WhatsApp mulai dicemari malware
Merdeka.com - Tidak ada sisi aman apabila sudah terhubung dengan internet, baik itu sebuah website atau juga perangkat yang terhubung. Hal itu dibuktikan dengan munculnya malware untuk WhatsApp yang dioperasikan melalui PC.
Para pakar di Kaspersky Lab berhasil identifikasi malware baru yang menyasar para pengguna aplikasi pengiriman pesan WhatsApp. Malware yang berbalut iklan dan akan muncul dalam waktu-waktu tertentu secara random ketika aplikasi tersebut dioperasikan itu bernama Baixar Agora.
Dikutip dari The Hacker News (24/01), seketika pengguna WhatsApp meng-klik link yang muncul maka malware itu akan secara cepat mengunduh banyak malware lain dari server di Brazil.
-
Bagaimana modus penipuan WhatsApp bekerja? 'Setelah itu kita akan ditawarkan untuk seolah-olah membeli kumpulan tugas lain yg lebih besar pembayarannya dan ternyata pada saat tugas akan selesai, kita tidak bisa menyelesaikan dengan berbagai alasan dan kita akan diminta lagi untuk melakukan topup supaya misi bisa terselesaikan. Padahal bisa saja setelah beberapa kali menerima topup dari kita mereka langsung menghilang dan mengganti nomor,' jelas Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC)
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
-
Bagaimana malware ini bisa menyamar di Android? Lewat metode bernama kompresi APK, APK akan disamarkan menjadi file yang bisa dipakai untuk menginstal dan mendistribusikan aplikasi berbahaya di ekosistem Android.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
Bagaimana cara menyembunyikan status online di WhatsApp? Buka Aplikasi WhatsAppKlik tiga titik di pojok kanan atas untuk tampilan opsi pengaturanPilih ‘Settings’ atau ‘Pengaturan’Lalu klik ‘Privacy’ atau ‘Privasi’Klik ‘Last Seen and Online’ atau ‘Terakhir Dilihat dan Online’Selanjutnya, pilih ‘Nobody’ atau ‘Tidak Seorangpun’ dan ‘Same as Last Seen’ atau ‘Sama seperti Terakhir Dilihat’Status online dan terakhir dilihat sudah berhasil disembunyikan.
Oleh karenanya, disarankan tidak terpancing untuk meng-klik iklan yang muncul di WhatsApp atau juga tawaran untuk mengunduh aplikasi lainnya. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaPastikan Anda tidak mengirimkan data pribadi dengan sembarangan, karena ini bisa dipergunakan untuk membobol rekening Anda.
Baca SelengkapnyaPenipu biasanya akan meminta informasi pribadi atau transfer dana dengan dalih verifikasi
Baca SelengkapnyaPenipuan WA kini makin menyeramkan. Berikut deretannya.
Baca SelengkapnyaHati-Hati Modus Penipuan File Apk ‘Surat Panggilan Polda Metro Jaya’
Baca SelengkapnyaJika Anda menerima pesan yang mencurigakan lebih baik jangan diklik
Baca SelengkapnyaJangan asal klik jika terima pesan WhatsApp berupa file dari orang yang tidak dikenal
Baca SelengkapnyaModus kejahatan siber ini bisa menguras saldo rekening korban.
Baca SelengkapnyaMengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaKombes Jeki mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaWhatsApp selalu berusaha untuk meningkatkan keamanan bagi para penggunanya.
Baca SelengkapnyaMarak penipuan yang mencantumkan nomor HP di Google Maps pelaku usaha.
Baca Selengkapnya