Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Turunnya tarif interkoneksi tak selalu rugikan operator

Turunnya tarif interkoneksi tak selalu rugikan operator Analis ICT Ibrahim Kholilul Rohman. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah telah menetapkan penurunan tarif interkoneksi rata-rata sebesar 26 persen untuk 18 skema panggilan. Penetapan penurunan tarif interkoneksi itu, membuat kekhawatiran bagi operator selular kehilangan pendapatannya.

Namun menurut Analis ICT Ibrahim Kholilul Rohman beranggapan, penurunan tarif interkoneksi pada dasarnya tak serta merta merugikan operator selular. Bahkan dikatakannya, bisa menguntungkan dalam jangka panjang.

Anggapan Doktor lulusan Chalmers University of Technology ini, terjadi juga di negara-negara berkembang seperti Afrika Selatan, Namibia, bahkan negara maju seperti Eropa. Dia beralasan, pasar Indonesia itu elastis dan banyak pengguna yang masih sensitif soal harga, sehingga penurunan biaya akan mendorong pengunaan telepon.

"Ini berdasarkan penghitungan, kalau penurunan tarif 1 persen, bisa jadi ada kenaikan net usage sampai dengan 40 persen," ujarnya saat acara diskusi bersama awak media di kawasan SCBD, Jakarta, Senin (15/08).

Sementara, penurunan pendapatan biaya interkoneksi bakalan diimbangi juga dengan turunnya beban interkoneksi yang harus dibayarkan. Pasalnya, yang dibutuhkan untuk membayar beban interkoneksi akan lebih rendah. Operator pun tak perlu khawatir dengan penurunan tarif off-net.

"Kalau ada operator yang masih meributkan soal interkoneksi, bisa dibilang ketinggalan zaman. Namun, yang lebih penting adalah soal layanan," ujarnya.

Sejatinya, perhitungan biaya interkoneksi ditetapkan atas masukan dari para pemangku kepentingan dan konsultasi publik demi menyempurnakan regulasi tarif interkoneksi.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP