Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Penyembuhan Virus Corona?
Merdeka.com - Virus corona masih menghantui sejumlah negara di dunia. Termasuk Indonesia. Virus baru ini cukup berbahaya jika tidak segera diatasi dengan baik dan benar.
Namun, siapa sangka, sebenarnya virus corona merupakan sebuah penyakit yang mampu sembuh dengan sendirinya. Tentu saja dengan syarat sistem imunitas tubuh yang kuat.
Masa penyembuhan virus corona sendiri bergantung pada berbagai faktor. Akan tetapi, berapa lama kah waktu yang dibutuhkan untuk bisa sembuh dari virus corona? Simak ulasan informasinya yang dihimpun dari halodoc berikut ini.
-
Bagaimana agar bisa cepat sembuh? Percayalah bahwa setiap penyakit selalu ada obatnya. Kamu hanya perlu berpikir positif dan bangkit dari keputusasaan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana Leony bisa pulih cepat setelah terinfeksi Covid? Beruntung, kekasihnya sigap dan tanggap, merawatnya dengan baik, sehingga Leony pulih dengan cepat.
-
Bagaimana cara agar orang sakit bisa lekas sembuh? Sakit adalah kondisi di mana seseorang mengalami masalah fisik dan batinnya. Orang sakit membutuhkan pengobatan yang sangat serius agar mendapatkan kesembuhan yang dinanti-nantikan.
-
Kenapa pilek bisa lama sembuh? Pilek biasanya sembuh dalam waktu 3-7 hari, tetapi terkadang bisa berlangsung lebih lama, bahkan hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Jika pilek tak kunjung sembuh, kemungkinan ada sejumlah alasan, seperti berikut ini:
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
80 Persen Kasus dengan Gejala Ringan
Melansir dari WHO, Kamis (2/4/2020), sekitar 80% total kasus virus Covid-19 menimbulkan gejala ringan. Itu berarti, pada kasus-kasus tersebut para pasien hanya merasakan gejala ringan dari virus corona.
Mulai dari demam, batu hingga sesak napas. Gejala tersebut juga bisa sembuh dengan sendirinya. Bila tidak mengalami gejala lebih lanjut, maka peluang untuk bisa sembuh lebih cepat juga semakin besar.
Virus yang Bisa Sembuh Sendiri
Virus corona hingga kini masih menjadi momok menakutkan bagi hampir di seluruh negara di dunia. Sebab, Covid-19 tergolong ke dalam virus baru dan belum ditemukan antivirusnya.
ED JONES/AFP
Siapa sangka, virus corona sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Masa penyembuhan virus ini tergantung pada sejumlah faktor. Salah satunya yaitu sistem kekebalan tubuh pasien. Ya, virus corona bisa sembuh dengan sendirinya jika sistem imunitas tubuh pasien sangat kuat.
Lama Waktu untuk Gejala Ringan
Proses penyembuhan virus corona bisa lebih cepat, bila pasien positif hanya merasakan dan menunjukkan gejala ringan saja. Mulai dari demam, batuk kering, sesak napas yang hilang dengan sendirinya, sakit dan nyeri.Paling tidak mereka akan membutuhkan waktu selama tujuh hari hingga dua minggu. Saat tubuh menunjukkan gejala seperti di atas, tidak perlu panik sebab proses penyembuhan bisa dilakukan sendiri secara mandiri di rumah.
Virus yang Menginfeksi Tidak Berbahaya
Melansir dari halodoc, pada intensitas ringan ini, virus corona yang menginfeksi tubuh cenderung tidak berbahaya. Berbeda cerita bila yang merasakannya orang lansia, anak-anak hingga seseorang dengan riwayat penyakit. Mereka tetap membutuhkan cairan infus untuk mencegah dehidrasi.
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Gejala ringan itu bisa sembuh dengan istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih, dan mengonsumsi obat penurun demam. Jika dipraktikkan dengan benar dan baik, memungkinkan gejala akan mereda dalam waktu seminggu. Hal ini lantaran, sistem kekebalan tubuh akan melawan virus itu sendiri.
Penderita dengan Gejala Sedang
Untuk pasien dengan gejala sedang, pengobatan akan dilakukan tergantung pada intensitas parah atau tidaknya gejala yang muncul. Gejala sedang meliputi demam tinggi, batuk, sesak napas, menggigil, badan lemas, nyeri hingga tidak mampu bergerak dari tempat tidur.Apabila sesak napas tidak mereda dengan sendirinya, segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat. Hal itu karena menandakan kadar oksigen di dalam darah begitu rendah. Buruknya, bila tidak segera diatasi maka nyawa menjadi taruhannya.
Tidak Perlu Rawat Inap
Melansir dari halodoc, pasien dengan gejala sedang tidak memerlukan prosedur rawat inap, kecuali dalam kondisi tertentu. Mulai dari kesulitan bernapas, dehidrasi (rasa haus luar biasa), penurunan jumlah urine, urine berwarna gelap dan kental, mulut kering, pusing dan kulit kering.
THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO/Handout via REUTERS
Bila gejala bertambah parah, hal itu terjadi karena sistem imunitas bereaksi secara berlebihan terhadap virus. Akibatnya, sinyal kimiawi akan tersebar ke seluruh tubuh. Sehingga nantinya area yang terkena akan menimbulkan peradangan serta kerusakan.
Pasien dengan Gejala Kritis
Sebenarnya, pasien dengan gejala kritis juga bisa sembuh dengan sendirinya. Terutama pada pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh kuat. Akan tetapi, pada beberapa penderita khususnya dengan riwayat pneumonia, gejala kritis ini justru bisa mengancam nyawa. Ditambah bila sistem kekebalan tubuh pasien rendah.
Perawatan Pasien Bergejala Kritis
Melansir dari halodoc, pasien bergejala kritis bisa melakukan perawatan dengan respirator. Hal ini bertujuan untuk membantu pernapasan pasien. Jika tidak dilakukan, kehilangan nyawa menjadi risiko yang mungkin terjadi.
2020 Merdeka.com
Saat virus berkembang, mereka akan memasuki paru-paru melalui sel-sel dan akan membunuhnya secara perlahan. Kemudian, sistem kekebalan tubuh akan menghancurkan jaringan paru-paru. Tak menutup kemungkinan, pneumonia yang diderita kian parah. Selain itu, sistem kekebalan tubuh juga bisa menghalau pasokan oksigen di dalam darah. Akibatnya, kegagalan fungsi organ menjadi risiko terburuk sebab kadar oksigen yang tidak mencukupi. (mdk/tan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaKemenkes mengumumkan, terdapat enam kasus pneumonia misterius di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah China menyelesaikan persoalan polusi membutuhkan kurun waktu selama 20 tahun.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca SelengkapnyaPenyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaSeseorang bisa mengalami flu dalam waktu cukup lama, namun hingga berapa lama biasanya penyakit ini tetap bisa menyebar?
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya