Xiaomi dan ambisi besar Lei Jun
Merdeka.com - Xiaomi rupanya memiliki target baru di tahun 2018. Target dan ambisinya itu yakni menjadi nomor wahid di Tiongkok dalam 10 kuartal atau 2,5 tahun. Hal itu dikatakan Lei Jun, Founder & CEO Xiaomi dalam tulisannya di blog Xiaomi. Menurutnya, langkah memenangkan pasar di China merupakan cara strategis agar bisa memenangkan pasar di dunia.
Ia beranggapan, pasar di negeri asalnya itu merupakan market elektronik konsumen terbesar di dunia dan tentunya yang paling kompetitif. Maka itu, bila pasar tersebut telah digenggam, suatu keniscayaan Xiaomi bisa memenangkan pasar di negara-negara lain. Apalagi kata dia, di tahun 2018 diprediksikan pasar smartphone China akan mengalami penurunan untuk pertama kalinya. Ini setelah terjadi pertumbuhan pasar lebih dari satu dekade.
"Dampaknya kompetisi akan semakin brutal," katanya.
-
Apa ambisi China di bidang AI? China Punya Ambisi Lepas Ketergantungan Teknologi AI dari AS
-
Apa yang didominasi China dalam perlombaan global? China mendominasi perlombaan global dalam paten kecerdasan buatan generative atau AI Generative.
-
Siapa yang menyatakan komitmen Xiaomi? Wentao Zhao, Country Director Xiaomi Indonesia menyatakan, 'Komitmen kami untuk menghadirkan produk luar biasa dengan harga sebenarnya tercermin dari inovasi kelas flagship yang dihadirkan di lini smartphone mid-range Redmi Note 13 Series.
-
Mengapa China ingin mendominasi AI Generative? China berupaya mengejar ketertinggalan dari pemilik ChatGPT, OpenAI, dan raksasa teknologi AS, Microsoft, Alfabet Google dan Amazon dalam pengembangan model bahasa besar (LLM), setelah terlambat dalam permainan.
-
Bagaimana China mencapai dominasi teknologi? “Mereka membangun keunggulan yang terkadang menakjubkan dalam penelitian dan berdampak tinggi di sebagian besar domain teknologi kritis dan yang sedang berkembang,“
-
Kenapa Xiaomi berpartisipasi dalam Gizmohunt? 'Ada cukup banyak sudut bersejarah yang bisa dieksplorasi lebih jauh di kawasan ini, sehingga bisa menarik para pengunjung yang ingin mengetahui sejarah kawasannya. Kami sendiri secara rutin mengadakan tur setiap akhir pekan, dan kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Gizmologi serta partner lain seperti Xiaomi Indonesia agar peserta bisa mendapatkan full iconic experience yang lebih menyenangkan,' jelas Ramadhian.
Meski begitu, ia memandang tiada jalan lain selain harus berkompetisi secara ketat dengan terobosan-terobosan inovasi. Di satu sisi, tahun ini menuntut Xiaomi untuk agresif di kancah global. Jun pun menceritakan kala dirinya lawatan ke beberapa negara di mana Xiaomi hadir seperti di India, Indonesia, dan Vietnam.
"Saya melihat peluang besar di sana," jelasnya.
Terlepas dari ketiga negara itu, Jun mengakui saat ini pihaknya telah memasuk lebih dari 70 pasar global. Namun, menurutnya hal ini barulah permulaan. Masih banyak ruang untuk pertumbuhan di pasar yang Xiaomi hadir.
"Kita masih harus memasuki lebih banyak pasar di seluruh dunia. Pasar luar negeri mewakili peluang besar bagi kita dan kita perlu memberi lebih banyak dukungan dalam hal strategi, sumber daya, dan pengembangan produk lokal, serta mengirim lebih banyak karyawan kita ke seluruh dunia," ungkap Jun.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun 1998, Lei Jun bekerja di perusahaan perangkat lunak, Kingsoft.
Baca SelengkapnyaXiaomi akan meluncurkan mobil listrik SU7 di tahun depan.
Baca SelengkapnyaSalah satu mobil Xiaomi berwarna Aqua Blue tersebut didapuk sebagai produk unggulan pertama mereka lantaran bisa melahap jarak 100 meter hanya dalam 6,4 detik.
Baca SelengkapnyaXiaomi dikabarkan sudah mendaftar izin penjualan mobil listrik pertamanya yang diberi nama SU7.
Baca SelengkapnyaXiaomi dilaporkan telah mengirimkan sebanyak 10.000 unit model SU7 hanya dalam bulan September.
Baca SelengkapnyaXiaomi tetap optimis akan prospek penjualan mobil listrik SU7
Baca SelengkapnyaXiaomi siap bersaing dengan Tesla di pasar mobil listrik.
Baca SelengkapnyaXiaomi Kian Serius Garap Pasar Mobil Listrik, Bangun Pabrik Kedua di China
Baca SelengkapnyaTak Seperti Wuling hingga BYD, Mobil Listrik Buatan Xiomi Belum Bisa Mengaspal di Indonesia
Baca SelengkapnyaAnomali telah terjadi. Di Amerika Serikat, justru bukan pasar utama iPhone. Mengapa?
Baca SelengkapnyaPenjualan Apple di China tak begitu menggembirakan sehingga terdampak pada harga saham.
Baca SelengkapnyaChina mulai jengah sekaligus khawatir terhadap ribuan satelit Starlink di atas wilayah negaranya.
Baca Selengkapnya