BLT, Dulu Dikritik Megawati di Zaman SBY Kini Dipakai Jokowi
Merdeka.com - Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat mencuri perhatian publik.
Sebab, kebijakan yang pernah populer di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini pernah mendapat kritik keras dari PDIP, partai yang menaungi Jokowi.
Seperti diketahui, di awal Pandemi Covid 19 lalu, pemerintahan Jokowi menggelontorkan BLT kepada masyarakat. Belakangan, melonjaknya harga minyak goreng pun membuat Jokowi mengeluarkan kebijakan BLT untuk masyarakat.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kapan Jokowi menyalurkan BLT El Nino? Diketahui, bantuan ini berupa beras sebanyak 10 kg setiap bulan yang disalurkan hingga Maret 2024 dan kalau memungkinkan akan diteruskan hingga Juni 2024.
-
Di mana Presiden Jokowi memberikan BLT El Nino? Selain itu, Presiden Jokowi juga memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino kepada para penerima manfaat di Gudang Bulog Klahang, Banyumas.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Apa makanan favorit Jokowi? Pemilik Soto Triwindu, Sri Suwarni, mengungkapkan bahwa Jokowi biasanya memesan soto daging dan tempe kering sebagai lauk favoritnya. 'Dari dulu suka sekali soto kami, biasanya soto daging, kami hanya spesial satu ya, soto daging terus biasanya pakai tempe garing kesukaan Bapak itu,' ujar Sri.
Keputusan pemerintah untuk memberikan BLT minyak goreng di tengah melonjaknya harga minyak saat ini pun dinilai kurang tepat. Berikut ulasan selengkapnya:
Kebijakan BLT Dulu Ramai Dikritik
Kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT), sempat populer di era kepemimpinan SBY pada tahun 2013 lalu. Banyak pihak termasuk PDIP, partai yang menaungi Jokowi sempat mengkritik pedas kebijakan SBY itu karena disebut sebagai kebijakan yang memanjakan rakyat.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada saat itu mengatakan, bahwa kebijakan SBY saat menaikkan harga BBM pada tahun 2013 lalu tidaklah baik untuk masyarakat. Apalagi, kebijakan tersebut dibarengi dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Saat itu, pemerintah memberikan BLT berupa uang sebesar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu. Hal itu dikritik karena terkesan merendahkan harga diri masyarakat. Mega juga sempat mengaku miris karena beberapa antrean pembagian BLT sempat memakan korban.
©Liputan6.com/Yopi Makdori
"Kalau diliput stasiun tv luar, hanya karena dua lembar uang berwarna itu rela berkorban, apa kata dunia," ujar Megawati di acara deklarasi Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GANTI) sebagai sayap PDI Perjuangan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (13/4/2013).
Tak hanya Megawati, hampir semua fraksi pada saat itu juga akhirnya ikut mengkritik dan menolak kebijakan BLT. Sebab, beberapa pihak menyebut, jika penuntasan kemiskinan tidak bisa diatasi dengan memberikan sejumlah uang, melainkan membuka lapangan pekerjaan baru.
Kini Kebijakan BLT Dipakai
Sempat mengalami penolakan dari berbagai kalangan elite politik, kebijakan BLT saat ini justru seolah menjadi 'andalan' bagi pemerintah. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman, melalui cuitannya di Twitter pun ikut menyoroti kebijakan Presiden. "Apa benar ada BLT? Era Presiden SBY program ini dielukan rakyat. Terutama yg amat miskin. Ketika Presiden Jokowi berkuasa, program BLT dikutuk habis. Dianggapnya, itu program bikin rakyat manja, tidak mandiri,dan meninabobokan. Kini yg dikutuknya itu dihidupkan lagi. #RakyatMonitor," cuitnya dalam akun @BennyHarmanID
Apa benar ada BLT?. Era Presiden SBY program ini dielukan rakyat.Terutama yg amat miskin.Ketika Presiden Jokowi berkuasa, program BLT dikutuk habis. Dianggapnya, itu program bikin rakyat manja,tidak mandiri,dan meninabobokan. Kini yg dikutuknya itu dihidupkan lagi. #RakyatMonitor https://t.co/ubC49wSZbJ
— Benny K Harman (@BennyHarmanID) April 2, 2022Pernyataan Benny itu disampaikan menyusul keputusan Presiden Jokowi yang mengumumkan akan menyalurkan BLT kepada 20,5 juta masyarakat akibat kenaikan harga minyak goreng.
Kebijakan BLT Minyak Goreng
Jumat (1/4) lalu, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi atas tingginya harga minyak goreng. BLT minyak goreng kepada masyarakat sebesar Rp100 ribu per bulan.Bantuan itu diberikan selama 3 bulan dari April hingga Juni 2022, sehingga masyarakat mendapat uang Rp300 ribu.Bantuan itu rencananya akan diberikan kepada 20,5 juta keluarga yang termasuk dalam daftar bantuan pangan non tunai dan program keluarga harapan PKH, serta 2,5 juta PKL yang berjualan makanan.Sejumlah pihak menilai kebijakan itu seakan menyiratkan pemerintah tak bisa mengendalikan harga minyak goreng. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil terbesar kelapa sawit.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menjawab sejumlah pertanyaan dari komedian Cak Lontong.
Baca SelengkapnyaPDIP ibaratkan hubungan Jokowi dan Megawati ibarat ibu dan anak, yang pastinya sering terjadi perbedaan pendapat.
Baca SelengkapnyaMegawati bahkan mengaku lupa, pernah menjabat sebagai wakil presiden RI
Baca SelengkapnyaPanel Barus menyebut PDIP tengah memainkan taktik bambu
Baca SelengkapnyaButet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaKetua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati Soekarnoputri berulang kali menyebut Presiden Jokowi sebagai petugas partai.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku pernah berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaDalam arahannya, Megawati dua kali menyebut nama Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaTercatat BEM UGM dua kali memberikan kritik dalam bentuk poster dan baliho kepada Presiden Jokowi
Baca Selengkapnya