Waspadai 5 hal ini agar tak jadi korban kejahatan sosial media!
Merdeka.com - Perkembangan media sosial di Indonesia sangat begitu cepat. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet. Menariknya, berdasarkan data dari Global Web Index, hampir semua media sosial dimiliki oleh pengguna internet di negeri ini. Tak terkecuali bagi remaja yang baru usia 13-15 tahun. Penggunaan media sosial ini seperti dua mata pisau. Bisa menguntungkan dengan beragam informasi dan juga sebaliknya.
Terkadang, pengguna internet dengan rentang usia itu, terlalu blak-blakan memberikan informasi mengenai diri sendiri. Masih polos dan belum tahu aturan-aturan bergaul di ranah media sosial.
-
Apa tren teknologi yang paling berpengaruh pada pergaulan remaja? Selain itu, teknologi berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas. Akses internet dan televisi yang kurang diawasi memicu remaja untuk melakukan hal yang tidak baik.
-
Kenapa anak mudah kecanduan media sosial? Anak-anak cenderung lebih mudah terjebak dalam kecanduan media sosial karena otak mereka sangat responsif terhadap kenyamanan yang ditimbulkan oleh dopamin.
-
Kenapa media sosial bisa mengganggu kesehatan mental remaja? 'Media sosial dapat mengubah cara remaja berteman dan menjalin hubungan, serta memengaruhi kesehatan mental mereka,' ungkap sebuah penelitian.
-
Apa saja bahaya media sosial untuk anak? Belum lagi prevalensi cyberbullying, diskriminasi, ujaran kebencian, dan postingan yang mempromosikan tindakan menyakiti diri sendiri yang dapat berinteraksi secara teratur dengan remaja, menurut APA.
-
Bagaimana cara internet memengaruhi otak remaja? Penelitian ini mengulas 12 artikel yang melakukan studi neuroimaging pada total 237 partisipan untuk mengkaji perubahan dalam konektivitas antara jaringan otak terkait kecanduan internet. Partisipan penelitian berusia antara 10 hingga 19 tahun dan didiagnosis dengan kecanduan internet antara tahun 2013 dan 2023. Hasil ulasan menunjukkan bahwa remaja dengan kecanduan internet memiliki gangguan signifikan pada daerah otak yang bertanggung jawab atas aktivitas kontrol eksekutif seperti perhatian, perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls, dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang tidak mengalami kecanduan internet.
-
Apa dampak internet pada otak remaja? Kecanduan internet di kalangan remaja dapat menyebabkan perubahan signifikan pada otak mereka, demikian temuan terbaru dari sebuah studi yang dipublikasikan di Plus Mental Health. Dilansir dari Medical Daily, penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mengalami kecanduan internet memiliki gangguan signifikan dalam jaringan otak yang kritis, memengaruhi kemampuan pengambilan keputusan, perhatian, ingatan, koordinasi, dan kesehatan mental.
Oleh sebab itu, banyak kasus terjadi yang bermula dari media sosial, mulai dari pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, pencemaran nama baik, penghinaan, dan lain sebagainya. Nah, kehidupan di media sosial dengan kehidupan nyata, tak ada yang berbeda, tetap wasapada terhadap semua orang menjadi kuncinya.
Dilansir dari buku 17 Rumus Keren Berinternet, berikut lima hal yang mendasar dan perlu diketahui saat bergaul di media sosial:
1. Pasang profil diri secukupnya
Memasang profil diri secukupnya saja, tidak per terlalu lengkap seperti alamat rumah/sekolah, nomor telepon, dan sebagainya. Karena hal itu rentan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak memiliki niat baik.
2. Waspada saat pertemuan face to face
Sebaiknya tetap mewaspadai ketika akan mengadakan pertemuan offline dengan seseorang yang baru pertama kali dikenal lewat internet. Kalaupun memang harus bertemu, ajak beberapa teman atau anggota keluarga yang lebih dewasa untuk menemani dan lakukan pertemuan di tempat publik yang ramai.
3. Pasang foto profil yang pantas
Perhatikan pula foto-foto yang dipasang. Jangan memajang foto yang kurang pantas, karena hal itu berpotensi disalahgunakan oleh orang lain sehingga berdampak merugikan diri sendiri.
4. Lebih selektif menerima pertemanan
Misalnya di Facebook, ketika akan melakukan penerimaan teman atau mengajak pertemanan, alangkah baiknya melihat mutual friend dari orang yang mengajak pertemenan. Semakin banyak teman yang kenal dengan dia, tentu akan relative aman untuk berkenalan dengan orang tersebut.
5. Sebelum posting status, pikirkan lagi!
Apa yang ditulis di situs jejaring sosial akan dibaca banyak orang dan tersebar luas. Dampaknya bisa merugikan diri sendiri atau pihak lain. Sangat memungkinkan berujung pada tuntutan hukum. Jadi, think before posting!
Sosial media © Merdeka.com (mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO memperingatkan adanya efek buruk dari penggunaan media sosial.
Baca SelengkapnyaPenggunaan media sosial secara teratur dapat mengubah perkembangan otak anak-anak secara berbahaya, bahkan anak-anak di usia 13 tahun.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaData dari BNN, BRIN, NPS di 2021, membuktikan penggunaan narkoba relatif meningkat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Baca SelengkapnyaRemaja adalah aset bangsa yang seharusnya dibina dan diarahkan menuju masa depan yang cerah.
Baca SelengkapnyaSeluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Baca SelengkapnyaPenangkapan para remaja tersebut dilakukan setelah polisi melakukan patroli siber.
Baca SelengkapnyaTerlebih bukan lagi cuma bully secara verbal, namun sudah mengarah ke tindakan kriminal.
Baca SelengkapnyaPolisi telah meringkus empat dari total tujuh pelaku. Sisanya, tiga orang masih dalam perburuan.
Baca SelengkapnyaSejumlah masalah kesehatan rentan dialami oleh remaja karena perubahan yang dilaluionya.
Baca Selengkapnya