Walau terlihat sempoyongan, Smartfren masih berani unjuk gigi
Merdeka.com - Di awal berdirinya, PT Smartfren Telecom Tbk yang dulu bernama Mobile-8 Telecom begitu menjanjikan dengan menampilkan berbagai layanan dan metode penarifan yang atraktif dan inovatif.
Bahkan dapat dikatakan peak performa Smartfren adalah saat perusahaan telekomunikasi satu ini membebaskan tarif pembicaraan antarpelanggannya. Namun, dampak tarif murah tersebut baru terasa 10 tahun kemudian, saat operator CDMA mulai mengetatkan ikat pinggang dan terlihat mulai sempoyongan menghadapi persaingan dengan seluler GSM.
Kinerja yang tertekan yang dialami oleh Smartfren terlihat dari catatan kerugian dan stagnannya pertumbuhan.
-
Bagaimana ZTE meningkatkan efisiensi jaringan Smartfren? Teknologi komputasi RAN ZTE berbasis Native-AI mengintegrasikan komunikasi dan komputasi langsung di base station, sehingga memaksimalkan potensi infrastruktur jaringan.
-
Bagaimana kinerja Telkom di tahun 2023? Tahun 2023 menjadi tahun yang menantang bagi Telkom di tengah transformasi yang terus digerakkan. Alhamdulillah, Telkom mencatatkan kinerja cukup baik yang tentunya ini tidak lepas dari dukung karyawan dan seluruh stakeholder yang terlibat. Atas nama manajemen, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan para stakeholder kepada Telkom untuk terus memberikan kontribusi terbaik serta mampun tumbuh berkelanjutan,' jelas Ririek.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
-
Apa penyebab kerugian PT Timah di tahun 2023? Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Apa dampak dari Native-AI pada jaringan Smartfren? ZTE dan Smartfren telah berhasil menerapkan komersial komputasi RAN berbasis Native-AI, yang menghasilkan peningkatan pengalaman pengguna sebesar 15% dan peningkatan trafik jaringan sebesar 5%.
-
Bagaimana Telkom menangani krisis? 'Kami memastikan bahwa informasi yang disampaikan ke media adalah resmi dari perusahaan, di mana informasi yang disampaikan cepat, valid, dan jelas. Kami juga terbuka dengan komunikasi dua arah dari para stakeholder, khususnya media. Khusus untuk penanganan krisis, Telkom tidak hanya fokus pada strategi reaktif untuk menurunkan krisis tersebut namun juga proaktif terkait memastikan informasi dapat diperoleh dengan cepat oleh masyarakat dan reputasi perusahaan dapat segeradipulihkan melalui keterbukaan informasi,' jelas VP Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko.
Meredupnya pamor CDMA berdampak pada Smartfren meski operator tersebut masih sangat percaya diri dengan menelurkan sejumlah produk handset dan layanan inovatif. Kuatnya induk usahanya, Sinar Mas, disinyalir menjadi pemicu masih bertahannya Smartfren.
Smartfren Telecom meski berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 1,75 triliun hingga September 2013 atau naik 58 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,11 triliun namun masih mengalami kerugian.
Hingga kuartal kedua 2013 Smartfren mencatat pendapatan usaha Rp 1,13 triliun dengan rugi bersih Rp 830,8 miliar.
Penopang pendapatan dari Smartfren sejak tahun lalu masih dari layanan data dari bundling. Dengan semakin banyak program bundling handset tahun ini, trafik layanan data meningkat dua kali lipat. Sementara secara volume, jumlah bundling handset naik hingga 4 kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan total pelanggannya lebih dari 13 juta pengguna di mana 6,5 juta di antaranya pelanggan data. Perseroan menyiapkan belanja modal untuk operasional tahun ini sekitar USD 150 juta.
Tumbangnya jaringan pada Maret tahun ini memberikan noda tersendiri bagi Smartfren meskipun kemudian perseroan mengganti kerugian pelanggan. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri halo-halo sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah harus hadir dengan terobosan regulasi.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait rencana merger XL dan Smartfren.
Baca SelengkapnyaLesunya industri tekstil turut berimplikasi pada PHK karyawan di sejumlah perusahaan konfeksi. Namun, Sinergi ADV mampu bertahan.
Baca SelengkapnyaKenaikan peringkat tersebut mencerminkan perbaikan kebijakan keuangan hingga kemampuan produksi yang memadai.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.
Baca SelengkapnyaPersaingan internet lewat satelit nampaknya semakin memanas.
Baca SelengkapnyaAda banyak tugas menanti Menkominfo pilihan Presiden Prabowo, salah satunya di sektor telekomunikasi.
Baca SelengkapnyaAtas sejumlah persoalan tersebut, Faizal fokus melakukan transformasi bisnis di segala lini Pos Indonesia.
Baca SelengkapnyaDi tengah naiknya risiko ekonomi global, BNI mengambil langkah prudent dengan membangun likuiditas yang kuat.
Baca SelengkapnyaPengusaha ingin agar pemerintah melakukan kebijakan untuk menekan angka PHK.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca SelengkapnyaPemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.
Baca Selengkapnya