Tiga ilmuwan ini dapat hadiah Nobel berkat penelitian tentang jam biologis tidur
Merdeka.com - Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran di tahun ini, telah diberikan kepada tiga orang ilmuwan yang menemukan gen yang mengendalikan ritme sirkadian. Ritme sirkadian sendiri adalah siklus alami yang menentukan jam biologis tubuh.
Dilansir dari The Verge, ketiganya adalah ilmuwan asal Amerika Serikat. Dua orang di antaranya adalah Michael Rosbash dan Jeffrey Hall, yang bekerja sama dalam penelitian yang dihelat di Brandeis University, yang akhirnya berhasil mengisolasi sebuah 'gen periode' yang merupakan kunci pengatur ritme sirkadian.
Gen ini mampu mengkodekan protein yang terbentuk pada malam hari, dan mampu menurunkan protein tersebut pada siang hari. Hal inilah yang mempengaruhi jam biologis kita, di mana malam hari akan mengantuk dan terjaga ketika matahari sedang muncul.
-
Bagaimana 3 ilmuwan ini memenangkan Nobel Prize? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Apa yang diujikan oleh 3 ilmuwan ini? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Siapa yang memenangkan Hadiah Nobel? Pada tahun-tahun awal Hadiah Nobel, sebagian besar penghargaan diberikan kepada ilmuwan individual seperti Albert Einstein atau Rutherford.
-
Siapa yang memenangkan Nobel Prize? Alain Aspect dari Université Paris-Saclay dari Perancis, John Clauser dari J.F. Clauser & Asosiasi di Amerika Serikat (AS), serta Anton Zeilinger dari University of Vienna dari Austria membuktikannya.
-
Apa saja bidang yang mendapatkan Hadiah Nobel? Setiap Oktober, sekelompok ilmuwan menerima telepon untuk diberitahu bahwa mereka memenangkan Hadiah Nobel di bidang fisiologi atau kedokteran, fisika, atau kimia.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang waktu? Ilmuwan kini telah menemukan bukti nyata adanya perjalanan waktu--meski dalam tingkat mikroskopis.
Selain dua ilmuwan tadi, ada satu orang lagi yang meneliti secara independen. Dia adalah Michael Young dari Rockefeller University. Dia menemukan sebuah gen yang ia sebut "gen abadi," yang menghasilkan protein yang diperlukan untuk menghentikan "gen periode" yang ditemukan dua ilmuwan sebelumnya.
Penemuan-penemuan dari ketiganya diterbitkan di era 80an silam.
Menurut komite pemberi hadiah Nobel, berkat penemuan mereka, kita bisa "mengintip ke dalam jam biologis kita." Hal ini sangat penting bagi umat manusia, pasalnya, ritme sirkadian sangat berkaitan dengan cara kerja metabolisme, siklus tidur, atau kondisi tertentu seperti jet lag.
Hal ini pun juga ada pada tanaman, di mana ritme sirkadian sangat berpengaruh pada tumbuh kembang tanaman.
Salah satu pernyataan paling terkenal dari salah satu pemenang yakni Rosbash, ia menyatakan bahwa "sistem sirkadian memiliki tentakel di mana-mana." Hal ini dijelaskan olehnya karena segala sesuatu di Bumi dipengaruhi oleh matahari, sehingga sitme sirkadian dimiliki dan berdetak di setiap jaringan dalam tubuh.
Sebelumnya, Nobel kedokteran yang berhadian 1,1 juta Dollar ini diberikan kepada Ilmuwan Yoshinori Ohsumi dengan penelitian soal sel yang memakan dirinya sendiri.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jam bilogis tubuh memiliki peran penting dalam kesehatan.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah pola tidur para ilmuwan dunia mulai dari Nikola Tesla hingga Albert Einstein.
Baca SelengkapnyaBeberapa penemuan besar, seperti pemetaan genom manusia, AI, dan pengobatan kanker, belum menerima Nobel Prize tetapi telah mengubah dunia ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap bahwa tidur ternyata juga bisa menjadi cara bagi otak kita untuk meprediksi masa depan.
Baca Selengkapnya