Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Virus smartphone tak berbahaya, ini alasannya

Virus smartphone tak berbahaya, ini alasannya Malware. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Virus smartphone memang diakui oleh banyak pakar keamanan internet telah menyebar luas. Tetapi, virus-virus itu justru dikatakan tidak berbahaya. Bahkan, Verizon, sebagai salah satu raksasa telekomunikasi ikut menyatakan hal senada.

Dilansir oleh The Guardian (14/04), Verizon mengatakan bila kasus peretasan smartphone dengan tujuan pencurian data sangat jarang dilakukan. Penguasa kasus peretasan yang berujung pada pencurian data masih dipegang oleh PC.

"Laporan kami berisi ribuan kasus peretasan, dan selama bertahun-tahun, kasus peretasan yang menyerang smartphone jarang terjadi. Gadget mobile belum menjadi favorit para hacker," tulis Verizon dalam laporan mereka.

Kasus penyebaran virus di smartphone yang banyak menyerang masih berupa 'adware' atau virus yang menampilkan iklan tertentu saja. Virus jenis ini menurut Verizon bukan merupakan ancaman besar.

Infeksi virus berbahaya baru ditemukan pada sekitar 0,03 persen smartphone yang ada di seluruh dunia. Dari jumlah yang sangat sedikit itu, serangan yang terjadi juga bersifat temporer atau sementara. Empat dari lima virus berbahaya itu biasanya akan hilang dengan sendirinya kurang dari satu minggu.

Menariknya, Verizon mengungkapkan bila satu-satunya jenis smartphone yang pernah mengalami serangan virus atau peretasan adalah Android. iOS, Windows Phone, hingga BlackBerry masih jauh dari serangan virus mobile.

(mdk/bbo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penelitian Terbaru WHO Ungkap Bahwa Penggunaan Smartphone Bukanlah Penyebab Kanker Otak
Penelitian Terbaru WHO Ungkap Bahwa Penggunaan Smartphone Bukanlah Penyebab Kanker Otak

Selama ini, penggunaan smartphone kerap dianggap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian terbaru WHO ungkap dampaknya terhadap otak.

Baca Selengkapnya
Waspada! Banyak Aplikasi Berbahaya di Android yang Lolos Keamanan
Waspada! Banyak Aplikasi Berbahaya di Android yang Lolos Keamanan

Paling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.

Baca Selengkapnya
Bakteri vs Virus, Lebih Mematikan yang Mana?
Bakteri vs Virus, Lebih Mematikan yang Mana?

Meskipun hampir sama, namun bakteri dan virus ternyata memiliki beberapa perbedaan.

Baca Selengkapnya
Penelitian Terbaru ungkap HP Tidak Meningkatkan Risiko Kanker Otak
Penelitian Terbaru ungkap HP Tidak Meningkatkan Risiko Kanker Otak

enelitian terbaru yang ditinjau oleh WHO menunjukkan tidak ada bukti bahwa radiasi gelombang radio dari ponsel berhubungan dengan risiko kanker otak.

Baca Selengkapnya
Peneliti Ungkap Dampak Gigitan Nyamuk Wolbachia
Peneliti Ungkap Dampak Gigitan Nyamuk Wolbachia

Peneliti menegaskan, nyamuk wolbachia tidak berubah menjadi bionik atau transgenik.

Baca Selengkapnya
Peneliti UGM Bantah Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia
Peneliti UGM Bantah Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia

Nyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Baca Selengkapnya
Kemenkes: Nyamuk Wolbachia Tak Timbulkan Penyakit Baru
Kemenkes: Nyamuk Wolbachia Tak Timbulkan Penyakit Baru

Menurut Nadia, hasil penelitian menunjukkan bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Jawab Dugaan Kasus DBD Naik Akibat Penyebaran Nyamuk Wolbachia
Kemenkes Jawab Dugaan Kasus DBD Naik Akibat Penyebaran Nyamuk Wolbachia

Banyak yang menduga, kenaikan kasus DBD ini akibat penyebaran nyamuk mengandung wolbachia.

Baca Selengkapnya
Penerapan Sanksi Hukum di Ranah Siber Dianggap Belum Maksimal
Penerapan Sanksi Hukum di Ranah Siber Dianggap Belum Maksimal

Maraknya aksi peretasan dipicu belum maksimalnya penerapan hukum khususnya UU ITE.

Baca Selengkapnya