Tiga industri ini paling sering diserang virus selama tahun 2015
Merdeka.com - Menurut survei yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International, 1 dari 4 perusahaan penyedia jasa IT, telekomunikasi, dan keuangan mengalami penyerangan Distributed Denial of Service (DDoS) selama 12 bulan terakhir.
Namun, hanya 47 persen sektor keuangan yang mengakui bahwa mereka menjadi target utama penyerangan. Sementara perusahaan IT dan telekomunikasi berpikir bahwa mereka tidak berada pada posisi yang lebih berbahaya dibandingkan sektor lainnya. Hal ini tentunya akan membuat mereka lengah terhadap celah keamanan IT.
Hasil studi menunjukkan, secara keseluruhan, sepertiga perusahaan (36 persen) percaya bahwa mereka kemungkinan menjadi target dari serangan DDoS, sedikit lebih tinggi di sektor IT (40 persen) dan sektor telekomunikasi (38 persen).
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Dimana virus ada? Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis.
-
Apa saja penyebab perangkat terserang ransomware? Berikut beberapa penyebab umum perangkat terserang ransomware: Phishing Kelemahan Keamanan Software Akses Jarak Jauh yang Tidak Aman Lemahnya Penggunaan Password Kurangnya Kesadaran Keamanan Pekerja yang Melakukan Pekerja dari Rumah (WFH) Pengunduhan Drive-by Lemahnya Penggunaan Backup
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Siapa yang bisa diserang virus? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
Satu dari enam (16 persen) perusahaan yang di survei bahkan telah mengalami penyerangan, namun angka ini meningkat menjadi satu dari empat bagi perusahaan di sektor IT (21 persen), jasa keuangan (22 persen) dan sektor telekomunikasi (24 persen).
Serangan DDoS merupakan salah satu senjata utama dalam gudang persenjataan para penjahat siber yang digunakan untuk melakukan pemerasan, mengganggu sistem operasi atau merusak reputasi, serta untuk mengalihkan perhatian dari serangan siber lainnya yang dilakukan pada saat yang bersamaan. Hampir 75 persen sektor bisnis mengatakan bahwa serangan DDoS pada perusahaan mereka terjadi bersamaan dengan masalah keamanan lainnya.
Di sisi lainnya, studi ini juga menunjukkan bahwa masih banyak perusahaan yang kurang memiliki kesadaran akan DDoS serta tidak memahami cara untuk menghentikannya atau setidaknya meminimalisasi dampak yang ditimbulkannya.
Hanya 52 persen perusahaan merasa memiliki informasi yang cukup mengenai serangan DDoS dan hanya sekitar 53persen mengetahui cara untuk mencegah atau mengurangi serangan tersebut, lebih tinggi 61persen untuk bidang jasa keuangan dan telekomunikasi.
"Sebagaimana terungkapnya serangan DDoS terkini pada perusahaan telekomunikasi dan perbankan, terlihat jelas bahwa bisnis di bidang ini menjadi sasaran utama bagi para penyerang DDoS. Dalam beberapa kasus, serangan DDoS menjadi pengalih bagi tindak kriminal pencurian siber atau mengakibatkan tuntutan uang tebusan dalam jumlah besar. Itulah sebabnya untuk sektor yang dikategorikan rentan perlu lebih berwaspada dalam segi keamanan dan bersiap untuk menghadapi serangan DDoS. Tentunya mereka perlu membangun pemahaman terhadap ancaman tersebut serta memilih sistem proteksi yang terbaik untuk mengatasinya. Masa–masa di mana serangan DDoS merupakan operasional yang cukup membuat frustasi karena mengakibatkan downtime sudah lama berakhir," kata Evgeny Vigovsky, Kepala Perlindungan DDoS Kaspersky, Kaspersky Lab.
Dalam menghadapi serangan DDoS, Kaspersky DDoS Protection memungkinkan perusahaan untuk mengalihkan, secara sementara traffic melalui jalur alternatif, menjalankannya melalui sistem pembersih yang menyaring berkas junk, serta meneruskan lalu lintas yang sah sebagaimana mestinya.
Hal ini berarti, pengguna bisa menggunakan layanan atau situs dengan aman dan dapat diandalkan, bahkan ketika serangan yang kuat dan lama sedang berlangsung.
(mdk/lar)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaPelanggaran data dan ransomware merajalela, AI jadi senjata baru. Bagaimana Indonesia?
Baca SelengkapnyaBagi perusahaan, serangan siber akan berdampak terhadap operasional organisasi.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaFatalitas serangan siber tidak hanya mengancam pertahanan satu negara.
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaAtas serangan itu perusahaan membayar sebanyak USD4,4 juta atau Rp71,9 dalam bentuk bitcoin.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaUMKM perlu waspada serangan hacker, seiring UU PDP bakal diberlakukan.
Baca SelengkapnyaDalam catatan TB Hasanuddin, di kurun waktu lima tahun ini selalu mendapat laporan adanya serangan cyber.
Baca SelengkapnyaJumlah serangan siber ke Indonesia mencapai 13,2 miliar pada tahun 2022 lalu.
Baca Selengkapnya