Ternyata Facebook juga bisa lacak pengguna yang tak punya akun
Merdeka.com - Fakta terbaru terkait bocornya data pengguna Facebook kembali terkuak. Aplikasi media sosial besutan Mark Zuckerberg itu diketahui dapat melacak penggunanya sekalipun mereka dalam keadaan tidak aktif, alias log out.
Hal tersebut diungkapkan Director of Management Product Facebook, David Baser. Tak hanya itu, Baser juga mengungkapkan, bahwa pengguna yang tak memiliki akun Facebook pun dapat dilacak keberadaannya.
Baser menyatakan, Facebook bisa melacak pengguna lewat informasi yang didapatkan via pihak ketiga, seperti IP adress, browser, informasi sistem operasi, cookies, identifikasi perangkat, hingga alamat situs web, atau aplikasi yang digunakan.
-
Bagaimana perusahaan seperti Facebook mengumpulkan data pengguna? Dokumen tersebut menguraikan proses enam langkah bagaimana perangkat lunak Active-Listening mengumpulkan data suara pengguna dari berbagai perangkat.
-
Apa yang dilakukan LinkedIn dengan data pengguna? LinkedIn, yang dimiliki oleh Microsoft, mengejutkan banyak penggunanya setelah diketahui bahwa mereka menggunakan profil, gambar, dan konten dari akun pengguna untuk melatih model AI.
-
Apa yang di gunakan Facebook untuk tampilkan iklan? Tidak hanya itu, kedua raksasa teknologi ini juga mengetahui tempat tinggal, tempat kerja, teman, dan bahkan apa saja yang diminati oleh penggunanya.
-
Kenapa Facebook jadi media sosial terbesar? Dengan kerja keras dan visi yang jelas, Mark Zuckerberg dan timnya berhasil mengembangkan Facebook menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi secara online.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Data apa saja yang diambil TikTok dari pengguna? Pada tahun 2022, perusahaan keamanan siber Internet 2.0 mengeluarkan laporan bahwa TikTok melakukan 'pengambilan data yang berlebihan' terhadap para penggunanya. Organisasi tersebut mengatakan bahwa TikTok mengambil berbagai data pribadi dari penggunanya, seperti ponsel apa yang digunakan untuk membuka TikTok, aplikasi lain apa yang ada di ponsel, dan di mana pengguna membuka TikTok.
"Jadi, ketika pengguna mengunjungi sebuah situs web atau aplikasi via Facebook (seperti like, share button, Facebook Ads Tools, atau juga Facebook Login), kami akan menerima informasi langsung meski pengguna dalam keadaan log out atau juga tidak memiliki akun Facebook. Pasalnya, aplikasi dan situs web lain tidak tahu siapa yang menggunakan Facebook," kata Baser, seperti dikutip dari Trusted Reviews.
Data tersebut, lanjut Baser, bakal digunakan Facebook untuk meningkatkan produk dan layanan. Selain itu, juga bakal dipakai untuk meningkatkan faktor keselamatan serta keamanan platform dan terus menyediakan layanan pihak ketiga.
"Facebook Audience Network menciptakan situs lain dan aplikasi untuk memperlihatkan iklan dari para pengiklan. Jadi, saat kami mendapatkan permintaan untuk memperlihatkan Audience Network, kami membutuhkan sistem operasi orang yang akan dikirimkan sebuah iklan," jelasnya.
Dengan demikian, tambah Baser, pengguna yang mengakses internet pasti tak akan bisa lepas dari Facebook. Sebab, situs dan aplikasi yang mereka kunjungi pasti akan selalu terhubung dengan Facebook.
Meski berulang kali menegaskan tidak menjual data pengguna, namun kenyataannya Facebook menggunakan data pengguna dan dipakai untuk disesuaikan dengan iklan yang muncul di Facebook pengguna. Sehingga timbul kesan memata-matai yang dilakukan Facebook.
Facebook justru mengaku menggunakan data yang mereka peroleh dari situs lain untuk membantu pengguna, mulai dari di setelan bahasa, sampai membantu menganalisa pengunjung situs dan aplikasi, seperti gender dan usia.
Facebook turut berkata data-datanya yang didapatkan digunakan untuk melindungi pengguna, jadi bila ada IP address yang berasal dari negara lain untuk login ke akun Facebook seseorang, maka pengguna bisa diberitahukan.
Untuk masalah iklan, bila pengguna berkunjung ke situs travel, maka Facebook bisa mengetahui dan menawarkan iklan-iklan terkait hotel dan mobil sewaan.
Itulah yang menyebabkan mengapa saat kita mencari produk di sebuah situs, tiba-tiba iklan produk serupa muncul di Facebook.
Reporter: Jeko I. R.Sumber: Liputan6.com (mdk/ara)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaWhatsApp menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna memberi like pada status, mirip dengan Instagram.
Baca SelengkapnyaPerusahaan media sosial seperti LinkedIn dan Meta menggunakan informasi pengguna untuk melatih AI.
Baca SelengkapnyaWhatsApp selalu berusaha untuk meningkatkan keamanan bagi para penggunanya.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi membuat perusahaan lebih mudah mencari latar belakang calon karyawan.
Baca SelengkapnyaFacebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaData BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca SelengkapnyaCara sederhana untuk membuat daftar chat kustom yang memungkinkan mengelompokkan percakapan berdasarkan kategori.
Baca SelengkapnyaWhatsApp sedang menguji fitur username dan PIN untuk meningkatkan privasi pengguna. Fitur ini memungkinkan komunikasi tanpa mengungkapkan nomor HP pengguna.
Baca SelengkapnyaWhatsApp atau WA sedang mempersiapkan fitur baru tanpa penggunanya bertukar nomor.
Baca SelengkapnyaPerubahan ini mulai berlaku pada Rabu (12/6). Sejak sore hari, tab “Likes” hanya tersedia di halaman profil pengguna sendiri.
Baca SelengkapnyaBeredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook
Baca Selengkapnya