WhatsApp dibeli Facebook, pengguna mengancam pergi
Merdeka.com - WhatsApp terancam ditinggal pergi banyak penggunanya setelah instant messenger ini resmi diakuisisi Facebook kemarin.
Seperti dilansir Softpedia (20/1), banyaknya ancaman dari pengguna yang akan meninggalkan WhatsApp ini dikarenakan mereka khawatir jika WhatsApp akan berubah format setelah diakuisisi Facebook.
Kebanyakan pengguna takut jika akuisisi Facebook terhadap WhatsApp akan membuat instan messenger paling besar di dunia ini berganti wajah dan tidak lagi sederhana seperti saat ini.
-
Kenapa teknologi ini dianggap menjaga privasi? Algoritma yang digunakan hanya mampu untuk mendeteksi posisi tubuh seseorang, bukan memperlihatkan wajah, atau bahkan penampilan seseorang. Sehingga, adanya teknologi ini menawarkan cara baru untuk menjalankan sistem pengawasan namun tetap mempertahankan anonimitas atau privasi seseorang.
-
Mengapa penting menjaga privasi saat berbagi foto di media sosial? Dengan semakin seringnya insiden pelanggaran data serta ancaman siber, penting untuk menjaga privasi saat membagikan foto.
-
Mengapa orang khawatir soal smartphone? Selama bertahun-tahun, masyarakat khawatir bahwa gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone—jenis radiasi non-ionisasi—dapat memicu kanker otak.
-
Bagaimana WhatsApp memastikan keamanan di HP baru? Meta, pemilik WhatsApp, ingin memastikan bahwa aplikasi WhatsApp berfungsi dengan baik dan menerima pembaruan terbaru serta keamanan yang lebih tangguh.
-
Kenapa orang ingin menyembunyikan status online WA? Meskipun memiliki manfaat dalam memberikan informasi kepada orang lain, banyak pengguna yang lebih memilih untuk menyembunyikan status online mereka. Alasannya beragam, mulai dari ingin menjaga privasi hingga menghindari gangguan saat-saat tertentu.
-
Kenapa orang lupa kata sandi Facebook? Salah satu alasan umum mengapa pengguna lupa kata sandi Facebook adalah karena jarang menggunakannya atau sering mengganti tanpa mencatatnya.
Para pengguna ini berujar jika dengan akuisisi ini kemungkinan besar WhatsApp bakal kedatangan iklan. Selain itu pengguna WhatsApp juga khawatir jika pihak Facebook bakal menyerahkan script percakapan mereka yang menyangkut data pribadi ke NSA, seperti yang sudah terjadi di jejaring sosial Facebook.
Namun, dua hal tersebut sudah disanggah oleh pihak Facebook dan juga CEO WhatsApp, Jam Koum . Baik Mark Zuckerberg ataupun Jam Koum sama-sama menyatakan jika tidak akan ada perubahan dari format WhatsApp setelah proses akuisisi ini.
Bahkan Koum juga menambahkan bahwa walaupun sudah diakuisisi Facebook, namun WhatsApp tetap akan beroperasi normal seperti biasanya. Biaya yang ditetapkan untuk layanannya, kantor WhatsApp sampai dengan fitur-fitur di dalamnya akan tetap sama seperti sebelum diakuisisi oleh situs jejaring besutan Mark Zuckerberg itu.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WhatsApp selalu berusaha untuk meningkatkan keamanan bagi para penggunanya.
Baca SelengkapnyaWhatsApp menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna memberi like pada status, mirip dengan Instagram.
Baca SelengkapnyaBerikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengaku sudah meminta penjelasan kepada manajemen Tokopedia.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaMartin mengingatkan, jangan sampai ada dominasi pasar di berbagai sektor bisnis dikuasai oleh satu konglomerasi.
Baca SelengkapnyaPenghapusan ini dilakukan di China. Pemerintah negara itu meminta Apple "memblokir" dua aplikasi tersebut di App Store-nya.
Baca SelengkapnyaBahkan hanya karena persoalan memakai iPhone dan Android membuat bubar kencan pertama dengan calon pasangan.
Baca SelengkapnyaPenipuan dengan modus File APK masih terus mengintai masyarakat Indonesia. Masyarakat diminta waspada saat menerima pesan WhatsApp atau SMS dari orang lain.
Baca SelengkapnyaNegara-negara ini bahkan menolak kehadiran TikTok di wilayahnya. TikTok dianggap mengancam kedaulatan.
Baca SelengkapnyaPenyebabnya adalah Google. Google ingin pengguna WA berbayar saat menggunakan cloud.
Baca Selengkapnya