Unicorn Indonesia paling banyak se-Asia Tenggara
Merdeka.com - Perusahaan rintisan digital saat ini memang tengah berkembang. Berlomba-lomba menjadi unicorn di kelasnya. Ini terjadi tak hanya di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. Sebagai contoh, untuk kawasan Asia Tenggara saja, jumlah perusahaan rintisan digital dengan valuasi lebih dari USD1 miliar sudah cukup banyak.
"Jumlahnya ada sekitar 6 unicorn. Tapi ada juga yang bilang 7 unicorn," kata Pendiri East Ventures sekaligus Managing Partner East Ventures, Wilson Cuaca ketika acara kerja sama antara Sinar Mas, East Ventures, dan Yahoo Jepang di Jakarta, Kamis (22/3).
Dilanjutkannya, dari jumlah unicorn tersebut, 4 di antaranya ada di Indonesia. 4 perusahaan rintisan digital itu di antaranya Tokopedia, Go-Jek, Traveloka, dan Bukalapak. Sisanya dari luar Indonesia.
-
Apa itu unicorn dalam dunia startup? Unicorn adalah istilah yang dipakai dalam industri modal ventura untuk menggambarkan perusahaan rintisan swasta dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
-
Bagaimana perusahaan startup mencapai status unicorn? Perusahaan yang mencapai nilai sebesar itu, tentu sangat jarang terjadi. Maka dari itu, menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn sudah mendapat pencapaian luar biasa.
-
Kenapa istilah unicorn digunakan untuk startup? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Menurut Wilson, banyaknya jumlah unicorn di Indonesia dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, membuktikan bahwa pasar negeri ini memang begitu besar. Secara tidak langsung berarti Indonesia merupakan 'lahan' penting untuk siapapun startup yang ingin menjadi unicorn.
"Kalau mau jadi unicorn harus masuk pasar Indonesia. Indonesia jadi lahan unicorn," ungkapnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa pertumbuhan pesat perusahaan rintisan digital khususnya di Indonesia, bukan lagi hanya dari sisi kuantitasnya saja. Melainkan pula, kualitas. Dengan kualitas itu, maka tidak bisa dimungkiri Indonesia punya kans untuk menambahkan jumlah unicorn baru. Terlebih, eksosistem startup sudah mulai terbangun.
"Dulu waktu Tokopedia, butuh sekitar 5 tahun lebih untuk menjadi unicorn. Go-Jek hanya butuh waktu kurang lebih 3 tahun. Ini artinya ekosistem saat ini sudah terbangun dan memungkin bisa lebih cepat muncul unicorn baru," terangnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam 5 tahun, posisi daya saing RI naik 11 Peringkat dari nomor 56 ke 45.
Baca SelengkapnyaJika dilihat secara global, Indonesia bahkan mengalahkan Jerman dalam jumlah startup.
Baca SelengkapnyaMelalui program Prakerja, pemerintah menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, menjangkau hingga 18 juta penerima manfaat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Startup Ranking, jumlah perusahaan rintisan di dunia per 10 Mei 2023 mencapai 144.688.
Baca SelengkapnyaDari angka 1 juta itu, terdapat 5 domain yang menjadi favorit masyarakat.
Baca SelengkapnyaHadirnya ekonomi digital tidak melulu demi pemasukan negara. Manfaat ini juga dirasakan masyarakat yang ingin mengubah nasib hidupnya menjadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaBagi para pebisnis kelas UMKM, digitalisasi membawa bisnis konvensionalnya naik level.
Baca SelengkapnyaIndonesia diproyeksikan menjadi pemimpin dalam adopsi artificial intelligence (AI) di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaDEFA bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital ASEAN hingga dua kali lipat, termasuk untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda 6 tantangan yang perlu diselesaikan agar ekonomi digital Indonesia tembus Rp9.732 triliun di tahun 2030.
Baca SelengkapnyaHingga kuartal III-2023, industri fintech di Indonesia mendominasi hingga sekitar 33 persen dari total pendanaan perusahaan fintech di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaSebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia bisa menjadi market dalam digital economy
Baca Selengkapnya