[Video] Mengintip kehebohan 100 robot mungil berdansa di Jepang
Merdeka.com - Sebuah robot menari mungkin sudah sering dilihat oleh manusia. Lain halnya dengan acara di Jepang satu ini, tidak hanya satu, belasan, atau puluhan, melainkan 100 robot sekaligus menari bersama-sama.
Senin (20/01), seratus robot 'manusia' atau humanoid melakukan tarian bersama rutin di Tokyo. Robot-robot bernama 'Robi' itu adalah hasil karya insinyur Jepang, Profesor Tomotaka Takahashi, yang sudah dijual untuk umum sejak awal tahun 2014 kemarin.
Robi sendiri berukuran cukup mungil, yakni hanya 35 sentimeter saja, sementara bobotnya 1 kilogram. Salah satu kelebihan dari Robi adalah menari dan menunjukkan perasaan dengan merubah warna matanya.
-
Bagaimana robot tersenyum? Para peneliti di Universitas Tokyo menumbuhkan sel-sel kulit manusia dalam bentuk wajah dan menariknya menjadi seringai lebar, menggunakan ikatan seperti ligamen yang tertanam.
-
Siapa yang membuat robot bisa tersenyum? 'Meskipun hasilnya menakutkan, ini merupakan langkah penting menuju pembuatan robot yang lebih mirip kehidupan,' kata pemimpin peneliti Shoji Takeuchi.
-
Kenapa robot dibuat tersenyum? 'Meskipun hasilnya menakutkan, ini merupakan langkah penting menuju pembuatan robot yang lebih mirip kehidupan,' kata pemimpin peneliti Shoji Takeuchi.
-
Apa yang dibuat oleh ilmuwan Jepang? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa 'tersenyum'.
-
Apa yang dilakukan robot cantik itu? Seorang pengamen di China menyamar menjadi 'robot' yang membagikan brosur adalah seorang pemilik restoran hotpot.
-
Bagaimana robot itu mengendalikan gerakannya? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
Robot lucu ini juga dapat diajak berbicara dan mengerti 270 kata Jepang dan dapat dilatih untuk mengerti ratusan kosakata lain. Ketika pengguna memanggil Robi, maka kepalanya dapat berputar hingga 360 derajat untuk menemukan lokasi pengguna.
Saat dansa secara beramai-ramai kemarin pun, terlihat bila Robi bisa diperintah menggunakan suara. Bahkan, show 100 Robi selama 3 menitan itu terlihat sangat harmonis dan nyaris tanpa cela.
Apakah Anda tertarik untuk membelinya? Sebaiknya pikir dulu dua kali, meski sangat canggih dan lucu, harga satu Robi ini dipatok USD 1500 atau hampir Rp 19 juta.
Menurut Profesor Takahashi, harga itu sudah sangat murah mengingat dirinya sudah mendesain Robi agar bisa diproduksi masal dengan harga miring.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Robot ini bisa tersenyum percis seperti manusia karena ada jaringan kulit hidup yang ditempelkan.
Baca SelengkapnyaBerikut aksi robot terkecil di dunia bisa peragakan gaya apa saja.
Baca SelengkapnyaKendala ekspresi robot persis manusia masih menjadi teka-teki. Ilmuwan China mencoba memberikan solusi itu.
Baca SelengkapnyaJepang membuka babak baru kemajuan industri luar angkasa usai menguji coba mesin roket dengan bahan bakar yang tak terpikirkan sebelumnya, yakni kotoran sapi.
Baca SelengkapnyaSejauh ini gerak robot yang diciptakan masih berjalan tak alami. Ilmuwan ini sukses melakukan uji coba itu.
Baca SelengkapnyaRobot produksi perusahaan startup Jepang, Tsubame Industries ini memiliki tinggi 4,5 meter dan berat 3,5 ton.
Baca SelengkapnyaPemeran ini menampilkan robot-robot canggih dengan berbagai aplikasi yang dirancang untuk mempermudah kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaVideo robot humanoid di World Robot Conference Beijing menarik perhatian wargane, picu perdebatan apakah robot nyata atau hanya manusia.
Baca SelengkapnyaRobot-robot ini dilengkapi dengan program yang memungkinkan mereka merespons pertanyaan dengan jawaban yang tak terduga, bahkan mengocok perut.
Baca SelengkapnyaPotret Nobita dan teman-temannya jika tinggal di Indonesia ini viral, dibuat pakai AI.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah robot AI humanoid yang dapat melakukan tugas-tugas manusia.
Baca SelengkapnyaIni merupakan terobosan pertama dalam bidang biokomputasi.
Baca Selengkapnya