XL bergegas perluas layanan 4G tahun 2016
Merdeka.com - Direktur dan Chief Financial Officer XL Axiata, Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, menyatakan pihaknya akan fokus memperluas layanan 4G LTE. Tak tanggung-tanggung di tahun 2016, XL alokasikan dana sekitar 60 persen dari total CAPEX Rp 7 triliun.
"Alokasi dana CAPEX kita tahun ini 60 persennya untuk memperluas 4G baik dari radio, BTS maupun fiber optik. Kita juga masih akan bangun infrastruktur 3G tahun ini, tapi untuk 2G kita sudah berhenti membangun," kata Adlan saat media gathering di Belitung, Kamis (18/2).
Sekadar informasi, dana CAPEX tahun lalu sama dengan tahun ini, namun tidak terserap semua. Tetapi, Adlan menyatakan optimis jika dana tersebut akan terserap optimal.
-
Dimana XL Axiata fokus perkuat jaringan? Sejumlah daerah yang biasanya menjadi tujuan mudik dan wisata akan menjadi perhatian khusus, terutama di Pulau Jawa.
-
Di mana XL Axiata meningkatkan kualitas layanan internet? Saat ini, perluasan jaringan dan peningkatan kualitas masih terus dilakukan terutama di Kepulauan Anambas, Kepulauan Bintan dan Kepulauan Karimun.
-
Apa yang XL Axiata perluas di Sulawesi? PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) di Sulawesi.
-
Dimana XL Axiata membangun jaringan 4G di Sulawesi? Khusus di Pulau Sulawesi dalam kurun waktu dua tahun terakhir, XL Axiata gencar membangun jaringan 4G hingga ke wilayah pelosok pedesaan yang sebelumnya belum terjangkau, dengan menambah lebih dari 700 BTS 4G. Hingga akhir tahun 2023 lalu, ditopang dengan total lebih dari 9.800 BTS, termasuk lebih dari 6.400 BTS 4G, jaringan 4G XL Axiata telah menjangkau total lebih dari 1.900 desa/kelurahan dan 805 kecamatan di 108 kota/kabupaten dan 6 provinsi.
-
Bagaimana XL Axiata meningkatkan kualitas internet? Dalam 2 tahun terakhir di Kepri, XL Axiata telah meningkatkan kualitas layanan internet dengan menambahkan hampir 200 BTS dan lebih dari 1.000 BTS telah di-upgrade.
-
Bagaimana XL Axiata antisipasi lonjakan trafik? Untuk itu, XL Axiata juga telah melakukan uji jaringan yang berlangsung di jalur utama pulang kampung yang berada di berbagai daerah, termasuk di kawasan Sumatera.
"Tahun lalu kan cuma Rp 4,1 triliun karena banyak faktor. Diantaranya kita dapat tender infrastruktur 4G dengan harga yang cukup bagus," jelas Adlan.
Untuk mendukung layanan 4G LTE, XL telah lebih dari 3.000 BTS 4G per akhir tahun 2015, yang tersebar di lebih dari 35 kota. XL juga terus berinvestasi dalam meningkatkan kualitas jaringan dan jangkauan dengan membangun lebih dari 18.000 BTS 3G hingga akhir 2015, yang menjadi bagian dari total 58.879 BTS. (mdk/fdl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Layanan Fixed Mobile Convergence (FMC) diharapkan jadi ladang pendapatan baru XL Axiata.
Baca SelengkapnyaDesa-desa pelosok di Sulawesi kini bahagia karena XL Axiata menawarkan internet di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPenguatan jaringan juga dilakukan di pulau-pulau sekitar yang berada di Provinsi Aceh.
Baca SelengkapnyaXL Axiata gencar membangun jaringan 4G, antara lain penambahan lebih dari 120 BTS 4G di NTT.
Baca SelengkapnyaMorowali menjadi kota/kabupaten ke 3 di Sulawesi Tengah yang telah terjangkau layanan konvergensi ini.
Baca SelengkapnyaUpaya terkait kenaikan trafik internet disebut pihak XL sudah diantisipasi.
Baca SelengkapnyaPada periode ini, pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 23,38 triliun, atau sekitar 92 persen dari total pendapatan.
Baca SelengkapnyaJaringan backbone Gorontalo – Palu yang menghubungkan dua provinsi di Sulawesi ini mulai dibangun pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, XL Axiata belum dapat memberikan layanan terbaiknya di sepanjang jalur MRT terutama rute bawah tanah.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dengan jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) kini telah melayani sebanyak 86 kota/kabupaten.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan pelanggan akan banyak berkirim konten video atau foto, serta akses streaming baik video, musik, serta gim.
Baca SelengkapnyaImplementasi IoT dalam skala besar sering dianggap kompleks untuk dikelola, tidak hanya karena banyaknya jenis perangkat dan kompleksitas teknologinya.
Baca Selengkapnya