Tetra Pak dan Tren Digitalisasi Industri Makanan-Minuman Indonesia
Merdeka.com - Tren digitalisasi dan strategi big data pada publikasi dunia digital dimanfaatkan para pelaku industri makanan-minuman guna menghadapi persaingan usaha. Perilaku belanja konsumen pun kian berubah.
Mulai dari pembelian produk yang semakin mudah didapat di mana pun dan kapan pun, konsumen juga memiliki kesadaran lebih tinggi terhadap lingkungan, serta mulai menyukai produk yang memiliki nilai tambah bagi lingkungan.
Menanggapi fenomena tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian meluncurkan peta jalan (roadmap) ‘Making Indonesia 4.0’ untuk memetakan kebutuhan tren industri 4.0 dan digitalisasi di Indonesia. Seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), wearable technologies, dan robotika canggih. Roadmap itu diharapkan mendorong para pelaku industri terus berinovasi di level operasional dan produk yang ditawarkan. Industri makanan-minuman juga diharapkan dapat membesarkan skala usaha dan bertransformasi menjadi pengekspor makanan dan minuman pertama di kawasan ASEAN.
-
Bagaimana PIDI 4.0 membantu industri? PIDI 4.0 dapat menjadi jembatan untuk mengakselerasi transformasi tersebut,“ kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan di Jakarta, Kamis (6/7/2023).
-
Apa tujuan utama PIDI 4.0? PIDI 4.0 sendiri merupakan sebuah lembaga pemerintah yang dibangun untuk membantu industri di Indonesia bertransformasi menuju industri 4.0.
-
Mengapa PIDI 4.0 dibangun? Melalui Making Indonesia 4.0, Indonesia berpotensi masuk menjadi negara 10 ekonomi teratas dunia pada 2030.
-
Bagaimana teknologi industri membantu manusia? Teknologi industri adalah ilmu teknik dan teknologi manufaktur yang dirancang untuk melakukan proses produksi lebih cepat, lebih sederhana dan efisien.
-
Kenapa Pertamina mengimplementasikan sistem digitalisasi ? PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
-
Bagaimana IPTEK membantu perkembangan? Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan membentuk sebuah kemajuan.
Berangkat dari pemahaman inilah, perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan, serta minuman di dunia, Tetra Pak Indonesia, bergerak untuk menciptakan sebuah forum diskusi dan kerja sama antarpemangku kepentingan. Tujuannya, memetakan tantangan dan peluang, serta mempersiapkan pelaku industri makanan-minuman dalam memasuki tren industri 4.0. Kemarin, forum ini melakukan diskusi dengan tema ‘Winning The Future Today’. Diskusi ini melibatkan Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), serta sejumlah narasumbe dari Kementeran Perindustrian dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Paolo Maggi, Managing Director Tetra Pak Indonesia, mengatakan Industri 4.0 yang opuler dan dianggap sebagai ‘lompatan berikutnya dalam sejarah industri’ sangat terikat dengan semangat kami untuk mendorong bisnis pelaku industri makanan-minuman Indonesia di masa depan. Kami menyediakan solusi pemanfaatan teknologi digital seperti Artifcial Intelligence dalam dunia yang terkoneksi satu sama lain.
"Kami berkomitmen mengembangkan bisnis yang lebih berkelanjutan, supaya pelaku industri makanan-minuman dapat merasakan peningkatan produktivitas, efisiensi bisnis, dan praktik bisnis yang mengedepankan tanggung jawab lingkungan,” ujar Maggi.
Tantangan Industri
Adhi S Lukman, Ketua Umum GAPMMI, memaparkan data menarik soal industri makanan-minuman di Tanah Air. “Berdasarkan observasi GAPMMI, tren pertumbuhan industri makanan minuman hingga akhir tahun ini mencapai 8-9 persen, karena didorong oleh sejumlah faktor seperti pertumbuhan makro ekonomi Indonesia yang di atas 5 persen. Kemudian pertambahan penduduk yang setiap tahun diatas 4 juta, tren perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan, serta sebagian industri pangan besar mulai berbenah menuju penerapan industri 4.0 untuk meningkatkan daya saing di pasar global," ujarnya.
Namun, terdapat beberapa tantangan yang sebaiknya terus diawasi oleh pelaku industri saat beradaptasi dengan Industri 4.0. Seperti kapasitas SDM yang masih rendah kompetensinya, kurangnya penyedia teknologi, infrastruktur koneksi yang belum memadai di banyak area, keamanan data, rendahnya dana inovasi, serta belum memadainya regulasi pendukung.
Guna mempersiapkan dan mempercepat implementasi roadmap ‘Making Indonesia 4.0’, terdapat sejumlah solusi bisnis utama yang disediakan Tetra Pak Indonesia. Antara lain, layanan pemrosesan berbasis traceability, mulai dari bahan baku hingga produk akhir di tangan konsumen yang terintegrasi dengan lini produksi melalui Tetra Pak PlantMaster. Ini sebuah sistem kontrol total untuk memastikan adanya konsistensi hasil produksi dan terjaganya kualitas, serta keahlian perusahaan dalam memproses produk minuman, keju, yogurt, es krim, dan sebagainya.
Kedua, pengemasan, solusi Dynamic QR Code yang dapat menyesuaikan secara mudah setiap promosi dan pemasaran para pelaku industri makanan-minuman, tanpa harus mengganti QR Code yang dicetak dalam kemasan produk; dan terakhir Layanan Perbaikan dengan teknologi Microsoft HoloLens, guna menghubungkan tim ahli Tetra Pak global dengan teknisi lokal untuk menangani kerusakan mesin secara cepat dan akurat. Teknologi Microsoft HoloLens ini memungkinkan teknisi ahli Tetra Pak Global melakukan layanan perbaikan seperti kerusakan pada mesin pabrik secara virtual tanpa adanya kunjungan fisik di lokasi tertentu. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun demikian, tantangan ini bukan tak ada solusi. Teknologi dipercaya akan memperkuat industri makanan dan minuman dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPIDI 4.0 adalah sebuah lembaga pemerintah yang dibangun untuk membantu industri di Indonesia bertransformasi menuju industri 4.0.
Baca SelengkapnyaPerusahaan dituntut untuk bertransformasi secara digital, termasuk bidang manufaktur.
Baca SelengkapnyaProgram pembinaan tech startup yang konsisten dilakukan oleh Kemenperin diharapkan bisa membuka jalan bagi startup Indonesia.
Baca SelengkapnyaSubsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu yang produksi dalam negerinya melimpah.
Baca SelengkapnyaPameran ini menghadirkan solusi-solusi mutakhir yang akan menentukan standar baru industri dan menginspirasi keberhasilan-keberhasilan di masa depan.
Baca SelengkapnyaKontribusi sektor mamin terhadap PDB industri nonmigas sebesar 39,10 persen.
Baca SelengkapnyaMelalui TEMC, PT Semen Tonasa berhasil menghemat penggunaan energi hingga 4.899 Terajoule (TJ) atau setara dengan 167.228 ton batu bara.
Baca SelengkapnyaCapaian tersebut menegaskan ketangguhan industri nasional di tengah tantangan global.
Baca SelengkapnyaSebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia bisa menjadi market dalam digital economy
Baca SelengkapnyaDi sektor hulu, misalnya, pemanfaatan teknologi digital dilakukan pada alur bisnis sejak awal hingga akhir
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca Selengkapnya