Virus WannaCrypt bisa dicegah, tapi tak jamin 100 persen
Merdeka.com - Malware WannaCrypt saat ini tengah menjadi buah bibir lantaran berhasil menginfeksi sistem komputer di beberapa negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, virus ini telah mengacaukan sistem komputerisasi antrean RS Dharmais. Imbasnya, dikabarkan untuk sementara sistem antreannya menggunakan manual.
Persoalan itu pun lantas menjadi isu nasional. Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Semuel A. Pangerapan, menyebutkan, serangan ini disamakan dengan aksi teroris siber. Pasalnya, serangannya bersifat tersebar dan masif serta menyerang sumber daya penting.
"Maka serangan ini bisa dikategorikan teroris siber," jelasnya.
-
Bagaimana ransomware menginfeksi komputer? Ransomware dapat menyebar melalui beberapa cara, termasuk email phishing yang menipu pengguna untuk mengunduh lampiran berbahaya. Selain itu, lampiran yang terinfeksi dan situs web yang berbahaya juga menjadi saluran penyebaran yang umum.
-
Ransomware itu apa? Ransomware adalah salah satu jenis malicious software atau malware yang dapat menyebabkan penyebaran atau malah pemblokiran akses data milik korban.
-
Apa saja penyebab perangkat terserang ransomware? Berikut beberapa penyebab umum perangkat terserang ransomware: Phishing Kelemahan Keamanan Software Akses Jarak Jauh yang Tidak Aman Lemahnya Penggunaan Password Kurangnya Kesadaran Keamanan Pekerja yang Melakukan Pekerja dari Rumah (WFH) Pengunduhan Drive-by Lemahnya Penggunaan Backup
-
Kenapa ransomware berbahaya? Ransomware adalah jenis malware yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerugian signifikan pada perangkat komputer dan jaringan.
-
Ransomware menginfeksi perangkat bagaimana? Ransomware bisa menyerang dengan berbagai metode untuk menginfeksi perangkat atau jaringan target. Biasanya yang paling banyak digunakan adalah email phishing dan rekayasa sosial lainnya.
-
Kenapa ransomware menyerang pengguna? Pelaku kemudian meminta uang tebusan dalam jumlah tertentu agar korban bisa mendapatkan kembali data yang dienkripsi atau dikunci tersebut.
Lantas, apakah hal ini bisa terulang kembali? Pakar keamanan siber, Ruby Alamsyah mengatakan serangan semacam ini bisa saja kembali mengancam. Sebab, jenis ransomware yang menyerang berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Terlebih, penjahat siber menggunakan tools yang dikembangkan oleh Badan Keamanan Nasional AS atau NSA yang sempat bocor.
"Tools ini memiliki power full yang kemudian dimanfaatkan hacker secara masif dan otomatis. Ini merupakan serangan siber paling tinggi penyebarannya," ungkap Ruby kepada Merdeka.com melalui sambungan telepon, Rabu (17/5).
Kendati begitu, menurut alumni Universitas Gunadarma ini yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan pencegahan penyebaran dari virus yang kerap disebut WannaCry ini. Mengamankan sistem sebaik mungkin merupakan cara yang tepat, meskipun tak bisa 100 persen aman.
"Kita bisa lakukan mengoptimalkan pencegahan. Mengamankan sistem sebaik mungkin. Tapi gak ada yang bisa jamin 100 persen. Ini karena jenis ransomware kemarin adalah bener-benar jenis ransomware yang berbeda," jelas dia.
Ransomware adalah sebuah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau meng-encrypt semua file yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali.
Tahun ini sebuah jenis ransomware baru telah muncul dan diperkirakan bisa memakan banyak korban. Ransomware baru ini disebut Wannacry. Wannacry ransomware mengincar PC berbasis windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi SMB yang dijalankan di komputer tersebut.
(mdk/gni)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya diserang Ransomware
Baca SelengkapnyaSerangan ransomware adalah ancaman siber yang sangat serius. Namun, hal itu bisa dicegah dengan langkah-langkah yang tepat.
Baca SelengkapnyaSebagaimana diketahui, Microsoft Defender umumnya digunakan untuk individu sebagai pertahanan pribadi terhadap ancaman online.
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaBerikut data-data mengenai lonjakan serangan ransomware pada pelakuk bisnis.
Baca SelengkapnyaLembaga pemerintah pengguna PDSN 2 berangsur memulihkan sistem layanan yang terdampak.
Baca SelengkapnyaGangguan terjadi lantaran pihak harus mencocokkan validasi nomor paspor bagi WNA yang terdapat di layanan imigrasi.
Baca SelengkapnyaLaporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaAtas serangan itu perusahaan membayar sebanyak USD4,4 juta atau Rp71,9 dalam bentuk bitcoin.
Baca SelengkapnyaMeski layanan publik sudah berjalan normal, Hadi menegaskan, pemerintah bakal meningkatkan kemampuan PDNS mengantisipasi serangan ke depan.
Baca Selengkapnya