Deretan Prajurit TNI Berdarah Campuran yang Melegenda
Merdeka.com - Menjadi prajurit TNI merupakan kebanggaan tersendiri bagi banyak orang. Apalagi saat menerima misi dari negara, mereka akan rela mengorbankan jiwa raganya demi Tanah Air.
Sejak masa perebutan kemerdekaan hingga kini sudah merdeka, anggota TNI berasal dari berbagai macam suku bangsa. Ada juga yang memiliki darah campuran dari negara lain.
Meski demikian, mereka setia mengabdi kepada bangsa dan negara. Mau tahu siapa saja prajurit TNI berdarah campuran yang melegenda akibat jasanya pada ibu pertiwi? Berikut ulasannya.
-
Siapa saja yang pakai seragam TNI? Gak sendirian, Chef Juna juga bareng Chef Renatta dan Chef Arnold. Mereka pakai seragam TNI saat syuting MasterChef Indonesia.
-
Kenapa Kolonel Edward Sitorus mengumpulkan prajurit TNI dari beragam suku? 'Baik, kenapa saya kumpulkan ini ternyata TNI itu terdiri dari beragam suku. Karena selama ini banyak yang bilang ‘kok dari daerah saya enggak ada yang jadi tentara? Kok enggak ada? Semua dari Jawa, semua dari Batak, ternyata bukan hanya orang Jawa jadi tentara ya, ini ada macam-macam ya,' tutur Edward beri penjelasan di depan para prajurit TNI.
-
Siapa yang memakai seragam TNI? Chef Renatta kelihatan keren banget pake seragam TNI biru.
-
Kenapa TNI dibentuk? TNI dibentuk sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa pendiri TNI AU? Marsekal Suryadi Suryadarma adalah pendiri TNI AU. Dia membangun kekuatan udara hampir dari nol.
Letnan Satu Pierre Tendean
Kapten Pierre Tendean merupakan anak dari A.L. Tendean berasal dari Minahasa. Ibundanya bernama Cornel M.E. yang merupakan keturunan Belanda-Perancis. Pierre salah satu pahlawan revolusi korban G30S-PKI. Ayahnya adalah seorang dokter di Jakarta, Tasikmalaya, Cisarua, Magelang dan Semarang.
©2016 merdeka.com/istimewa
Pierre menghabiskan masa mudanya di Semarang. Sejak sekolah, ia sangat ingin masuk Akademi Militer Nasinal. Namun orang tuanya menginginkan Pierre menjadi seorang dokter atau menjadi insinyur.
Karena tekatnya yang kuat, Pierre pun berhasil bergabung dengan Akademi Teknik Angkatan Darat pada 1958. Prestasi luar biasa dicurahkannya sebagai anggota militer. Hingga menerima tugas pertama sebagai Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan.
Kemudian Pierre dikirim ke garis depan, massa konfrontasi dengan Malaysia. Masa itu dikenal dengan istilah 'dwikora', di mana ia memimpin kelompok sukarelawan di berbagai titik di Tanah Air.
Sejak itulah, Pierre dipromosikan menjadi Letnan Satu/ Lettu dan pengawal pribadi Jendral Abdul Haris Nasution.
Laksamana Muda TNI John Lie Tjeng Tjoan
Foto: John Lei. YouTube @OBROLAN PANAS ©2020 Merdeka.com
Perwira TNI berdarah campuran yang melegenda selanjutnya ialah Laksamana Muda John Lie Tjeng Tjoan. Seorang perwira tinggi di TNI AL dari etnis Tionghoa dan termasuk Pahlawan Nasional Indonesia.
John Lie lahir dari keluarga pengusaha pada 19 Maret 1911 di Manado. Memiliki minat besar di dunia pelayaran, Lie lantas bergabung di Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), maskapai pelayaran Belanda.
Saat Indonesia merdeka, Lie memutuskan untuk keluar dari KPM dan bergabung di Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).
Tak berhenti di situ, Lie ikut berjuang melawan Belanda di tahun 1947 dan 1948. Kala itu, Belanda melakukan agresi militeru untuk merebut beberapa wilayah Indonesia kembali. Tujuannya agar Indonesia bisa mati perlahan karena tidak ada kontak dengan pihak luar sembari ditekan terus oleh Belanda.
John Lie dengan berani menembus blokade Belanda menggunakan kapal bernama The Outlaw. Melintasi Selat Malaka bersama anak buah membawa hasil bumi dan teh untuk ditukar senjata dengan Singapura, secara diam-diam.
Foto: John Lei. YouTube @OBROLAN PANAS ©2020 Merdeka.com
Lei kemudian berlayar saat tengah malam, tanpa penerangan, supaya tidak diketahui oleh Belanda dan Inggris. Hingga dirinya menjadi legenda penyelundup. Radio BBC Inggris bahkan menjulukinya The Black Speed Boat.
John Lei merupakan orang Kristen taat. Dia selalu membawa alkitab di kapalnya. Hingga majalah Life melukiskan John Lie dengan 'with one hand a bible and the other a gun'.
Letnan Kolonel Inf. Mohammad Idjon Djanbi
©2020 Merdeka.com
Terlahir dengan nama Rokus Bernardus Visser, dia adalah seorang mualaf yang melegenda. Kini lebih dikenal menjadi Letnan Kolonel Inf. Mohammad Idjon Djanbi.
Idjon Djanbi merupakan tokoh pendiri Kopassus, komandan pertama pasukan elite TNI AD. Sebelumnya, Idjon termasuk komandan sekolah terjun payung Belanda. Anggota pasukan elite, yang akhirnya bersimpati pada perjuangan Indonesia.
Setelah itu, dia menikah dan masuk Islam. Mengganti namanya dan menjadi seorang petani bunga di Lembang. Idjon diminta kembali memimpin dan mendirikan Kesatuan Komando Teritorium III tahun 1952. Termasuk tugas sulit, sebab tak ada sumber daya manusia, peralatan dan kurangnya dana.
Perjuangan berdarah-darah dan cucuran keringat dilalui Idjon. Pelan-pelan Idjon mampu mewujudkan sebuah pasukan komando yang handal.
Sersan Mayor KKO (Purn.) Djoni Matius (Djoni Liem)
Anggota TNI berdarah campuran berikutnya ialah Sersan Mayor KKO (Purn) Djoni Matius atau lebih akrab disapa Djoni Liem. Dirinya termasuk salah satu dari empat KKO (Intai Amfibi) yang berdarah Tionghoa kala itu.
Dia merupakan seorang Purnawirawan TNI Angkatan Laut dengan nama asli Liem Wong Siu. Seorang tokoh dalam Operasi Dwikora. Sebuah peristiwa perang yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia, pada tahun 1962 hingga 1966.
Keahlian Djoni Liem yang melegenda ialah meluncurkan jarum, silet dan mata kail pancing dari mulut. Tak tanggung-tanggung, bisa mencapai jarak sekitar 30 meter. Hingga memiliki julukan "Semburan Mulut Berbisa". (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut deretan Jenderal TNI-Polri berstatus keturunan bangsawan. Siapa saja sosoknya?
Baca SelengkapnyaBerikut ini adalah penampakan seragam TNI di awal kemerdekaan Indonesia, sangat sederhana dan banyak yang memakai seragam sisa peninggalan Jepang dan Belanda.
Baca SelengkapnyaKata-kata TNI berguna untuk meningkatkan semangat nasionalisme, agar kecintaan terhadap NKRI semakin bertambah.
Baca SelengkapnyaDi balik nama besar Try, ternyata ada anak cucu yang mengikuti jejak dan karir moncer sang jenderal.
Baca SelengkapnyaBerkenalan dengan para anggota TNI dari beragam suku, Edward memberikan sebuah nasihat yang mendalam.
Baca SelengkapnyaUnggahan Irjen Krishna Murti ungkap dirinya punya asal-usul darah ABRI dalam dirinya.
Baca SelengkapnyaTak main-main para jenderal ini bahkan berani menikahi putri dari para petinggi TNI.
Baca SelengkapnyaBeberapa Perwira Tinggi (Pati) TNI-Polri diketahui memiliki hubungan darah satu sama lain. Bahkan para Pati tersebut memiliki rekam jejak yang mentereng.
Baca SelengkapnyaCucu para Jenderal TNI Teruskan Darah Militer, Sosok Sang Kakek Tak Sembarangan
Baca SelengkapnyaBerikut sosok empat 'anak kalong' yang mengikuti jejak sang ayah menjadi prajurit TNI.
Baca Selengkapnya