Waspada, ada aplikasi rekam layar smartphone
Merdeka.com - Para peneliti dari Northeastern University tidak menemukan bukti terkait smartphone yang bisa merekam aktivitas pengguna demi iklan tertarget (targeted ads).
Sebelumnya hal ini ramai dibicarakan gara-gara Facebook mendaftarkan paten sebuah sistem yang secara rahasia bisa mengaktifkan mikrofon di smartphone penggunanya.
Jika menerapkan sistem ini, pihak Facebook bisa menguping apa saja aktivitas penggunanya, misalnya iklan apa yang ditontonnya.
-
Kenapa hacker bisa rekam pengguna melalui kamera? Penjahat dunia maya kini dapat dengan mudah meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
-
Apa yang bisa dilakukan hacker dengan akses kamera? Memang, kata NordVPN, relatif mudah untuk mengetahui apakah kamera pengguna aktif. Sebagian besar perangkat iPhone dan Android menampilkan ikon hijau yang menandakan kamera Anda aktif di kanan atas layar, sedangkan laptop cenderung memiliki lampu indikator.
-
Bagaimana cara hacker mengakses kamera? Dilaporkan DailyStar, Rabu (12/7), di sinilah kamera pengguna dapat digunakan untuk memata-matai, mengambil foto atau video, dan bahkan menggunakan materi yang dikumpulkan untuk memeras korbannya.
-
Bagaimana WHO meneliti smartphone? Penelitian sistematis terbaru ini menggunakan data yang jauh lebih besar dan komprehensif dibandingkan dengan yang dianalisis oleh IARC pada tahun 2011.
-
Siapa yang bisa jadi target peretasan kamera? Menurut perusahaan keamanan NordVPN peretasan kamera kini menjadi salah satu kejahatan dunia maya yang paling umum.
-
Apa saja jenis aplikasi penipuan? Penipuan dapat menyebabkan kerugian finansial, pencurian identitas, dan penyusupan informasi sensitif.
Meskipun tak menemukan bukti yang kuat, para peneliti menyebut ada kemungkinan pengembang aplikasi bisa melihat segala aktivitas yang dilakukan oleh pengguna dengan merekam (screenshot) layar smartphone.
Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Kamis (5/7), para peneliti menguji 17.260 aplikasi untuk mengetahui hal tersebut. Hasilnya, lebih dari 9.000 aplikasi ternyata memiliki izin untuk mengakses kamera dan mikrofon.
Oleh karenanya, pengembang aplikasi kemungkinan besar bisa mendengar apa yang dikatakan pemiliknya saat bicara dengan orang lain, termasuk tentang merek kesukaannya.
Gizmodo melaporkan, para peneliti menggunakan 10 smartphone Android dan menjalankan program otomatis yang terhubung dengan masing-masing aplikasi. Kemudian mereka menganalisis trafik data yang diambil oleh pengembang dari smartphone melalui aplikasi tertentu.
Hasilnya, aplikasi tidak bisa melakukan apa yang dilakukan manusia, misalnya membuat username dan password untuk masuk ke sebuah aplikasi. Para peneliti juga melihat tipe file apa saja yang dikirim, terutama saat file dikirimkan ke pihak lain.
Dengan cara ini, para peneliti melihat ada sejumlah rekaman screenshot dan video terkait aktivitas pengguna yang dikirim ke domain pihak ketiga.
Misalnya, salah satu smartphone menginstal aplikasi GoPuff, sebuah aplikasi pemesanan dan pengiriman junk food, kemudian merekam aktivitas penggunanya.
Rekaman itu kemudian dikirim ke domain yang berafiliasi dengan Appsee, sebuah perusahaan analisis seluler.
Sekadar diketahui, dalam rekaman screenshot tersebut, terdapat alamat tempat si pemesan serta informasi pribadinya.
Pada laman Appsee, dengan bangganya disebutkan mereka memiliki kemampuan untuk merekam apa yang dilakukan pengguna di smartphone masing-masing. Sayangnya menurut peneliti, pengguna tidak menyadari kalau aktivitasnya di smartphone telah direkam oleh sejumlah aplikasi.
Salah satu anggota tim peneliti David Choffnes pun mengatakan, dirinya tidak melihat ada bukti bahwa mikrofon smartphone mampu mengetahui obrolan penggunanya secara diam-diam.
"Apa yang tidak dipahami, ternyata banyak yang melacak kehidupan sehari-hari pengguna. Tidak butuh kamera smartphone atau mikrofon," katanya.
Sumber: Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini letak temuan baru di HP yang membuat ahli terkejut.
Baca SelengkapnyaMudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaLebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca SelengkapnyaBocoran dokumen dari mitra pemasaran Facebook menunjukkan teknologi eavesdropping yang mendengarkan percakapan pengguna untuk menargetkan iklan.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar aplikasi yang jangan pernah diinstal pengguna HP.
Baca SelengkapnyaiPhone memiliki fitur merekam wajah penggunanya setiap beberapa detik sekali. Berikut penjelasannya.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaBerikut 3 izin yang bisa membahayakan malware masuk ke Android.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaPolri akan melakukan shut down atau pemblokiran terhadap 191.000 handphone yang terdata menggunakan IMEI ilegal.
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus tersebut berawal adanya aduan dari Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Eletronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin.
Baca Selengkapnya