Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melihat Nasib Burung Kuntul di Bandung yang Tergusur Pembangunan Infrastruktur

Melihat Nasib Burung Kuntul di Bandung yang Tergusur Pembangunan Infrastruktur Burung Kuntul Tergusur Infrastruktur©2021 Merdeka.com/Reival Akbar

Merdeka.com - Setiap daerah begitu mudah ditemui proyek-proyek pembangunan. Jumlahnya selaras dengan tuntutan bertambahnya kepadatan penduduk di Indonesia. Namun tanpa disadari, pembukaan lahan yang disengaja punya dampak yang berkepanjangan. Salah satunya keberadaan burung kuntul yang semakin tergusur oleh pembangunan Infrastruktur. Salah satu contohnya ialah pembangunan perumahan di Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.

Potret kehidupan kuntul berdampingan dengan penggusuran lahan seperti ini mudah dijumpai. Seolah dengan pasrah menerima area mereka mencari makan hilang satu-persatu. Lahan mencari makan telah tergantikan dengan beton yang memang merugikan burung kuntul. Akibatnya, kawanan burung kuntul ini harus menempuh perjalanan lebih jauh untuk mencari makan.

Mulanya spesies burung kuntul merupakan unggas yang dilindungi. Seiring waktu, keberadaan burung kuntul seperti diacuhkan dengan melepasnya sebagai hewan yang tak lagi dilindungi.

Orang lain juga bertanya?

burung kuntul tergusur infrastruktur

©2021 Merdeka.com/Reival Akbar

Pepohonan menjadi rumah Burung Kuntul selepas pulang mencari makan. Kawanan ini bermalam dan beristirahat, juga berkembang biak pada pepohonan yang rindang. Pohon bambu yang rimbun menjadi habitat yang mereka sukai. Burung kuntul akan membuat sangkar dan meletakkan telur dengan ranting bambu sebagai pelindungnya.

Namun, penebangan pohon bambu menjadi sering dilakukan. Selain menyita tempat, guguran daun bambu juga menjadikan tanah di sekitarnya selalu kotor. Alhasil daun bambu yang rimbun kini menjadi gundul. Rantingnya mengering dan merampas kenyamanan burung kuntul.

Burung kuntul memiliki nama ilmiah Ardeola speciosa. Mempunyai 14 jenis yang tergabung dalam keluarga Ardeidae. Anatomi tubuhnya hampir mirip dengan keluarga burung bangau atau Ciconiidae dan Ibis atau Threskiornithidae. Lain tempat, burung ini dijuluki dengan nama burung blekok.

burung kuntul tergusur infrastruktur

©2021 Merdeka.com/Reival Akbar

Burung kuntul suka dengan lahan berlumpur dan berair. Santapannya tiap hari berupa katak, ikan, belut hingga hewan invertebrata seperti siput dan cacing. Area seperti persawahan dan sungai menjadi habitat favorit burung bangau dalam mencari makanan. Namun seiring waktu, kini persawahan telah tergantikan dengan bangunan. Mulai dari pabrik, hingga perumahan, atau bahkan akses jalan.

Kawanan burung kuntul terpaksa mencari lokasi mencari makan lain. Semula rumah mereka bersandingan dengan sawah di daerah Cisaranten Kidul. Kini burung kuntul harus terbang sejauh 12 km menuju daerah Ciparay, Kabupaten Bandung. Jika ditempuh menggunakan kendaraan bermotor setara dengan 30 menit perjalanan. Hal tersebut rutin tiap pagi dan sore hari, pulang pergi dari rumah menuju lahan mencari makan.

burung kuntul tergusur infrastruktur

©2021 Merdeka.com/Reival Akbar

Adanya pembangunan membuat burung kuntul atau blekok tak hanya merenggut makanan dan tempat tinggal mereka. Proyek pembangunan infrastruktur menghasilkan suara yang bising. Sumbernya berasal dari alat berat yang beroperasi, akibatnya burung kuntul stress dan gagal bereproduksi. Tak jarang, getaran yang dihasilkan alat berat membuat telur kuntul yang ada di sarang berjatuhan. Tak terkecuali bayi burung kuntul yang belum mampu untuk terbang.

burung kuntul tergusur infrastruktur

©2021 Merdeka.com/Reival Akbar

Pemerintah terkait telah menyediakan lokasi Kampung Kreatif Blekok Rancabayawak sebagai habitat utama burung kuntul. Namun permasalahan lain datang pada habitatnya yang bersandingan dengan megaproyek Bandung Teknopolis. Hal tersebut menjadi keprihatinan bagi kawanan burung kuntul di sana.

Para ahli mencatat dalam penelitian yang dilakukan Universitas Padjajaran tahun 2017 tentang burung kuntul. Bahwa burung kuntul di Bandung Raya tersisa 2445 ekor. Padahal sebelumnya mampu mencapai angka 2700 ekor. Penurunan jumlah ini akan selalu berlangsung sejalan dengan semakin menyusutnya lahan pepohonan dan persawahan akibat pembangunan. (mdk/Ibr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bakal Dibangun Bendungan, Sekolah dan Deretan Rumah Penduduk Ini Kosong Sampai Terbengkalai
Bakal Dibangun Bendungan, Sekolah dan Deretan Rumah Penduduk Ini Kosong Sampai Terbengkalai

Bangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Kerusakan Parah Usai Puting Beliung yang Mirip Tornado Menyapu Perbatasan Bandung-Sumedang
FOTO: Penampakan Kerusakan Parah Usai Puting Beliung yang Mirip Tornado Menyapu Perbatasan Bandung-Sumedang

Selain menghancurkan bangunan, bencana ini juga banyak menumbangkan pohon hingga menggulingkan banyak kendaraan.

Baca Selengkapnya
Rumah Bak Istana di Bandung Dibiarkan Terbengkalai 20 Tahun, Masih Banyak Mobil sampai Dimakan Tumbuhan
Rumah Bak Istana di Bandung Dibiarkan Terbengkalai 20 Tahun, Masih Banyak Mobil sampai Dimakan Tumbuhan

Sebuah rumah di Bandung ini bikin merinding. Tapi bagi automotive enthusiast, pasti lebih terkejut dengan mobil-mobil di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Mencari Kicauan Elang Bondol di Pusat Keramaian
Mencari Kicauan Elang Bondol di Pusat Keramaian

Perdagangan satwa lindung masih sering ditemui di pasar burung.

Baca Selengkapnya
BNPB Ungkap Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat
BNPB Ungkap Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat

“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata Abdul

Baca Selengkapnya
Belasan Tahun Ditinggalkan Warga, Kampung Pangheotan Terbengkalai, Netizen 'Lebih Baik Dijadikan Obyek Wisata'
Belasan Tahun Ditinggalkan Warga, Kampung Pangheotan Terbengkalai, Netizen 'Lebih Baik Dijadikan Obyek Wisata'

Banyak bangunan rumah unik dengan pemandangan indah. Sayangnya, perkampungan tersebut kini terbengkalai.

Baca Selengkapnya
Mengenal Elang Flores, Hewan Endemik Kepulauan NTT yang Kini Terancam Punah
Mengenal Elang Flores, Hewan Endemik Kepulauan NTT yang Kini Terancam Punah

Hewan dengan nama latin Nisaetus Floris ini memiliki ukuran fisik yang besar hingga 71-82 centimeter.

Baca Selengkapnya
Masih dapat Ditemui walau Mulai Langka, Begini Kehidupan Satwa Macan di Hutan Blora
Masih dapat Ditemui walau Mulai Langka, Begini Kehidupan Satwa Macan di Hutan Blora

Warga sekitar mengaku masih menjumpai keberadaan satwa macan di hutan Blora. Apakah itu benar?

Baca Selengkapnya
BRIN: Puting Beliung di Rancaekek Disebabkan Perubahan Tata Guna Lahan, Tanda-Tanda Alami Pemanasan Intensif
BRIN: Puting Beliung di Rancaekek Disebabkan Perubahan Tata Guna Lahan, Tanda-Tanda Alami Pemanasan Intensif

Perubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.

Baca Selengkapnya
Karakteristik Burung Kutilang, Lengkap dengan Jenis Makanan dan Cara Merawatnya
Karakteristik Burung Kutilang, Lengkap dengan Jenis Makanan dan Cara Merawatnya

Burung kutilang atau cangkurileung, ketilang, atau genthilang menjadi burung yang banyak dijumpai di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ingat Kampung Gajah di Bandung yang Dulu Populer, Kini Terbengkalai Sangat Memprihatinkan
Ingat Kampung Gajah di Bandung yang Dulu Populer, Kini Terbengkalai Sangat Memprihatinkan

Masih ingat dengan Kampung Gajah? Begini kondisinya yang sudah terbengkalai.

Baca Selengkapnya
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali
Wajib Dilindungi! Ini 12 Satwa Endemik Indonesia yang Hampir Punah, Diantaranya Komodo dan Harimau Bali

Semakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.

Baca Selengkapnya