagaimana ilmu pengetahuan membantu teknologi? Dalam hal ini hubungan antara pengetahuan dan teknologi adalah teknologi menggunakan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah, dan ilmu pengetahuan menggunakan teknologi untuk membuat penemuan baru.
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Bagaimana teknologi industri membantu manusia? Teknologi industri adalah ilmu teknik dan teknologi manufaktur yang dirancang untuk melakukan proses produksi lebih cepat, lebih sederhana dan efisien.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan? Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
-
Kenapa IPTEK penting bagi manusia? IPTEK telah menjadi pilar utama dalam kemajuan peradaban manusia.
Tentu hal yang sama sekali tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebuah media Pennsylvania yakni Pennlive bahkan menyebut rasio keakuratan sang marmut hanya 64,4 persen saja.
Hal ini berdasar dari mitos Eropa yang dibawa ke AS. Di Eropa, sudah sejak zaman dahulu masyarakatnya megasumsikan bahwa musim dingin berhubungan erat dengan perilaku hewan berhibernasi seperti beruang, marmut dan lainnya. Kemunculan mereka dari sarangnya-lah yang jadi prediksi cuaca.
Hal ini diperburuk oleh media surat kabar yang pada akhir 1800-an juga ikut mengabarkan prediksi cuaca hanya dengan mengamati marmut. Bahkan satu surat kabar di tahun 1887, melansir Mental Floss, menyebut hal ini sebagai "keajaiban meteorologis."
Melihat marmut untuk memprediksi cuaca masih dilakukan sampai saat ini, namun sekedar seremonial saja. Meski demikian, orang masih percaya akan hal ini.
Untungnya kini kita sudah bergantung pada teknologi. Prediksi cuaca bisa kita ketahui secara langsung berkat perekaman perubahan cuaca yang diproses langsung di mikroprosesor canggih dan tersimpan di data logger, lalu datanya dijadikan acuan para peneliti untuk memberi prakiraan.
Saat ini, bahkan ada 10.000 lebih titik pengamatan cuaca di seluruh penjuru dunia sehingga cuaca 'real time' bisa kita ketahui dengan baik. tentu dengan ini, marmut sudah tidak lagi dibutuhkan dalam prediksi cuaca.
Terlebih lagi, perubahan iklim saat ini membuat cuaca makin tak menentu. Terkadang prakiraan cuaca jadi tak sesuai dengan kenyataan meskipun akurasinya tetap tepat secara keseluruhan.
Pada 2017 si marmut juga akhirnya terbentur perubahan iklim. Ketika pada Februari marmut melihat bayangan, sehingga diprediksi ada 6 minggu musim dingin lagi, ternyata Februari 2017 jadi Februari terpanas kedua sepanjang sejarah. Di 2018, prediksi serupa terulang dan kali ini jadi Februari terpanas sepanjang sejarah.
Jadi, ketika berdekade lalu umat manusia mengandalkan mitos untuk mengetahui cuaca, kini, bahkan teknologi canggih pun akhirnya sulit memprediksi cuaca yang terpapar perubahan iklim.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perubahan iklim adalah isu penting yang tidak boleh diabaikan.
Baca SelengkapnyaMitos hujan panas sering kali dihubungkan dengan pertanda-pertanda mistis atau perubahan cuaca yang signifikan.
Baca SelengkapnyaMitos-mitos ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar gunung berapi paling aktif di Indonesia ini.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan dalam keilmuan geologi erupsi gunung berapi seperti ini berpotensi menyebabkan tsunami.
Baca SelengkapnyaBenarkah pawang hujan asal Banyuwangi di IKN jelang upacara kemerdekaan?
Baca SelengkapnyaIPTEK adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Istilah ini mencakup bidang penyelidikan ilmiah dan kemajuan teknologi yang terus berkembang.
Baca SelengkapnyaManusia akan mencapai kecepatan lepas dari umur panjang pada tahun 2029.
Baca SelengkapnyaMitos Air Terjun Jumog menajdi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Baca SelengkapnyaSebagai fenomena alam yang jarang terjadi, kehadiran gerhana matahari kerap memunculkan mitos unik.
Baca SelengkapnyaSelama ini peringatan dini bencana banjir di Sumatera Barat hanya mengandalkan hasil analisa dan prakiraan cuaca diterbitkan BMKG.
Baca SelengkapnyaTeknologi diklaim mantan engineer Google dapat memperlama hidup manusia.
Baca SelengkapnyaMitos merujuk pada narasi tradisional yang berfungsi sebagai cara untuk menjelaskan fenomena alam, asal usul dunia, atau asal usul manusia dalam masyarakat.
Baca Selengkapnya