Bencana di Kalimantan Selatan Akibat Ulah Manusia, Hujan Banjir, Kering Karhutla
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir pada Kamis (14/1) lalu. Hal ini menyusul dari banyaknya lokasi di Provinsi Kalsel yang terdampak banjir.
Hal itu seolah mengingatkan dengan berbagai bencana yang datang silih berganti. Bukan tanpa alasan, manusia lah yang sepatutnyaintrospeksi diri.
Berdasarkan data yang dihimpun, Provinsi Kalsel cenderung selalu mengalami bencana alam seperti banjir dan kebakaran hutan setiap tahunnya. Kunjungan Jokowi ke lokasi bencana dianggap tak menyelesaikan masalah.
-
Kenapa Indonesia sering alami bencana alam? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk.
-
Kapan banjir sering terjadi di Indonesia? Contoh permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah banjir. Banjir merupakan masalah besar yang terjadi belakangan ini. Di saat musim penghujan tiba, banyak wilayah di Indonesia yang rentan mengalami bencana banjir bandang yang datang secara tiba-tiba.
-
Di mana banjir sering terjadi? Fakta menunjukkan bahwa banjir tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah yang biasanya dianggap rawan banjir, tetapi juga di daerah perkotaan yang memiliki sistem drainase yang buruk.
-
Kenapa banjir dan longsor terjadi di Pesisir Selatan? Untuk diketahui 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut pada Kamis, (7/3). Selain banjir, pada beberapa daerah juga terjadi longsor dan pohon tumbang, salah satunya adalah Pesisir Selatan.
-
Kenapa terjadi banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terdampak bencana menyusul tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah itu, Kamis (7/3). Salah satunya terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
-
Dimana banjir paling sering terjadi? Banyak daerah, terutama yang berada di dataran rendah atau dekat dengan badan air, berisiko tinggi mengalami banjir.
Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Data Lahan Kalsel Makin Menyusut
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 10 Kabupaten/Kota terdampak banjir, hanya ada 3 kabupaten/kota yang aman.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan, Kisworo Dwi Cahyono mengatakan, banjir di Kalimantan Selatan kali ini disebabkan karena lahan di Kalsel telah beralih fungsi menjadi tambang batubara dan perkebunan sawit.
33 Persen lahan atau 1.219.461,21 hektar sudah dikuasai izin tambang, sementara 17 persennya atau 620.081,90 hektar sudah dijadikan perkebunan kelapa sawit. Kini, lahan yang tersisa hanya berkisar di angka 29 persen.
"Sisa lahan hanya 29 persen," ungkap Kisworo.
Banjir Terparah
Kunjungan Presiden Jokowi untuk meninjau banjir di Kalimantan Selatan pada Senin (18/1) menimbulkan sejumlah reaksi. Kisworo menilai, kunjungan Jokowi tersebut tak membuahkan hasil maksimal lantaran tak mengusut tuntas akar masalah banjir.
Ia juga menuturkan, awal tahun ini merupakan banjir terparah yang pernah terjadi di Kalsel.
"2006 Kalsel pernah banjir besar juga tapi tidak separah ini. Ini terparah, bukan salah hujan. Sekarang kalau musim hujan, banjir. Musim kering, karhutla," ujarnya.
Banjir Memakan Korban Jiwa
Hingga saat ini, banjir di Kalsel telah memakan jiwa hingga mencapai 15 orang.
"Terdapat korban meninggal dunia total sebanyak 15 orang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Senin (18/1).
Raditya juga menuturkan, sebanyak 10 kabupaten dan kota terdampak banjir di Kalimantan Selatan. Antara lain Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Batola.
Kebakaran Kalsel di Musim Kemarau
Menjelang akhir tahun lalu, Kalsel terpantau mengalami kebakaran hutan hebat. Dilansir dari Liputan6, titik panas atau hot spot yang menjadi pemicu terus meluas hingga mencapai angka 185.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Sahruddin menjelaskan, salah satu penyebabnya ialah ulah masyarakat setempat yang nekat membakar lahan pascapanen.
"Pascapanen ini yang kita waspadai. Masyarakat kadang membakar lahan dengan cara dibakar meski tindakan ini terus kami ingatkan untuk tidak dilakukan. Selain itu, lahan-lahan tidur yang tidak difungsikan juga rawan muncul titik api," ujarnya.
Upaya Meminimalisir Bencana
Kendati demikian, data BNPB menunjukkan, kebakaran hutan yang terjadi di Tanah Air secara umum terbilang terus mengalami penurunan. Hal ini tak lain merupakan suatu bentuk kerjasama yang terjalin antara Pemerintah, masyarakat setempat, dan para pemangku kepentingan.
"Per November 2020, luas cakupan wilayah karhutla mendekati 300 ribu hektar atau menurun hingga 81 persen bila dibandingkan tahun lalu, yakni 1,6 juta hektar," kata Doni dalam webinar Kaleidoskop Kebencanaan 2020 yang disiarkan di youtube BNPB, Selasa (29/12).
Doni pun mengapresiasi daerah-daerah yang terbukti telah meminimalisir potensi Karhutla, yakni Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan tak terkecuali dengan Kalimantan Selatan. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca SelengkapnyaDari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaPuluhan lahan pertanian transmigrasi di Kalimantan Utara terendam banjir akibat pasang air laut.
Baca SelengkapnyaBPBD Bali, mengeluarkan sejumlah titik potensi banjir bandang di wilayah Pulau Bali, selama masuk musim penghujan
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem terjadi di wilayah Bali beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejumlah tempat mengalami banjir usai hujan mengguyur sejak pagi tadi hingga sore.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca Selengkapnya612 kejadian pohon tumbang di Jakarta selama kurun waktu dua tahun terakhir periode 2022-2023
Baca Selengkapnya