Uber dan pesaingnya di China sepakat 'merger'

Merdeka.com - Uber, perusahaan ride sharing dikabarkan melakukan merger perusahaan cabangnya, UberChina, dengan pesaing beratnya di Negeri Tirai Bambu, Didi ChuXing. Kesepakatan itu membuat nilai kedua perusahaan menjadi USD 35 miliar.

Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg dan Recode yang kemudian dibenarkan secara langsung oleh CEO Travis Kalanick melalui akun Facebook miliknya. Dilaporkan The Verge dan Fortune, Senin (01/08),

Selain merger dengan UberChina, Didi ChuXing juga menginvestasikan USD 1 miliar ke Uber. Sebagai ganti operasinya di China yang diambil alih oleh Didi, Uber bakal menerima 5,89 persen aset perusahaan hasil merger tersebut.

"Sebagai pengusaha, saya belajar bahwa menjadi sukses adalah tentang mendengarkan keinginan Anda serta mengikuti apa yang Anda inginkan," kata Kalanick dalam posting Facebook, yang beredar sebelum publikasi resmi.

Dilanjutkannya, Uber dan Didi ChuXing sudah berinvestasi miliaran dolar di China, namun kedua perusahaan belum menghasilkan keuntungan di sana. Oleh karena itu, merger UberChina dan Didi diharapkan bisa mendatangkan keuntungan yang dapat membangun bisnis ride-sharing secara berkelanjutan.

"Dengan mendapat keuntungan, bisnis ini bisa memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna, pengemudi dan kota di China dalam jangka panjang," terangnya.

Sekadar Informasi, Didi ChuXing merupakan rival terberat Uber di China. Boleh dikatakan jika Didi ChuXing lebih menguasai pasar China dibandingkan dengan Uber. Sehingga pasar di China merupakan pasar yang terberat bagi Uber.

Maklum, ketika resmi memulai debut layanan di China pada bulan Juli 2014, pasarnya sudah dikuasai oleh perusahaan lokal. Meskipun dikabarkan Uber terus 'membakar' uang lebih banyak di China, ternyata hal itu sama sekali tidak mampu menggoyahkan pasar Didi ChuXing di sana.

Sumber: The Verge (mdk/bbo)