VC besar tidak diistimewakan di Amvesindo
Merdeka.com - Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) yang dideklarasikan 13 Mei lalu menarik perhatian. Selain seolah-olah menjadi pesaing Asosiasi Modal Ventura (Amvi) yang lebih dulu eksis, asosiasi ini juga menghimpun perusahaan modal ventura (PMV) konvensional, PMV teknologi, dan startup sekaligus.
Nah, terkait PMV teknologi, Amvesindo dibangun oleh 12 PMV teknologi yang memiliki banyak portofolio di startup Indonesia. Sebut saja Ideosurce, Alpha JWC Ventures, Convergence Ventures, CyberAgent Ventures, East Ventures, Fenox Venture Capital, Kejora Ventures, MDI Ventures, Skystar Capital, SMDV, Sovereign’s Capital, dan Venturra.
Sementara PMV konvensional pendiri adalah PT Astra Mitra Ventura, Ventura Giant Asia, Celebes Artha Ventura, Mandiri Capital Indonesia, dan Pertamina Dana Ventura. Sedangkan startup pendiri, yakni Pinjam dan Veryfund.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Mengapa Rivdo memulai bisnis ini? Awalnya, The Alchemist berdiri karena dorongan kondisi ketika pandemi melanda. Melihat pasar sparepart motor yang sangat luas, karena hampir semua orang punya motor, kami berusaha memanfaatkan peluang bisnis tersebut dengan menjual segala jenis baut dan mur sepeda motor dari segala jenis merk,“ katanya, mengutip laman Pemkot Tangerang.
-
Siapa pemilik PT Petrindo Jaya Kreasi? Selain itu, nama Prajogo Pangestu juga tercatat sebagai pemilik PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) yang merupakan perusahaan induk yang bergerak di sektor pertambangan mineral dan energi.
-
Kenapa Microsoft investasi di Indonesia? 'Generasi baru AI ini mengubah cara hidup dan bekerja setiap orang di mana pun, termasuk di Indonesia. Investasi yang kami umumkan hari ini mencakup infrastruktur digital, keterampilan, dan dukungan bagi para developer, sehingga membantu Indonesia untuk terus melaju di era baru ini,' ujar Satya Nadella, CEO Microsoft di Jakarta, Selasa (30/4).
-
Bagaimana Microsoft berinvestasi di Indonesia? Microsoft mengumumkan investasi sebesar USD 1,7 miliar atau selama empat tahun ke depan untuk memperkuat infrastruktur cloud dan AI di Indonesia. Langkah ini juga akan memberikan pelatihan keterampilan AI kepada 840.000 orang dan mendukung pengembangan komunitas lokal.
Pertanyaannya, bagaimana Amvesindo mengelola kepentingan berbeda dari PMV konvensional, PMV teknologi dan startup? Kemudian, apakah PMV teknologi akan lebih istimewa kedudukannya dari yang lain?
Jefri R Sirait tersenyum simpul dengan pertanyaan dari Merdeka.com tersebut. Dia menjawab, ujian kami sudah ada sejak proses pendirian asosiasi ini. Tapi berhasil dilewatinya sehingga asosiasi bisa dideklarasikan oleh 73 anggota.
"Pendirian ini sederhana, saya hanya ketok palu. Tidak ada yang keberatan dari yang hadir dari semua kelompok tertentu. Kami mulai dengan kekuatan sendiri, bukan dengan kekurangan. Saling isi dengan sinergi," ujarnya.
Jefri pun mengisahkan saat proses awal pendirian Amvesindo, yang mana keinginan masing-masing sudah berbeda. Contohnya, tuntutan PMV teknologi soal perpajakan. Kemudian startup juga soal pajak dan insentif, sedangkan startup financial technology (fintech) mengeluhkan soal lending yang diatur, seperti bank.
"Ini contoh perbedaan yang sudah ada. Tapi di balik itu, kami ada persamaan, yakni kami butuh satu ekosistem yang kondusif dan affordable. Tegang pasti, tapi rileks penting," katanya meyakinkan.
Soal keistimewaan PMV teknologi, Jefri menjamin tidak ada PMV yang diistimewakan di asosisasi, sebab sudah diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga atau AD/ART dalam hal hak dan kewajiban. Bahkan ada punishment bagi member yang tidak memenuhi kewajibannya.
Bahkan dalam proses pengambilan keputusan nanti, asosiasi memiliki mekanisme dengan mengandalkan hasil masukan dari komite-komite yang dibentuk di asosiasi. Bahkan komite-komite inilah yang menjadi roh asosiasi, sebab komite diisi oleh orang-orang yang kapabel di bidangnya masing-masing, termasuk para pakar, sehingga tidak ada kepentingan PMV tertentu yang menonjol.
"Asosiasi terdiri dari 7 pengurus intu, sehingga pasti dapat keputusan kalau terjadi voting, tapi kami juga mengedepankan musyawarah," tegasnya.
Edward Ismawan Chamdani, Bendahara Amvesindo, menambahkan semua PMV sama kedudukannya di asosiasi, tidak ada yang diistimewakan. "Saat pembahasan definisi UMKM antara PMV konvensional dan teknologi, misalnya, kami juga dengarkan dari PMV konvensional supaya mereka juga mendapat benefit dari situ," kata Edward.
Untuk diketahui, OJK lewat Peraturan No 35/2015 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura telah mengizinkan PMV hanya perlu dana kelolaan minimum Rp 1 miliar untuk mendanai UMKM atau startup. Sebelumnya dana kelola minimumnya Rp 25 miliar.
"Kami usulkan PMV berkontribusi Rp 1 miliar dan dana venturanya Rp 4 miliar, sehingga total dana kelolanya Rp 5 miliar. Ini baru bisa jalan untuk mendanai UMKM, yang disebut VC Micro," kata Edward yang berasal dari VC Ideosource.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
VinVentures berpotensi membawa perubahan signifikan dalam ekosistem startup teknologi di Vietnam dan kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaKategorisasi produk rokok elektrik ini juga semakin diperhatikan oleh pemerintah di tahun 2023 ini.
Baca SelengkapnyaRoadmap PMV diluncurkan untuk semakin mendorong dan mengembangkan sektor jasa keuangan.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan berjalannya waktu startup yang difasilitasi oleh Kominfo saat ini sudah semakin bervariasi.
Baca SelengkapnyaTelkomsel Ventures komitmen untuk berinvestasi di tiga jenis startup ini.
Baca SelengkapnyaTerdapat sekitar 700 merek franchise asing yang beroperasi di tanah air, jauh mengungguli jumlah franchise lokal yang hanya sekitar 130 merek.
Baca SelengkapnyaPembiayaan ini mengkombinasikan prinsip kredit bank konvensional dan investasi modal ventura untuk menarget startup teknologi Indonesia.
Baca SelengkapnyaAntler telah menginvestasikan dananya ke beberapa startup potensial di Indonesia, seperti Gapai, platform pekerjaan global untuk pekerja migran Indonesia.
Baca SelengkapnyaTujuh startup terpilih telah menampilkan inovasi digitalnya yang berkolaborasi dengan Telkomsel dan AppWorks.
Baca SelengkapnyaDanantara berbentuk superholding layaknya Temasek di Singapura.
Baca SelengkapnyaIndonesia berada di peringkat keenam global dengan sekitar 2.600 start-up yang tersebar di berbagai sektor, termasuk teknologi, kesehatan, dan pendidikan.
Baca Selengkapnya