Cerita Jenderal AH Nasution Berani Tinggalkan Rapat dengan Soekarno Demi Salat
Merdeka.com - 30 September 1965 menyisakan memori kelam bagi bangsa Indonesia. Sejumlah petinggi militer di tanah air menjadi sasaran utama untuk diculik.
Salah satunya yakni Jenderal Besar Abdul Haris Nasution. Namun, sosoknya berhasil selamat dari upaya penculikan tersebut.
Tak banyak diketahui, rupanya sosok jenderal satu ini memiliki sisi lain. Jenderal Nasution berani meninggalkan urusan dunia demi menunaikan ibadah salat. Berikut ulasan selengkapnya.
-
Kenapa Abdul Haris Nasution diangkat menjadi Jenderal Besar? Pengangkatan Nasution sebagai Jenderal Besar mengakui perannya dalam pertahanan nasional dan stabilitas negara serta posisinya yang berpengaruh di militer Indonesia.
-
Bagaimana Jenderal Agus mengabdi kepada NKRI? 'Ya kita kan punya sapta marga dan sumpah prajurit ya. Kita ikuti saja itu, ada batasan. Yang jelas ya kepada NKRI, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 itu. Jadi, pegangan saya sapta marga sumpah prajurit,' ungkapnya.
-
Siapa yang menolak jadi jenderal? Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
-
Bagaimana Khalifah Nasif menjadi taruna Akpol? Khalifah merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara sebelum akhirnya memutuskan menempuh pendidikan Akpol.
-
Apa contoh kesederhanaan Jenderal Soekanto? Menjabat Kapolri 14 tahun tak membuat Pak Kanto memiliki cukup uang. Bahkan saat pensiun, dia dan istrinya, Hadidjah Lena Mokoginta, sempat tak punya rumah dan tinggal berpindah-pindah.
-
Apa yang dilakukan Abdul Haris Nasution saat menjabat KSAD? Saat menjabat KSAD, Nasution bersama TB Simatupang, Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia memutuskan untuk mengadopsi kebijakan restrukturisasi dan reorganisasi di dalam tubuh ABRI. Tujuan reorganisasi ini untuk menciptakan tentara dengan lingkup kecil tetapi lebih modern dan profesional. Sistem ini turut didukung oleh Perdana Menteri Wilopo dan Menhan Sultan Hamengkubuwono IX.
Sosok Jenderal Sederhana
Melansir dari laman NU, sosok Jenderal yang akrab disapa Pak Nas ini memilih untuk hidup dengan cara berbeda. Meski memiliki jabatan serta pangkat tinggi, namun Nasution tetap memilih di jalan kesederhanaan dan taat beragama.
Jenderal Nasution selalu mengupayakan untuk beribadah terlebih dahulu. Apapun urusannya, ia bakal memilih untuk hengkang sejenak.
Ia selalu memilih untuk menunaikan ibadah salat di awal waktu. Bahkan, beredar di kalangan prajurit, sosoknya pernah menunaikan salat di atas kapal yang tengah berlayar sekalipun.
"Bahkan, ada anekdot yang beredar di kalangan prajurit TNI bahwa Nasution pernah melaksanakan salat di atas kapal perang dengan menghadap ke beberapa arah karena mengikuti arah kapal berlayar," ungkap Saleh As'ad Jamhari, sejarawan Tentara nasional Indonesia, dikutip dalam laman NU.
Tinggalkan Rapat dengan Presiden Soekarno
Begitulah Jenderal Nasution. Jabatan dan pangkat seolah bukan segalanya.
Suatu ketika, ia pernah berada di suatu tempat untuk mengikuti rapat bersama dengan mantan Presiden Soekarno. Meski dihadiri Panglima Tertinggi Angkatan RI, namun tetap saja Jenderal Nasution lebih memilih untuk mengutamakan ibadah.
Instagram/@revolusi_bangsa1965 ©2021 Merdeka.com
Saat tiba waktu salat, maka Jenderal Nasution bakal selalu meminta izin undur diri sejenak dari forum untuk beribadah.
Kedisiplinan Jenderal Nasution untuk beribadah ini menginspirasi kalangan prajurit. Di tangannya, kala itu Jenderal Nasution berhasil membangun musala di Markas Besar Angkatan Darat (MBAD) dan di Hankam.
Dihormati Saat Berada di Luar Negeri
Tak hanya di dalam negeri, sosoknya pun luar biasa dihormati para pejabat serta petinggi militer luar negeri. Sebut saja China, Australia, hingga Uni Soviet. Negara terkenal itu memiliki cerita unik dengan Jenderal kelahiran Sumatera Utara ini.
Protokol satuan militer China harus menyelaraskan waktu ibadah salat dengan rangkaian kegiatan kenegaraan Jenderal Nasution saat berkunjung.
Seorang kolonel Australia seketika mempersilakan Jenderal Nasution untuk mendirikan salat. Hal itu dilakukan meski di tengah diskusi dengan PM Australia di Canberra.
Begitu pula Uni Soviet sekalipun. Jenderal Nasution yang mengadakan pertemuan di Moskow menunda sejenak lantaran harus segera menunaikan salat Jumat. Bahkan, seorang perwira di Moskow turut mengikuti langkahnya hingga salat tanpa mengetahui apa yang tengah dibaca sang jenderal kala itu. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret lawas mendiang Jenderal Besar AH Nasution saat masih berseragam militer bersama istrinya.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaJabatan tinggi dan berteman dengan orang-orang penting membuat ia tetap konsisten tampil sederhana
Baca SelengkapnyaKisah sosok jenderal TNI berdarah bangsawan yang pernah marah sampai gebrak meja di hadapan Presiden RI.
Baca SelengkapnyaFoto langka Jenderal A.H Nasution dan D.N Aidit sukses mencuri perhatian. Terlihat dalam foto lawas tersebut keduanya saling tersenyum dan tertawa.
Baca SelengkapnyaJenderal Dudung mengenang kebersamaan dengan sang ajudan saat umroh. Ia meninggalkan hotel pukul 1 malam sampai sang ajudan mencari tapi tidak ketemu.
Baca SelengkapnyaBerikut foto lawas Buya Hamka saat menjadi Imam salat jenazah Soekarno.
Baca SelengkapnyaSeorang jenderal bintang dua Polri salat berjamaah di sebuah masjid dengan seragam lengkap jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaKH Zainul Arifin, tokoh nasional yang berkutat di bidang politik dari Barus.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto juga memberi nasihat pada para prajurit jika keutamaan salat subuh berjemaah di masjid itu sangat banyak.
Baca Selengkapnya