Wow, kamera ini bisa tangkap 100 miliar gambar dalam satu detik!
Merdeka.com - Beberapa waktu yang lalu, ilmuwan berhasil menciptakan sebuah kamera super yang mampu menangkap 10 jura gambar per detiknya. Sayangnya itu sudah 'usang', karena ilmuwan kembali melahirkan kamera baru dengan kekuatan lebih dahsyat.
Berbekal teknologi Compressed Ultrafast Photography (CUP), ilmuwan dari Universitas St. Louis membuat sebuah kamera 2D yang mampu mengabadikan sekitar 100 miliar frame gambar per detik!
Menariknya, kamera super itu dibuat dari kamera kilat biasa. Ilmuwan hanya menambahkan lensa, teleskop, dan mikroskop untuk meningkatkan kekuatannya. Nantinya cahaya yang memasuki deretan lensa tersebut akan terus dipecah-pecah hingga berjumlah miliaran frame.
-
Apa teknologi kamera tercepat? Teknologi yang digunakan oleh para peneliti dikenal sebagai Compressed Ultrafast Photography (CUP), telah dikembangkan sejak 2014.
-
Bagaimana drone canggih itu bekerja? 'Saat itu Mayjen Solemani ini komandan Quds dari pengawal besar revolusi Iran ketembak dari drone yang dipersenjatai akurat karena memakai face recognition. Akhirnya ketembak dan yang kita kaget itu terjadi di wilayah Irak, tapi dronenya konon dikendalikan dari Qatar, markas Amerika Serikat di Qatar,' ungkapnya.
-
Apa yang ditangkap oleh kamera di roket V-2? Gambar tersebut menunjukkan awan melayang di atas sebagian kecil permukaan bumi, dan ruang gelap gulita sebagai latar belakangnya.
-
Bagaimana kamera tercepat bekerja? Proses kerja SCARF melibatkan penembakan sinar laser ultrapendek melalui peristiwa yang ingin ditangkap.
-
Bagaimana cara kerja kamera temuan Tesla? Cara kerja dari kamera ini adalah dengan cara membayangkannya dalam pikiran, lalu akan dipantulkan ke dalam retina buatan. Setelah itu apa yang ada di dalam pikiran penggunanya akan terbaca dan fotonya akan diproyeksikan ke dalam layar.
-
Bagaimana cara Kamera Terbesar menangkap detail? Meskipun ukurannya besar, kamera LSST memiliki detail yang sangat baik. Memiliki resolusi yang tinggi, kamera ini dapat menangkap detail sekecil bola golf dari jarak 15 mil sambil mencakup langit tujuh kali lebih lebar dari bulan purnama.
Lalu, setelah itu cahaya akhir yang ditangkap oleh si kamera dalam bentuk mentah atau 'raw'. Kemudian, sensor komputer dan teknologi CUP yang diintegrasikan dengan kamera itu akan merubahnya menjadi gambar.
"Untuk pertama kalinya, manusia bisa melihat partikel cahaya yang sedang bergerak," ujar profesor Lihong Wang, Slashgear (06/12).
Profesor Wang juga berharap kamera buatan timnya itu bisa berperan besar dalam perkembangan teknologi kuantum dan penemuan-penemuan baru di bidang antariksa.
"Menggabungkan pencitraan dari CUP dan teleskop Hubble, kita bisa melahirkan gambar angkasa dengan resolusi tertinggi. Tentu saja, ini akan menjadi awal lahirnya penemuan sains baru," tambah profesor Wang.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teknologi ini pada dasarnya telah dikembangkan pada 2014.
Baca SelengkapnyaKemampuan kamera ini dapat memantau langit yang gelap. Melihat galaksi dari yang gelap menjadi terang.
Baca SelengkapnyaKamera canggih ini bisa memotret 360 derajat sekeliling Bumi.
Baca SelengkapnyaSebuah video simulasi menunjukkan bahwa cahaya hanya membutuhkan 0,13 detik untuk mengelilingi Bumi.
Baca SelengkapnyaTujuan proyek yang ambisius ini adalah untuk mendorong batas-batas kemungkinan dalam penggunaan kamera ponsel pintar.
Baca SelengkapnyaTerobosan ini bisa jadi pertama di dunia. Sebuah kamera tanpa lensa. Berikut cara kerjanya.
Baca SelengkapnyaKamera tersebut sedang menjalani pengujian selama beberapa bulan di ruang putih observatorium sebelum dipasang di Teleskop Survei Simonyi.
Baca SelengkapnyaDashboard camera (dashcam) 70mai merilis produk baru, A810. Bersama model Omni, kedua dashcam ini dapat dilihat di pameran GIIAS 2023.
Baca SelengkapnyaSebelum ada teleskop James Webb hasil tangkapan galaksi M51 tak terlalu jelas.
Baca SelengkapnyaIlmuwan menciptakan sebuah cakram optik dengan kapasitas penyimpanan sebesar 1,6 petabit (Pb) alias 200 terabita (TB) alias 200.000 gigabita (GB).
Baca Selengkapnya