Ada Nama Jokowi di Pusaran Isu Perebutan Partai Demokrat
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengendus adanya sebuah upaya kudeta terhadapnya sebagai Ketum Partai Demokrat, yang dilakukan oleh beberapa orang di lingkaran kekuasaan Presiden Jokowi. Ia menduga, tokoh yang berniat mengambil alih partainya, akan menggunakan Demokrat sebagai kendaraan politik untuk Pilpres 2024.
Dalam siaran telekonferensi di kantor DPP Partai Demokrat yang dilakukan Senin (1/2) kemarin, AHY mengaku mendapatkan laporan dari banyak pimpinan kader partai tentang gerakan manuver politik ini. Menurutnya, manuver itu dilakukan secara sistematis karena sudah melibatkan pihak luar.
Meski demikian, ia tidak merinci siapa nama-nama orang yang disebut berusaha mengambil alih Partai Demokrat. Namun, belakangan nama Presiden Jokowi ikut dicatut masuk dalam pusaran isu perebutan partai Demokrat. Berikut ulasan selengkapnya:
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Gimana caranya Jokowi ikut kampanye? Pasal 281 mensyaratkan pejabat negara yang ikut berkampanye dilarang untuk menggunakan fasilitas negara atau mereka harus cuti di luar tanggungan.
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana cara keluarga Jokowi terlibat politik? Sejarah perpolitikan yang perlu kita catat bersama, sejak masa Pak Jokowi inilah anak-anak dan menantu, sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik.
AHY Sebut Ada Orang Dekat Jokowi Berusaha Rebut Demokrat
Dalam siaran telekonferensi, AHY mengatakan jika dirinya mengetahui kabar manuver politik itu sekitar 10 hari yang lalu, dari aduan para pimpinan dan kader partainya. Ia mengatakan, setidaknya ada 5 orang yang diduga melibatkan pihak internal dan eksternal, tengah mengupayakan rencana tersebut.
"Gabungan dari pelaku gerakan ini ada 5 orang terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu. Sedangkan yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasinya kepada Presiden Joko Widodo," jelas AHY dalam siaran telekonferensi di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (1/2).
Lebih lanjut, AHY mengatakan jika upaya perebutan partai Demokrat itu bertujuan untuk dijadikan sebagai kendaraan politik dalam pencalonan Presiden pada Pemilu 2024 mendatang. AHY juga menyebut, para pelaku merasa yakin jika gerakan itu akan sukses karena mereka mengklaim telah mendapatkan dukungan dari sejumlah petinggi negara.
Nama Presiden Jokowi Ikut Terbawa-bawa
Meski AHY tak menyebut secara khusus siapa orang-orang yang diduga merencanakan kudeta, Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief justru terang-terangan menyebut Moeldoko sebagai dalang dibalik upaya pengambil alihan partainya. "Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko," kata Andi Arief dalam akun Twitternya, @Andiarief_, dikutip merdeka.com, Senin (1/2).Andi juga menjelaskan, alasan AHY mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi. Sebab, Moeldoko dalam upayanya disebut mencatut nama Jokowi. Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra juga mengatakan, Moeldoko menyalahgunaan kekuasaan dengan cara mencatut nama Presiden Joko Widodo."Ini bukan soal Demokrat melawan Istana, atau Biru melawan Merah. Ini soal penyalahgunaan kekuasaan dengan mencatut nama Presiden," kata Herzaky lewat keterangan tertulis kepada merdeka.com, Senin (1/2).Dia menjelaskan, cara Moeldoko berupaya 'menggoyang' posisi AHY dengan langsung menemui para kader Demokrat. Hal ini terungkap dari pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat.
Moeldoko Akui Temui Kader Demokrat
©2020 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir
Menanggapi kabar yang beredar, Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Moeldoko mengakui memang sempat bertemu beberapa pihak dari partai Demokrat. Namun, ia mengklaim pertemuan tersebut bertujuan untuk mendengarkan keluh kesah dari partai yang kini dipimpin oleh AHY itu. Dia pun mengatakan, tidak hanya pihak dari partai Demokrat yang ditemui, seluruh pihak pun ditemui oleh dirinya."Ya yasudah dengerin saja, saya sih sebenarnya prihatin dengan situasi itu dan saya bagian yang mencintai Demokrat dan muncul isu," kata Moeldoko dalam siaran telekonferensi, Senin (1/2)."Apa susahnya itulah menunjukan jenderal yang tidak mempunyai batas apapun, kalau itu yang menjadi persoalan yang digunjingkan silakan saja, saya enggak keberatan," tambahnya.
Moeldoko Sebut Presiden Jokowi Tak Tahu MenahuSelain itu, Moeldoko juga meminta untuk tidak mengkaitkan isu tersebut dengan istana. Sebab, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu mengatakan, jika Presiden Joko Widodo tidak mengetahui hal tersebut. "Jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini, jadi itu urusan saya Moeldoko ini bukan selaku KSP," tegas Moeldoko.Dalam siarannya itu, Moeldoko juga memberikan sindiran pedas kepada AHY dan mengatakan jika seharusnya seorang pemimpin tidak mudah terbawa perasaan (baper). "Berikutnya saran saya, jadi seorang pemimpin harus jadi pemimpin yang kuat jangan mudah baper dan terombang ambing. Kalau anak buahnya enggak boleh ke mana-mana ya diborgol saja, kalau ada kudeta itu dari dalam bukan dari luar ya begitu saja," kata Moeldoko. (mdk/khu)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.
Baca SelengkapnyaJokowi sebelumnya disebut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengirim menteri untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu 2024, pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan perpecahan. Mereka yang dulu loyal dan kompak, kini saling serang.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, termasuk Presiden Joko Widodo dan Calon Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKeanggotaan partai politik Jokowi dipertanyakan setelah menyebut presiden boleh kampanye dan berpihak pada pasangan calon tertentu di pemilu.
Baca SelengkapnyaDia tak terkejut jika Presiden Jokowi menginginkan posisi sebagai ketua umum PDIP.
Baca SelengkapnyaGerindra tidak masalah apabila Demokrat ditawari kursi menteri oleh Jokowi.
Baca SelengkapnyaBahkan, relawan Jokowi juga sudah merapat ke PSI dan memberikan dukungan agar lolos ke DPR.
Baca SelengkapnyaIsu Jokowi masuk dalam bursa ketua umum Partai Golkar semakin kencang. Jokowi akhirnya merespons isu tersebut.
Baca SelengkapnyaGangguan politik ini menimbulkan tantangan besar, terutama dengan adanya kampanye presiden yang akan datang pada bulan November dan pemilihan selanjutnya.
Baca Selengkapnya