Melihat Keindahan Warna-Warni Kapal Hias Tradisi Maudu Lompoa di Talakar
Merdeka.com - Persebaran Agama Islam ke Indonesia memang tak bisa lepas dari para pedagang. Ratusan tahun yang lalu proses akulturasi berlangsung. Budaya Islam dan kearifan lokal bersatu padu menjadi satu kesatuan tradisi. Salah satunya tradisi unik yang datang dari Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Maudu Lompoa, menjadi perayaan yang memadukan budaya Islam dan kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan.
Keunikan tradisi ini berada pada kapal tradisional yang dihias begitu indah. Kapal-kapal inilah yang menjadi simbol masuknya agama Islam khususnya di Talakar. Aneka jenis kain berwarna-warni membuat suasana Maudu Lompoa begitu meriah. Maudu Lompoa mejadi perayaan besar warga Talakar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. Jika sudah ada Maudu Lompoa, tidak ada perayaan kecil-kecil lain. Seperti namanya Maudu Lompoa yang berarti Maulid Besar.
Ada beberapa perayaan maulid Nabi di Talakar setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Sebagai puncak acaranya ialah Maudu Lompoa. Yang rutin digelar setiap tanggal 29 Rabiul Awal tahun Hijriah.
-
Apa itu Maulid Nabi? Tanggal ini dirayakan oleh umat Islam sebagai Maulid Nabi, yaitu hari kelahiran Rasulullah.
-
Apa yang dirayakan pada Maulid Nabi? Maulid Nabi adalah hari di mana Rasulullah SAW dilahirkan.
-
Apa makna Maulid Nabi? Makna maulid nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang merupakan utusan Allah SWT dan suri tauladan bagi umat Islam.
-
Apa saja cara merayakan Maulid Nabi? Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang 3 cara merayakan hari maulid Nabi menurut Islam.
-
Bagaimana cara memperingati Maulid Nabi? Di Indonesia sendiri, Maulid Nabi bahkan menjadi hari libur nasional setiap tahunnya.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Bak sebuah kapal pinisi dengan layarnya yang menjuntai tinggi. Kain warna-warni ini mempercantik kapal yang sebelumnya terkesan tradisional. Kapal hias ini dinamakan julung-julung, yang kesehariannya digunakan oleh warga untuk mencari ikan. Tak hanya kain berwarna, tubuh kapal juga diwarnai semdemikian rupa mencoloknya.
Kapal-kapal indah ini nantinya akan dilabuhkan di tepian Sungai Cikoang. Namun sebelumya, kapal harus diarak beramai-ramai sejauh 100 meter menuju bibir sungai. Di tanah lapang, warga Talakar akan menghias dan mempersiapkan seluruh muatan ke dalam geladak kapal.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Digambarkan seperti kapal dengan awak dan muatannya saat menyebarkan agama Islam. Julung-julung diisi dengan hasil bumi dari Talakar. Dibentuk menyerupai gunungan yang tersusun dari bahan pokok, buah-buahan, dan telur yang tak ketinggalan diberikan warna yang mencolok.
Bahkan pakian, celana, lemari plastik, seprei, hingga perlengakapan mandi seperti pasta gigi dan sabun juga turut dimuat ke dalam julung-julung. Para perempuan kedapatan meyiapkan persembahan berupa nasi setengah matang. Nasi akan dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari anyaman daun lontar atau biasa disebut Baku Maudu.
Tua, muda, semuanya ikut serta dalam kemeriahan tradisi Maudu Lompoa. Semua hiasan dan persembahan kemudian dikumpulkan di sebuah tanah lapang. Yang selanjutnya diisi dengan berbagai prosesi lainnya.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Di sinilah seluruh perserta tradisi Maudu Lompoa berkumpul. Pagelaran pencak silat membuat keseruan suasana semakin pecah. Para pemuda berduel unjuk kebolehanya di depan seluruh warga. Warga biasa menyebut silat dengan Mappenca. Selepas berduel, berpelukan menjadi penutup untuk memperoleh kedamaian antar pemain.
Di Balla Lompoa atau aula besar ini, rombongan akan mengelilingi julung-julung. Diiringi dengan tabuhan gendang yang terdengar bertalu-talu. Selanjutnya muatan kapal yang berisi gunungan makanan dibagikan ke seluruh warga.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Prosesi utama rangkaian Maudu Lompoa adalah Zikkiri' dan Sura' Rate'. Yakni pembacaan kisah kelahiran Nabi dan sejarah masuknya Islam di Cikoang.Tak lupa pembacaaan sholawat yang ditujukan untuk Rasulullah Muhammad SAW. Bagi warga Talakar, perayaan Maudu Lompoa wajib digelar tiap tahunnya.
Prayaan Maulid ini bukanlah sekedar ritual tahunan. Makna sosial dari perayaan ini adalah keterikatan sosial. Begitupula makna merawat alam untuk kesejahteraan para warga.
Perayaan tradisi Maudu Lompoa sudah ada sejak tahun 1621 silam. Saat itu ulama besar Aceh bernama Sayyid Jalaludin datang ke tanah Talakar untuk menyebarkan agama Islam. Sayyid juga dipercaya sebagai keturunan Nabi yang menetap dan di Cikoang. Dari zaman Sayyid hingga sekarang, perayaan Maulid terus dilakukan. Yang akhirnya menjadikan Desa Cikoang dikenal sebagai ‘Kampung Maulid’. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi mengarak perahu dan pembagian hasil bumi dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW sudah dilakukan sejak tahun 1939.
Baca SelengkapnyaWarga rela menunggu sejak pagi untuk mendapatkan telur hias pada sore harinya.
Baca SelengkapnyaTabuik diambil dari bahasa Arab Melayu yang artinya keranda yang dihiasi bunga-bunga dan kain warna-warni dan dibawa secara arak-arakan keliling kampung.
Baca SelengkapnyaMauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaTak sekedar meramaikan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, karena tradisi bernama Panjang Mulud khas Banten juga menyiratkan pesan kebaikan.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad di tiap daerah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaDalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Indonesia selalu memiliki banyak tradisi berbeda di setiap kota. Banyak kegiatan dilakukan untuk mendapat berkah.
Baca SelengkapnyaWarga Kabupaten Lombok Utara ini baru merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dua hari setelah hari kelahiran Rasulullah.
Baca SelengkapnyaPeringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bagi masyarakat Indonesia tidak hanya diperingati dengan berbagai macam perayaan, tapi ada juga makanan khas yang menarik.
Baca SelengkapnyaUmat Islam merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah setelah pemerintah menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Rabu (10/4/2024).
Baca SelengkapnyaTradisi nadran yang dilakukan masyarakat pesisir Indramayu menyimpan makna khusus.
Baca Selengkapnya