Curigai Penyusupan PKI, Gatot Ungkap Tiga Patung Jenderal Hilang di Markas Kostrad
Merdeka.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmatyo, mencurigai adanya penyusupan pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Tudingan adanya penyusupan paham komunis di institusi TNI itu, dilontarkan Gatot menyusul hilangnya tiga patung Jenderal TNI yang ada di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat.
Sebab, barang-barang yang hilang itu disebut berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era Orde Lama. Simak ulasan selengkapnya:
-
Kenapa KGB mengintai Jenderal TNI? Kedatangan Mayjen Sayidiman, sebagai jenderal yang memiliki posisi penting di Dephankam Indonesia pasti menimbulkan kecurigaan pihak Uni Soviet.
-
Bagaimana KGB mengintai Jenderal TNI? “Koper yang dibawa anggota staf Athan itu dibuka dan digeledah lagi oleh pihak Soviet saat anggota itu keluar kamar,“ kisah Sayidiman.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Siapa yang mengintai Jenderal TNI di Moskow? Kedatangan pejabat tinggi Departemen Pertahanan dan Keamanan RI ke Moskow menimbulkan kecurigaan dinas rahasia tersebut.
-
Kenapa Ganjar melibatkan mantan Panglima TNI? Selain itu, Ketua Harian Partai Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi juga mengisi posisi sebagai wakil ketua TPN Ganjar.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
Tiga Patung Jenderal di Markas Kostrad Disebut Hilang
Dalam acara webinar berjudul 'TNI vs PKI' yang dilaksanakan pada Minggu (26/9) lalu, Gatot mengatakan, bahwa menghilangnya patung beberapa Jenderal di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad itu menjadi salah satu tanda adanya penyusupan kembali paham komunisme di tubuh TNI.
Adapun patung yang hilang di antaranya patung Presiden ke-2 RI Soeharto, Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution. Ketiga patung Jenderal tersebut dibuat untuk merekonstruksikan sejarah saat mengatasi pemberontakan G30SPKI.
Youtube/Kang Jana Tea ©2021 Merdeka.com
Menurut Gatot, hilangnya patung-patung penumpas PKI dari Museum Dharma Bakti itu menjadi bukti nyata jurang kehancuran berada di depan mata. Ia juga meyakini adanya indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontak PKI.
"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah museum Kostrad dalam ruang kerja pak Harto (Soeharto) ada patung yang menggambarkan (sejarah penumpasan PKI)," ungkap Gatot pada acara webinar.
Youtube/Kang Jana Tea ©2021 Merdeka.com
Potret Patung Sudah Tidak Ada di Ruangan
Dalam cuplikan video yang dibagikan di acara webinar tersebut, membagikan potret suasana salah satu ruangan di museum Dharma Bhakti yang ada di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Youtube/Kang Jana Tea ©2021 Merdeka.com
Di ruangan yang digambarkan sebagai ruang kerja Presiden ke-2 RI, diceritakan momen pertemuan antara Soeharto, Sarwo Edhie, dan Jenderal Nasution. Patung-Patung itu disebut sebagai saksi sejarah bagaimana mengatasi pemberontakan G30SPKI. Namun, patung tersebut kini dikatakan sudah tidak ada di ruangan itu."Ini menunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30SPKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," kata Gatot.
Youtube/Kang Jana Tea ©2021 Merdeka.com
Tanggapan Kostrad
Menimpali polemik tersebut, Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana membantah keras pernyataan Gatot. Ia mengatakan, Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI) Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad. Namun, Haryantana menyebut, pembongkaran patung-patung itu murni permintaan dari sosok pembuat patung itu sendiri. "Pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," kata Haryantana, Senin (27/9).Menurut Haryantana, Azmyn Yusri sendirilah yang meminta langsung kepada Pangkostrad Letjen TNI Dudung untuk dapat menyerahkan patung-patung tersebut kepadanya."Patung itu yang membuat Letjen TNI (Purn) AY (Azmyn Yusri) Nasution saat beliau menjabat Pangkostrad, kemudian pada tanggal 30 Agustus 2021 Pak AY (Azmyn Yusri) Nasution meminta kepada Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrahman untuk diserahkan kembali pada Letjen TNI Purn AY (Azmyn Yusri) Nasution," ujarnya, seperti diberitakan Antara. (mdk/khu)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi Tetapkan 3 Tersangka Pengeroyok Prajurit TNI Prada Lukman di Cikini
Baca SelengkapnyaSimak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaSosok jenderal bintang dua TNI yang pasang badan ketika tiga prajuritnya diamankan polisi Malaysia.
Baca SelengkapnyaMarkas Gudbalkir Pusziad di Buduran dijadikan sebagai lokasi penampungan kendaraan curian di Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTNI mengonfirmasi gudang di Sidoarjo, Jawa Timur yang menjadi lokasi penadahan kendaraan hasil kejahatan adalah milik Pusat Zeni AD.
Baca SelengkapnyaKetua Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit jadi buronan Angkatan Darat. Lantaran PKI dicap sebagai dalang aksi Gerakan 30 September 1965.
Baca SelengkapnyaKunto Arief Wibowo melakukan aksi tak terduga yang berhasil membuat 7 anggota TNI ‘tertipu’. Apakah itu?
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menjamin bakal menindak tegas anggota TNI bila terbukti membobol minimarket di Cilodong, Depok.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apa motif dari dua anggota tersebut yang ikut dalam aksi penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaIndonesia tengah memperingati peristiwa kelam Gerakan 30 September oleh PKI.
Baca SelengkapnyaDari hasil penyidikan terkuak kalau EL dibantu Kopda AS menjadikan Markas Gudbalkir Pusziad di Buduran sebagai lokasi penampungan kendaraan curian di Sidoarjo.
Baca SelengkapnyaTerkait pelaku utama merupakan pecatan tentara, pihaknya masih melakukan penyelidikan.
Baca Selengkapnya