Ternyata bumi itu elips, bukan bulat!
Merdeka.com - Banyak orang beraggapan bahwa bentuk bumi adalah bulat. Hal itu diperkuat dengan berbagai fenomena serta teori ilmiah.
Namun tahukah Anda bahwa sebenarnya bumi itu elips? Benarkah? Bagaimana bisa?
Sebenarnya jika ada orang yang mengatakan bahwa bumi itu bulat adalah benar. Hanya saja itu adalah keadaan pada zaman dulu. Namun berabad-abad lalu, ilmuwan dan penjelajah mulai menyadari bahwa bumi bukan berbentuk bola yang sempurna.
-
Bagaimana ilmuwan mengetahui dampak luar angkasa pada tubuh? Sebuah tinjauan komprehensif tentang dampak kesehatan dari perjalanan luar angkasa telah diterbitkan pada hari Selasa. Penelitian ini menggunakan data baru dari empat turis SpaceX yang mengikuti penerbangan orbit sipil pertama di 2021. Peneliti lebih dari 100 institusi di seluruh dunia mengungkapkan bahwa tubuh manusia mengalami berbagai perubahan saat berada di luar angkasa, namun sebagian besar kembali normal dalam beberapa bulan setelah kembali ke Bumi.
-
Apa dampak penerbangan luar angkasa terhadap tubuh? Dampak ini meliputi perubahan dalam ekspresi gen yang terkait dengan peradangan, penuaan, dan homeostasis otot yang menunjukkan adaptasi tubuh terhadap lingkungan antigravitasi dan radiasi di luar angkasa.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan dalam penyelidikan? Media Fars yang berafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusi melaporkan, sebuah penyelidikan menyiratkan Haniyeh dihantam rudal dan menyimpulkan Israel terlibat dalam aksi pembunuhan ini.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
Menurut Geo Hunter ilmuwan Inggris yang dipimpin oleh Isaac Newton berteori bahwa gaya sentrifugal dari rotasi bumi akan 'memaksa' planet kita ini untuk 'menyebar'. Artinya, bentuk tersebut telah berubah dari timur ke barat karena berputar pada porosnya.
Pernyataan tersebut didukung oleh ilmuwan Prancis yang menemukan bukti kuat tentang perubahan bentuk bumi dari bulat ke elips. Pada tahun 1753, ekspedisi yang dilakukan ilmuwan Prancis mengambil pengukuran pada daerah khatulistiwa di Peru dan di lingkaran Arktik di Lapland. Dari situ hasilnya bumi memang mengembung di bagian khatulistiwa sehingga semakin menguatkan teori bahwa bumi saat ini berbentuk elips.
Tidak hanya itu, penelitian dari satelit Gravity Recover and Climate Expertiment (GRACE) milik NASA dan German Space Agency, disebutkan bahwa mengembangnya daerah khatulistiwa disebabkan oleh mencairnya lapisan es di Greendland dan Antartika.
Sejak awal, keadaan planet bumi memang tidak bulat sempurna akibat rotasi. Sehingga hal itu membuat air di permukaan bumi lebih banyak berkumpul di kawasan khatulistiwa dibanding di daerah kutub.
Di pertengahan tahun 1990-an, bumi dinyatakan bertambah gemuk di bangian tengah. Itu artinya bumi semakin elips. Seperti bola yang ditekan dari atas ke bawah (gepeng). Lingkang pinggangnya makin mmebesar dan para ilmuwan belum bisa memastikan penyebabnya.
Lantas, apa efeknya jika bumi berada dalam bentuk elips?
Menurut simulasi komputer dan analisis yangdilakukan oleh Scott Tremaine dari Institute for Advandced Study di Princeton, New Jersey dan Tomer Yavetz dari Princeton University, keadaan ini akan menyelematkan bumi dari jatuhnya satelit.
Apabiila bumi memiliki bentuk bulat sempurna, banyak di antara satelit akan jatuh ke atsmosfer dan terbakar dalam hitungan bulan atau tahun.
"Sangat menarik jika melihat ada banyak hal yang bisa mengganggu stabilisasi orbit rendah Bumi, tetapi ada kombinasi banyak hal yang membuat kita bisa memiliki kondisi yang baik untuk satelit-satelit," kata Gregory Laughlin, fisikawan dari University of California Santa Cruz.
(Dikutip dari berbagai sumber)
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan perkara mudah bagi ilmuwan menentukan jarak Bumi ke Bulan. Meski sudah ada literatur yang menyebutnya. Namun sifatnya pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaPada tahun 430 SM, seorang filsuf bernama Anaxagoras mencoba memahami bentuk bumi dengan mengamati gerhana matahari dan bulan.
Baca SelengkapnyaBanyak muncul fenomena-fenomena aneh bila Bumi berbentuk datar. Apa saja?
Baca SelengkapnyaBanyak yang salah kaprah, bukan Columbus penenemu bahwa Bumi itu bulat.
Baca SelengkapnyaDua bulan akan memengaruhi pasang surut, stabilitas rotasi Bumi, serta kehidupan di planet Bumi.
Baca SelengkapnyaAda fakta bahwa Bumi pernah tidak 24 jam dalam sehari.
Baca SelengkapnyaBentuk Bumi bulat telah tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur'an.
Baca SelengkapnyaPenelitian ini membuat ilmuwan yang merisetnya pun terkejut.
Baca SelengkapnyaTeknologi baru seperti pencitraan ruang angkasa yang membantu mereka memecahkan misteri kerak bumi.
Baca SelengkapnyaPerputaran Bumi lebih lambat ini menjadi perhatian ilmuwan. Hingga saat ini mereka pun masih dilanda kebingungan.
Baca SelengkapnyaSudah sejak lama sebenarnya keberadaan es di Bulan. Namun asal-muasalnya masih belum terkuak.
Baca SelengkapnyaKumpulan fakta-fakta unik dunia yang jarang diketahui.
Baca Selengkapnya