Yahoo! segera tutup pintu untuk Google dan Facebook
Merdeka.com - Selama ini, banyak situs sampai dengan aplikasi tertentu mempersilakan penggunanya untuk menggunakan Facebook, Google (Gmail) atau juga Twitter sebagai pengganti apabila tidak ingin melakukan pendaftaran.
Namun kini, Yahoo! mulai melakukan pengetatan dalam sistem mereka dengan tidak memperbolehkan penggunanya mengakses produk mereka dengan menggunakan Facebook atau juga produk dari Google.
Dikutip dari Android Community (05/04), pembatasan tersebut kemungkinan dilakukan untuk menunjukkan teritori atau wilayah Yahoo! di dunia maya. Sayangnya, pihak Yahoo! tidak menyebutkan kapan rencana mereka tersebut akan dilakukan.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Google akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaSelain platform sosial media, Menkominfo juga mengultimatum pihak Internet Service Provider (ISP) untuk aktif memberantas judi online.
Baca SelengkapnyaFitur TikTok Shop sudah tidak bisa diakses alias sudah tidak terpampang produk-produk yang dijual di TikTok Shop.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan yang diraih TikTok tersebut membuat Pemerintah AS panas.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang pernah putuskan internet.
Baca SelengkapnyaAda alasan mengapa Apple menyarankan penggunanya hapus Google Chrome.
Baca SelengkapnyaCEO TikTok, Shou Zi Chew tidak mengizinkan anak-anaknya untuk bermain TikTok, dalam sebuah wawancara publik.
Baca SelengkapnyaData terbaru menunjukkan 45 persen dari Generasi Z kini lebih suka menggunakan media sosial untuk pencarian daripada Google.
Baca SelengkapnyaJika tidak diatur, berpotensi menghadirkan persaingan dagang yang tidak sehat.
Baca SelengkapnyaKementerian Komunikasi dan Informatika tengah mengkaji untuk memblokir media sosial X yang memperbolehkan unggahan konten pornografi di platform itu.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebut telah mengirim surat ke Google, TikTok, Meta, dan X.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) menganggap platform media sosial kurang pro aktif berkomunikasi dengan pemerintah terkait pemberantasan judi online.
Baca Selengkapnya