Tiga badai matahari hantam Bumi, cahaya hijau muncul di mana-mana
Merdeka.com - Sekitar dini hari tadi, ilmuwan melaporkan Bumi sedang dihantam bukan hanya satu tetapi tiga badai matahari sekaligus. Ilmuwan pun langsung meresponnya dengan alarm peringatan. Apa yang akan terjadi?
Organisasi ilmuwan pemantau cuaca luar angkasa Amerika, SWPC, sekitar pukul 2 dini hari tadi (WIB), mengirimkan peringatan hantaman tiga badai matahari pada level 'G4' atau 'merusak, Daily Mail (23/06). Dengan status itu, badai matahari itu diprediksi akan merusak satelit yang kini mengorbit di atas Bumi.
Tidak hanya itu, SWPC menambahkan bila tiga badai matahari itu menimbulkan kemunculan cahaya hijau atau aurora di langit banyak negara. Aurora adalah cahaya berwarna hijau, merah, atau ungu yang muncul di langit akibat gesekan antara partikel listrik dari luar angkasa dengan 'mantel' magnet Bumi.
-
Mengapa badai matahari berdampak pada Bumi? Dampak Bagi Bumi Dikutip dari laman Space pada Senin (21/10), aktivitas Matahari memiliki dampak signifikan terhadap cuaca luar angkasa. Pengaruh ini dapat berimbas pada satelit serta astronaut yang berada di luar angkasa. Selain itu, kondisi ini juga dapat memengaruhi sistem komunikasi dan navigasi seperti radio dan GPS, serta jaringan listrik di Bumi.
-
Kapan badai matahari terjadi? Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menginformasikan bahwa pada 3 Oktober 2024, serangkaian badai matahari telah terjadi.
-
Apa yang menyebabkan badai matahari? Badai matahari ini mengeluarkan suar X9.05 yang memancarkan radiasi dengan energi tinggi.
-
Di mana badai matahari terjadi? Suar Matahari tersebut berasal dari kelompok bintik matahari AR3842.
-
Apa yang terjadi akibat badai matahari? Badai besar ini juga telah mencapai satelit Deep Space Climate Observatory dan Advanced Composition Explorer yang berada pada jarak 1,6 juta km dari Bumi, sekitar 15 hingga 30 menit sebelumnya.
-
Kapan badai matahari diperkirakan mencapai Bumi? Badai matahari ini dikenal sebagai lontaran massa korona (CME), diperkirakan akan mencapai Bumi pada hari ini atau dini hari besok.
Aurora biasanya hanya bisa disaksikan di kawasan kutub, tetapi, akibat besarnya badai matahari besar semalam, aurora bisa terlihat hingga kawasan Kanada, Amerika, hingga beberapa daerah Eropa.
Meskipun belum dilaporkan adanya insiden serius akibat badai matahari ini, tim ilmuwan SWPC mengatakan manusia perlu mewaspadai gangguan operasional pesawat terbang, suplai listrik, hingga komunikasi radio di beberapa bagian Bumi, terutama bagian utara.
Perlu diketahui, ketiga badai matahari itu dihempaskan dari sumber yang sama, yakni bintik hitam bernomor 12371. Badai matahari pertama muncul tanggal 18 Juni, sedangkan yang kedua 19 Juni, dan yang terakhir tanggal 21 Juni kemarin. Ketiganya lalu bersatu dan menghantam Bumi dini hari tadi.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Badai Matahari ekstrem yang melanda Bumi pada Jumat (10/5) disebut-sebut sebagai yang paling dahsyat dalam 20 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaBadai Matahari itu memicu pemadaman radio gelombang pendek di wilayah Afrika dan Eropa. Lalu, adakah dampak bagi manusia?
Baca SelengkapnyaCaption cuaca panas lucu bisa dijadikan sarana hiburan yang menyenangkan dan dibagikan di media sosial.
Baca SelengkapnyaCahaya indah berwarna-warni yang satu ini selalu mengundang rasa takjub.
Baca SelengkapnyaHujan badai yang dimaksud yaitu hujan disertai angin kencang serta kilat dan petir.
Baca SelengkapnyaAda ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaIndonesia yang merupakan negara khatulistiwa terbilang lebih minim terkena dampak.
Baca SelengkapnyaFenomena gerhana matahari total akan terjadi saat bulan Ramadan tahun ini, tepatnya pada 8 April 2024.
Baca SelengkapnyaHujan meteor 2023 akan terjadi pada 11 dan 12 Agustus.
Baca SelengkapnyaHari tanpa bayang yang terjadi tak akan memicu cuaca panas terik
Baca SelengkapnyaIntip fakta menarik dari cahaya misterius yang ada di langit utara ini!
Baca SelengkapnyaFenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
Baca Selengkapnya