Transformasi OnePlus dari smartphone terjangkau hingga jadi super mahal

Merdeka.com - Tentu kita masih ingat dalam beberapa tahun lalu, OnePlus dipromosikan sebagai smartphone flagship atau papan atas, namun membanderol gadgetnya dengan harga murah meriah. Tidak adanya penjualan dengan iklan jor-joran, tidak ada retail, dan tak ada kampanye marketing tertentu, membuat OnePlus tidak usah diboyong dengan harga mahal-mahal.

OnePlus masih jadi primadona di tahun 2015 dan 2016 dengan rilisnya OnePlus 3 dan 3T. OnePlus bergeser jadi gawai yang sedikit kekinian di 2017 dengan rilisnya OnePlus 5 dan 5T yang mengusung layar hampir bezel-less dan juga dual kamera.

Perangkat OnePlus keluaran Mei 2018 silam, OnePlus 6, nampaknya sudah mendekati status mewah meski harganya masih di bawah 700 Dollar. Desain layar poni dan kamera yang mengusung bukaan lebar dan stabilisasi optik membuat OnePlus 6 nampaknya harus menanggalkan kesan murah.

Terlebih lagi, seperti pola perilisan OnePlus di tahun-tahun sebelumnya, OnePlus akan merilis OnePlus 6T.

Bisa dibilang, OnePlus adalah korban dari kesuksesannya sendiri. Setelah sukses menjual smartphone papan atas dengan harga murah. Popularitas OnePlus menggoda provider telekomunikasi AS dan Eropa untuk menggandengnya. Walhasil, dengan menggandeng provider, harga murah bukan lagi nilai yang ditonjolkan OnePlus.

Melansir Phone Arena, di negeri Paman Sam nanti OnePlus 6T akan diusung oleh T-Mobile. Di Inggris, OnePlus akan digandeng oleh O2, EE, dan Vodafone. OnePlus 6T nanti juga akan dijual di retail terkenal seperti Carphone Warehouse, John Lewis, dan DataSelect.

Melenggangnya OnePlus dari gadget yang dulu hanya bisa kita dapatkan di e-commerce jadi gadget yang dijual di retail, berimbas pada naiknya biaya produksi dan biaya pemasaran.

Sudah tidak mungkin lagi kita bisa mendapatkan smartphone papan atas dengan harga masuk akal. Justru, harga OnePlus 6T nantinya diprediksi akan jadi di atas 10 juta layaknya flagship kebanyakan. Namun hal ini nampaknya memang langkah yang distrategikan oleh OnePlus untuk memperkenalkan gawai mereka ke pasar yang lebih luas dan menjanjikan yakni pasar barat yang masih didominasi iPhone.