Tragedi Mei 1998 dan internet
Merdeka.com - Bagi sebagian orang, khususnya yang mengalami langsung kejadian atau tragedi kerusuhan bulan Mei 1998, tentunya akan sulit melupakannya. Trus, apa hubungannya dengan internet?
Salah satu kasus besar di Indonesia yang terjadi pada Mei 1998 seakan menjadi sejarah kelam Tanah Air ini, karena sampai sekarang belum juga terusut secara tuntas, mulai dari siapa dalang sampai dengan berapa jumlah korban pastinya.
Tragedi yang kabarnya bermula dari terpuruknya ekonomi negara-negara di Asia-Pasifik, khususnya di Asia Tenggara, tentunya Indonesia ini memancing pergolakan dan protes serta demonstrasi.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
-
Apa laporan yang dirilis tentang internet? We Are Social pada Januari 2024 lalu telah merilis laporan terbarunya tentang adopsi internet di dunia. Laporan yang bertajuk Digital 2024 Global Overview Report itu salah satunya memotret kondisi negara-negara yang masih warganya belum terkoneksi internet.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Bagaimana cara cek fakta informasi itu? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
-
Di mana fakta ditemukan dalam berita? Kehadiran fakta dalam berita tidak hanya untuk membuktikan kebenaran suatu peristiwa, tetapi juga untuk membangun kepercayaan antara media dan audiensnya.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Di wilayah Indonesia sendiri, protes akan terpuruknya perekonomian ini dimulai dengan aksi turun ke jalan oleh mahasiswa. Dari aksi damai tersebut, tanpa disangka menjadi anarkis karena berujung pada kematian sejumlah mahasiswa yang lebih dikenal dengan nama Tragedi Trisakti. Dari tragedi tersebut kemudian merembet dan melahirkan kasus rasial.
Tentunya, walaupun saat itu internet sudah lahir, namun belum se-mainstream seperti sekarang ini. Akses dunia maya masih terbatas dan tidak banyak orang yang melek internet di tahun tersebut. Tentu saja, dikarenakan hal tersebut, banyak orang yang mencari informasi hanya melalui media cetak saja.
Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan internet, banyak bermunculan informasi-informasi mulai dari tulisan, foto dan video terkait kasus yang sampai sekarang ini belum juga 'murni' tuntas tersebut bermunculan.
Tidak sedikit informasi muncul di forum, blog pribadi, website atau juga di media, mengangkat topik Tragedi Mei 1998 itu.
Sayangnya, walaupun akhirnya banyak orang yang mengetahui akan sejarah kelam Indonesia itu, tidak sedikit yang justru menjadikan internet sebagai salah satu media atau sarana propaganda.
Ada yang menginformasikan berita hoax, ada yang mengunggah foto palsu yang aslinya didapat dari tempat lain atau bukan foto tragedi tersebut, sampai dengan hal-hal yang justru membuat masyarakat bingung untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah.
Propaganda melalui internet ini, dirasa sangat efektif karena mengingat banyak orang yang sudah melek teknologi dan memiliki perangkat yang memadai untuk mengaksesnya.
Tentu saja, muncul juga pro dan kontra atau perdebatan akan informasi-informasi yang muncul di internet. Ada yang membenarkan, ada yang menganggapnya hanyalah hoax atau bualan semata, ada pula yang hanya sebagai silent reader saja.
Akan tetapi, bukan berarti dalam hal ini semua pihak berhak menuding internet sebagai salah satu hal buruk dan penyebar berita hoax saja, karena walaupun hanya 1 persen, penyebaran berita yang benar tentunya juga dapat diperoleh melalui media maya ini.
Dan lagi, sekarang ini sudah banyak orang-orang yang sudah cerdas untuk menganalisis suatu peristiwa baik yang mereka dapat dari media cetak, mulut ke mulut atau juga internet.
Tentunya, mereka akan mengerti mana yang benar dan mana yang salah sebelum melakukan aksi, postingan berupa hujatan salah satunya.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ruang virtual ini menjadi satu-satunya tempat ‘aman’ membahas pergolakan politik Indonesia.
Baca SelengkapnyaBeredar video banjir di Aceh pada 18 November 2023 yang diklaim menyebabkan tumpukan mayat
Baca SelengkapnyaBeredar sebuah video di media sosial Facebook yang menyebut Gunung Tangkuban Perahu erupsi.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaCek Fakta: Amerika Cabut Internet di Indonesia per Tanggal 1 Desember 2023
Baca SelengkapnyaUnggahan pada akun Facebook yang memperlihatkan terjadinya kebakaran di atas pesisir Laut Nigeria.
Baca SelengkapnyaViral satu penumpang kereta cepat Whoosh mengalami penodongan di Stasiun Tegalluar, simak penelusurannya
Baca Selengkapnya"Pengkapan Palti Hutabarat memakai pasal tersebut jelas keliru. Saya harus mengoreksi kesalahan polisi ini," kata Henri
Baca SelengkapnyaFaktanya, pesawat itu milik maskapai Lion Air PK-LRU yang tergelincir di Bandara Morowali, pada 11 Mei 2023. Bukan di Karawang.
Baca SelengkapnyaKlaim penemuan kuburan massal dan tengkorak di Pondok Pesantren Al Zaytun adalah tidak benar alias hoaks.
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial TikTok sebuah video yang memberikan informasi terkait dampak erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan kondisi di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat hari ini aman.
Baca Selengkapnya