Warga AS 'ogah' pakai Google Glass
Merdeka.com - Sebuah survei baru saja dilakukan untuk menunjukkan ketertarikan warga Amerika Serikat terhadap perangkat Google Glass dan hasilnya adalah sedikit warga Amerika Serikat yang ingin memiliki perangkat tersebut.
Dilansir Softpedia (15/5), survei yang dilakukan BiTE interactive terhadap 1.000 warga Amerika Serikat mengungkapkan jika hanya 10 persen dari koresponden yang berminat memakai dan memiliki perangkat Google Glass.
Berdasarkan survei tersebut juga diketahui jika 45 persen koresponden menyatakan 'ogah' memakai Google Glass karena menganggap perangkat buatan Google ini aneh dan mereka akan terlihat jelek jika menggunakan perangkat tersebut.
-
Bagaimana survei ini dilakukan? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Bagaimana cara survei dilakukan? Survei dilakukan dengan wawancara responden menggunakan telepon pada 23-24 Desember 2023.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Bagaimana metode survei Litbang Kompas? Survei dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Metode penelitian yaitu dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Sementara tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian +-2,65 persen.
-
Siapa yang mengembangkan Google Glass? Google adalah salah satu perusahaan teknologi yang terkenal dengan produk kacamata pintar pertamanya yang dikenal sebagai Google Glass.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
44 persen koresponden menyatakan ingin mencoba aplikasi yang ada di perangkat tersebut seperti kamera untuk mengambil foto dan merekam video maupun perintah suara serta voice call.
Lansiran tersebut juga menyatakan bahwa faktor yang membuat banyak warga Amerika Serikat tidak ingin memakai dan memiliki perangkat ini adalah harga dan ekslusivitas dari Google Glass sendiri.
Memang, Google Glass Explorer Edition yang telah beredar hanya di kalangan pengembang saat ini masih dipatok dengan harga yang sangat tinggi yaitu seharga USD 1.500 atau sekitar Rp 14,6 juta.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kacamata pintar dapat memiliki berbagai fungsi dan fitur, tergantung pada merek dan modelnya.
Baca SelengkapnyaMeta mengungkap kacamata AR baru bernama Orion yang dikendalikan oleh otak. Teknologi ini berpotensi menggantikan smartphone dan TV.
Baca SelengkapnyaStudi Pew juga menemukan bahwa konsumen berita reguler di Nextdoor, Facebook, Instagram, dan TikTok lebih cenderung adalah perempuan.
Baca SelengkapnyaData terbaru menunjukkan 45 persen dari Generasi Z kini lebih suka menggunakan media sosial untuk pencarian daripada Google.
Baca SelengkapnyaNamun apakah manusia siap menghadapi dunia baru yang penuh tantangan ini?
Baca SelengkapnyaZuckerberg memperkenalkan prototipe kacamata pintar holografik, Orion, yang memungkinkan pengguna melihat objek digital yang dilapisi dunia nyata.
Baca SelengkapnyaBahkan, TikTok mulai menempati posisi teratas hampir setiap hari pada bulan Agustus. Sementara Google memegang posisi pertama hanya beberapa hari saja.
Baca SelengkapnyaTeknologi makin berkembang pesat, ada banyak peralihan yang akan terjadi. Terutama barang yang kerap digunakan manusia saat ini.
Baca SelengkapnyaMeta memperkenalkan kacamata AR Orion yang ringan dan tanpa kabel, menantang Apple Vision Pro dalam perlombaan menuju masa depan augmented reality.
Baca SelengkapnyaBahkan hanya karena persoalan memakai iPhone dan Android membuat bubar kencan pertama dengan calon pasangan.
Baca SelengkapnyaAhli menyebut ada potensi indoktrinisasi dari China yang terjadi di konten-konten TikTok.
Baca Selengkapnya