Ancaman Generasi ke-5, Pasukan Siber TNI AD Siap Menghadapinya Untuk Perang
Merdeka.com - Komandan Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat Brigjen Iroth Sonny Edhie, berbicara soal kesiapan TNI AD dalam mengatasi ancaman perang generasi ke-5. Hal itu ia sampaikan melalui video yang diunggah di kanal Youtube TNI AD.
Dalam kesempatan tersebut, ia membahas soal persiapan pasukan siber TNI AD dalam menghadapi ancaman perang siber yang bisa mengganggu kedaulatan negara.
Simak ulasannya:
-
Bagaimana cara membentuk Angkatan Siber TNI? 'Kalau ingin menambah matra atau angkatan baru, ubah dulu aturannya,' ujarnya.
-
Apa saja syarat Angkatan Siber TNI? 'Konsep awal sebetulnya bukan matra. Syarat matra, salah satunya kan harus punya alutsista (alat utama sistem persenjataan). Kalau siber jadi matra, ada kesan berdiri sendiri,' ungkap TB Hasanuddin, Kamis (5/9/2024).
-
Siapa yang ingin membentuk Angkatan Siber TNI? Wacana angkatan siber kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk membentuk matra baru di TNI, yakni matra siber.
-
Bagaimana TNI AU mempersiapkan diri menghadapi Belanda di Irian Barat? Pesawat Pengebom TU-16 dan TU-16 KS Siap Membombardir Belanda di Irian Barat Tahun 1960an, Indonesia bersiap perang terbuka dengan Belanda yang tak mau menyerahkan Irian Barat.Sejumlah persenjataan paling canggih dari Blok Timur disiapkan untuk konfrontasi.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
Kesiapan TNI AD Dalam Ancaman Perang Siber
Dalam video yang dibagikan, Brigjen Iroth menuturkan jika TNI AD berupaya menjaga keamanan ruang siber untuk tetap mempertahankan kedaulatan negara.
"Iya betul (penting) karena dalam ruang siber ini kita harus jaga juga kedaulatan siber karena kita bicara pertahanan negara kan ada 3 aspek yang harus dijaga," ungkapnya seperti dikutip dari Youtube TNI AD (3/5).
Youtube/TNI AD ©2023 Merdeka.com
Ruang Digital Perlu Dijaga dan Diamankan
Menurut Iroth, ruang siber di era saat ini sudah berevolusi dari ancaman nir-militer menjadi militer. Sehingga, status ancaman siber ini bersifat ancaman hybrida gabungan antara militer dan non-militer."Era siber ini sebenarnya adalah era perang informasi dan bagaimana informasi itu di eksploitasi untuk kepentingan tertentu," kata Iroth.
Youtube/TNI AD ©2023 Merdeka.com
Karakter perang siber ini sendiri memiliki cara kerja antara lain merekayasa fakta dan informasi, menjungkir-balikkan fakta, menyebarkan kebohongan, dan provokasi melalui media siber."Masyarakat 5.0 (generasi ke-5) ini adalah masyarakat berbasis digital di mana kita hidup dalam ruang digital. Sehingga itulah yang membuat ruang digital ini perlu dijaga dan diamankan," tambah Iroth.
Kesiapan TNI AD Hadapi Ancaman Perang Siber
Iroth menyebut, saat ini dunia telah memasuki era perang generasi ke-5 meliputi perang siber dan informasi. Untuk itu, pasukan siber TNI Angkatan Darat (AD) disebut tengah bersiap untuk menghadapi ancaman perang siber yang bisa mengganggu ideologi dan kedaulatan negara. "Perang generasi ke-5 sudah masuk ranah (menyerang) ideologi. Itu yang disebut perang mindset atau perang ideologi. Nah ini yang harus kita atasi bersama, bagaimana Angkatan Darat bisa bersikap memperkuat konsep operasi untuk menghadapi ancaman perang generasi ke-5," kata Iroth.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto mengungkapkan TNI bakal menyesuaikan dengan kekuatan baru Angkatan Siber yang segera dibentuk.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi sudah memerintahkan Panglima TNI untuk membentuk angkatan siber.
Baca SelengkapnyaNantinya, Angkatan Siber ini menjadi matra keempat di tubuh TNI selain Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menyebut angkatan siber bakal berbeda dengan satuan-satuan lainnya di TNI karena akan lebih banyak diisi oleh personel sipil.
Baca SelengkapnyaTNI berencana untuk membuat pusat siber di markas besar (mabes) dan juga di setiap matra.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo alias Jokowi memerintahkan TNI untuk membentuk Angkatan Siber.
Baca SelengkapnyaMenurut Kasau, TNI maupun sipil bisa mengisi angkatan siber asalkan memiliki keahlian di bidang tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Perwira TNI-Polri Kuasai Teknologi: Perang Siber Robohkan Fungsi Keamanan Pertahanan
Baca SelengkapnyaHadi memastikan rencana pembentukan empat matra itu serius dilakukan. Prabowo juga sangat setuju.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, ada 4 negara yang sudah mulai membangun angkatan keempatnya.
Baca Selengkapnya"Tidak boleh ada lagi prajurit yang buta digital, menyebarkan hoaks, membocorkan rahasia negara."
Baca SelengkapnyaIndonesia dilanda serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling membuat geger adalah diserangnya Pusat Data Nasional.
Baca Selengkapnya