Virus smartphone tak berbahaya, ini alasannya
Merdeka.com - Virus smartphone memang diakui oleh banyak pakar keamanan internet telah menyebar luas. Tetapi, virus-virus itu justru dikatakan tidak berbahaya. Bahkan, Verizon, sebagai salah satu raksasa telekomunikasi ikut menyatakan hal senada.
Dilansir oleh The Guardian (14/04), Verizon mengatakan bila kasus peretasan smartphone dengan tujuan pencurian data sangat jarang dilakukan. Penguasa kasus peretasan yang berujung pada pencurian data masih dipegang oleh PC.
"Laporan kami berisi ribuan kasus peretasan, dan selama bertahun-tahun, kasus peretasan yang menyerang smartphone jarang terjadi. Gadget mobile belum menjadi favorit para hacker," tulis Verizon dalam laporan mereka.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
-
Mengapa orang khawatir soal smartphone? Selama bertahun-tahun, masyarakat khawatir bahwa gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone—jenis radiasi non-ionisasi—dapat memicu kanker otak.
-
Handphone apa yang dicuri? Sebanyak 58 unit handphone berbagai merek raib dibawa pelaku.
-
Apa saja penyebab perangkat terserang ransomware? Berikut beberapa penyebab umum perangkat terserang ransomware: Phishing Kelemahan Keamanan Software Akses Jarak Jauh yang Tidak Aman Lemahnya Penggunaan Password Kurangnya Kesadaran Keamanan Pekerja yang Melakukan Pekerja dari Rumah (WFH) Pengunduhan Drive-by Lemahnya Penggunaan Backup
-
Ransomware menginfeksi perangkat bagaimana? Ransomware bisa menyerang dengan berbagai metode untuk menginfeksi perangkat atau jaringan target. Biasanya yang paling banyak digunakan adalah email phishing dan rekayasa sosial lainnya.
Kasus penyebaran virus di smartphone yang banyak menyerang masih berupa 'adware' atau virus yang menampilkan iklan tertentu saja. Virus jenis ini menurut Verizon bukan merupakan ancaman besar.
Infeksi virus berbahaya baru ditemukan pada sekitar 0,03 persen smartphone yang ada di seluruh dunia. Dari jumlah yang sangat sedikit itu, serangan yang terjadi juga bersifat temporer atau sementara. Empat dari lima virus berbahaya itu biasanya akan hilang dengan sendirinya kurang dari satu minggu.
Menariknya, Verizon mengungkapkan bila satu-satunya jenis smartphone yang pernah mengalami serangan virus atau peretasan adalah Android. iOS, Windows Phone, hingga BlackBerry masih jauh dari serangan virus mobile.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama ini, penggunaan smartphone kerap dianggap bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian terbaru WHO ungkap dampaknya terhadap otak.
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaMeskipun hampir sama, namun bakteri dan virus ternyata memiliki beberapa perbedaan.
Baca Selengkapnyaenelitian terbaru yang ditinjau oleh WHO menunjukkan tidak ada bukti bahwa radiasi gelombang radio dari ponsel berhubungan dengan risiko kanker otak.
Baca SelengkapnyaPeneliti menegaskan, nyamuk wolbachia tidak berubah menjadi bionik atau transgenik.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaMenurut Nadia, hasil penelitian menunjukkan bakteri wolbachia tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaBanyak yang menduga, kenaikan kasus DBD ini akibat penyebaran nyamuk mengandung wolbachia.
Baca SelengkapnyaMaraknya aksi peretasan dipicu belum maksimalnya penerapan hukum khususnya UU ITE.
Baca Selengkapnya