Tren serangan siber tahun 2018 semakin ganas
Merdeka.com - Alex Manea, CSO BlackBerry menyatakan di tahun 2018 akan menjadi moment terganas kejahatan siber. Bila pada tahun 2017 lalu, kejahatan siber marak, namun itu ternyata baru permulaan. Ia berharap seluruh perusahaan harus berhati-hati di tahun ini.
Pernyataannya itu berasal dari hasil diskusi bersama dengan stakeholdernya selama 12 bulan terakhir. Menurutnya, isu-isu mendasar yang menyebabkan mayoritas dari serangan dan pelanggaran siber baru-baru ini belum terselesaikan.
Departemen TI ditugaskan untuk mengelola jaringan yang semakin kompleks, mendukung jenis endpoint baru, dan melindungi data yang lebih sensitif. Sistem lawas masih merajalela di sebagian besar industri dan tidak bisa dengan mudah diperbaharui atau diganti.
-
Kapan serangan siber meningkat? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia. Dilansir dari Jurist, Senin (11/12), laporan tersebut menyatakan bahwa proporsi pemilu yang menjadi sasaran serangan siber ini telah meningkat, dari 10 persen pada tahun 2015 menjadi 26 persen pada tahun 2022.
-
Dimana serangan siber diprediksi meningkat? Dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap infrastruktur kritis telah meningkat, dengan penjahat siber yang menargetkan jaringan energi, infrastruktur kesehatan, dan bahkan sistem pemilihan umum.
-
Apa saja serangan siber yang paling sering terjadi? Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.
-
Kenapa serangan ransomware semakin meningkat? Laporan itu menyebutkan jenis serangan ransomware ini di mana penjahat siber secara aktif menyusup ke infrastruktur teknologi & informasi organisasi untuk menyebarkan ransomware, meningkat 2,75x year over year.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
“Sistem-sistem ini sering mengandung kerentanan perangkat lunak yang diketahui oleh publik dan dapat dimanfaatkan untuk menembus jaringan perusahaan,” kata Alex dalam keterangannya, Jumat (2/3).
Pada saat yang sama, dilanjutkannya, peretas menjadi semakin canggih dan memiliki lebih banyak insentif untuk melakukan serangan siber. Dari membangun ransomware atau memasang serangan DDoS dan menuntut pembayaran dalam bitcoin, untuk bekerja dengan kejahatan terorganisir dan bahkan pemerintah nasional, peretas jahat memiliki banyak cara untuk menguangkan keterampilan mereka dan untuk melindungi diri mereka sendiri.
“Pemerintah dan perusahaan mengakui ancaman baru ini dan menerapkan solusi keamanan modern, namun akan memakan waktu bertahun-tahun untuk menghentikan dan memperbaharui semua sistem,” ungkapnya.
2018 kembali menjadi salah satu tahun dimana kelemahan tersebut kembali menghantui. Lebih penting lagi, diperlukan perencanaan masa depan untuk menghadapi ancaman-ancaman baru yang ditimbulkan oleh Internet of Things (IoT), yang akan melebihi apa yang telah dialami dalam serangan siber hari ini.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaLaporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaFaktor keamanan data digital masih menjadi diskusi di ruang publik.
Baca SelengkapnyaNilainya sekitar USD8 triliun atau setara Rp123.846 triliun (kurs dolar AS: Rp15.480).
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengakui hacker global berhasrat menyerang Indonesia.
Baca SelengkapnyaBadan otoritas sudah sangat diwajibkan memperkuat sistem digital, dengan memanfaatkan next generation tools semacam AI.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaTak ada yang kebal terhadap kebocoran, karena mengetahui kekuatan informasi sebuah negara adalah sesuatu yang penting di era sekarang.
Baca SelengkapnyaPelanggaran data dan ransomware merajalela, AI jadi senjata baru. Bagaimana Indonesia?
Baca SelengkapnyaSebanyak 4.785.898 deteksi ancaman daring berhasil diblokir selama periode April hingga Juni tahun ini.
Baca Selengkapnya