Virus iOS menyerang, ini ciri utama iPhone rentan terinfeksi
Merdeka.com - iPhone dalam bahaya, serangan virus iOS diklaim telah berhasil menyerang ratusan ribu iPhone di berbagai belahan dunia. Dan penyebab utamanya adalah 'jailbreak'.
Jailbreak sendiri adalah proses membuka akses penuh iPhone, iPad atau iPod Touch, sehingga pengguna bisa memegang semua kontrol dari semua gadget Apple tadi. 'Pembobolan' paksa iPhone ini pun disukai banyak pengguna karena bisa membuat mereka bisa menggunakan aplikasi berbayar dengan gratis hingga berganti-ganti tema dengan mudah.
Di sisi lain, jailbreak baru-baru ini dilaporkan membuat iPhone rentan terkena serangan gelombang baru virus (malware) iOS. Bahkan, serangan itu sukses menggondol 225.000 data penting terkait Apple ID.
-
Siapa yang memanfaatkan IMEI IPhone ilegal? Celah ini yang kemudian dimanfaatkan pedagang culas.
-
Apa yang dilakukan hacker di toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Bagaimana hacker mencuri uang? “Para penjahat mendapatkan akses dengan mengeksploitasi jaringan telekomunikasi dan mengkompromikan ID pengguna dan kata sandi yang valid,“ Profil perampok bank pertama kali di dunia tanpa darah sedikitpun.
-
Apa risiko beli iPhone 16 ilegal? Pembelian unit iPhone 16 ini dapat merugikan pembeli karena tidak adanya garansi resmi dari distributor lokal,' ungkap Febri dalam keterangan resminya pada Jumat (1/11). Hal ini berarti pembeli tidak akan mendapatkan perlindungan konsumen terkait layanan purna jual atau perbaikan resmi.
-
Bagaimana pengguna Android membeli iPhone? Pengguna Android yang membeli iPhone, yaitu sebanyak 10—15% dari semua pembeli iPhone dalam suatu kuartal, secara tidak mengherankan, banyak yang membeli iPhone lawas.
-
Bagaimana pengguna iPhone menghabiskan uang? Rata-rata, pengguna iPhone menghabiskan dua kali lipat lebih banyak, yakni sekitar USD117 per hari, sedangkan pengguna Android hanya menghabiskan USD62 per hari.
Akibatnya, banyak pengguna iPhone, terutama dari Amerika dan Inggris, melaporkan perangkat mereka tidak bisa di-unlock akibat virus iOS bernama "KeyRaider".
Celakanya, dari data terkait Apple ID yang berhasil dicuri tadi, hacker juga bisa mengambil alih iPhone, termasuk melakukan pembelian dari App Store tanpa sepengetahuan pengguna. Sangat berbahaya bukan?
Oleh karena itu, sebelum Apple menerbitkan patch perbaikan, pengguna disarankan untuk tidak melakukan jailbreak terhadap iPhone. Demi menghentikan langkah si malware KeyRaider.
Sumber: AppleInsider
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apple baru saja mengeluarkan Rapid Security Response. Artinya pengguna harus update software.
Baca SelengkapnyaPara penyerang menggunakan kampanye phishing dengan mengirimkan email dan teks yang dirancang seolah-olah dikirim oleh Apple.
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital tidak lepas dari ancaman serangan siber. Pengguna produk Apple juga tidak lepas dari ancaman ini.
Baca SelengkapnyaApple akhirnya memperbaiki kerentanan yang ada di fitur VoiceOver pada iOS 18.
Baca SelengkapnyaPolri akan melakukan shut down atau pemblokiran terhadap 191.000 handphone yang terdata menggunakan IMEI ilegal.
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaSeorang anak hendak berniat membayar tagihan pembelian iPhone Rp 50 ribu di minimarket.
Baca SelengkapnyaSebuah laporan menyatakan bahwa iPhone yang dimiliki oleh dua staf kampanye presiden AS telah berhasil diretas oleh peretas yang berasal dari Tiongkok.
Baca SelengkapnyaiPhone identik dengan harga mahal. Nah, berikut adalah komponen yang menyumbang mahalnya harga HP Apple ini,
Baca SelengkapnyaMudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaSeorang pakar di Keeper Security menyampaikan, setelah ponsel terhubung dengan colokan USB, peretas dapat mengakses gawai Anda.
Baca SelengkapnyaMaraknya pembobolan rekening saat ini membuat masyarakat harus lebih berhati-hati saat bertransaksi, baik transaksi debit maupun lewat mobile banking.
Baca Selengkapnya