Didorong Jenderal Polisi, Pria di Kursi Roda Ternyata Pejabat Era Soeharto dan SBY
Merdeka.com - Irjen Rycko Amelza Dahniel bertemu dengan salah satu gurunya. Saat itu Rycko masih menjabat sebagai Kapolda Jawa Tengah.
Rycko mendorong sosok pria yang berada di kursi roda. Sosok itu ternyata Muladi. Beliau adalah guru sang Jenderal Polisi saat di Akademi Polisi dan PTIK.
Siapa sangka, pria tersebut merupakan pejabat yang menduduki jabatan penting di era Presiden Soeharto hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
-
Siapa yang beri apresiasi ke Polri? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini. Dalam survei tersebut Polri menempati urutan teratas setelah TNI sebagai lembaga yang memiliki citra terbaik. 'Kami dari DPP PMPI sangat mengapresiasi hasil rilis dari survei dari rilis Litbang Kompas terkait dengan citra positif lembaga negara,' ujar Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Pencinta Tanah Air Indonesia (PMPI) Khusniyati, Sabtu (22/6).
-
Bagaimana karier Jenderal Polri? Tak hanya itu saja, rekam jejak karier Carlo selama menjabat sebagai anggota Polri juga bukan kaleng-kaleng. Ia beberapa kali turut serta berhasil memecahkan kasus.
-
Siapa yang mendapat penghargaan dari Jenderal Polisi? Penghargaan tersebut diberikan kepada Prada Triwandi Werfan Sentana Nababan.
-
Bagaimana polisi membantu pria tersebut? Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.
-
Siapa yang memimpin kepolisian? Jabatan ini tidak hanya menuntut tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan institusi Polri, tetapi juga berfungsi sebagai representasi negara dalam hal keamanan.
-
Siapa Bapak Brimob Polri? Atas perjuangannya, Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Dr. H. Moehammad Jasin dikenal sebagai Bapak Brimob Polri.
Dalam video berdurasi 1 menit 18 detik itu, Rycko tampak begitu akrab dengan gurunya. Ia terlihat mendorong kursi roda gurunya saat bertemu di bandara.
"Pak Kapolda Jawa Tengah ternyata muridnya Prof. Dr. Muladi saat di Akpol dan di PTIK juga," kata perekam video dalam channel Youtube Soediro Family tahun 2019.
Simak ulasannya berikut ini.
Muladi
Muladi lahir pada 26 Mei 1943 di Solo. Beliau merupakan anak bungsu dari pasangan Dasijo Darmo Soewito dan Sartini. Sang ayah bekerja sebagai reserse polisi.
©2020 Merdeka.com/Youtube Soediro Family
Muladi mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (saat ini Fakultas Hukum) Universitas Diponegoro, Semarang. Saat kuliah, Muladi rupanya aktif dalam berorganisasi. Mulai dari menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) tahun 1963-1968 hingga Komandan Batalyon IV Resimen Mahasiswa Semarang tahun 1964–1967.
Sembari kuliah, Muladi juga bekerja sebagai karyawan OPS Minyak dan Gas Bumi di Jawa Tengah pada tahun 1966–1969. Muladi juga sempat berkarier sebagai dosen di Universitas Diponegoro.
Pejabat dari Era Soeharto sampai SBY
Muladi pernah menjadi Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan HAM) di Kabinet Pembangunan VII era Presiden Soeharto. Setelah Soeharto lengser Muladi malah merangkap sebagai Menteri Sekretaris Negara di masa Kabinet Reformasi Pembangunan era Presiden Habibie. Karier Muladi tak berhenti. Dia menjadi Gubernur Lemhannas dari 2005-2011, era kepemimpinan Presiden SBY. Sebelum menjadi menteri, Muladi merupakan Rektor di Universitas Diponegoro.
Pendidikan Muladi
Adapun pendidikan yang ditempuh oleh Muladi adalah sebagai berikut:
©2020 Merdeka.com/Youtube Soediro Family
- Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (S-1 Hukum Pidana) pada tahun 1968
- International Institute of Human Rights di Strasbourg, Prancis pada tahun 1979
- Ilmu Hukum Program Pascasarjana FH Universitas Padjajaran, Bandung (S-3) pada tahun 1984 dengan predikat Cumlaude
- KSA III Lemhanas pada tahun 1993
Karier dan Penghargaan Muladi
Lebih lanjut berikut daftar riwayat karier Muladi:
- Rektor dan Guru Besar Universitas Diponegoro.
- Ketua Delegasi Indonesia pada Kongres Crime on Prime Prevention and Criminal Justice (ECOSOC) pada tahun 1991–1998
- Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, Fraksi Utusan Daerah pada tahun 1997–1999
- Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada tahun 1993–1998
- Menteri Kehakiman (Menkeh) Kabinet Pembangunan VII pada tahun 1998
- Kabinet Reformasi Pembangunan merangkap Menteri Sekretaris Negara pada tahun 1998–1999
- Ketua Institute for Democracy and Human Rights di The Habibie Center, Jakarta pada tahun 1999–2002
- Gubernur Lemhannas pada tahun 2005–2011
- Ketua DPP Partai Golkar Bidang Hukum dan HAM pada tahun 2009–2014
- Anggota Dewan Komisaris Pertamina
- Ketua Badan Pengelola Gelora Senayan dan Kemayoran
- Hakim Agung RI pada September 2000–Juni 2001
Sejumlah penghargaan yang pernah diterimanya adalah sebagai berikut.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal polisi eks ajudan Presiden RI kini punya karir moncer di kepolisian.
Baca SelengkapnyaDari keterangan unggahan foto, dikatakan bahwa Anton sedang membicarakan tentang upaya TNI dan Polri membangun sinergitas.
Baca SelengkapnyaPerwira muda yang dulu pose di lapangan monas ialah Brigjen Suyudi Ario Seto.
Baca SelengkapnyaGagah dan bikin pangling, tampaknya itu yang tergambar saat Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mencoba olahraga berkuda didampingi dua perwira.
Baca SelengkapnyaKomjen Rycko Amelza Lulusan Terbaik Dimutasi ke Densus 88
Baca SelengkapnyaBocah cilik kecil ini tak disangka masuk Akpol. Ia pun kini menjadi perwira yang dulunya nyaris menjadi korban penembakan teroris.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang pria yang membagikan momen menjadi sopir Tito karnavian.
Baca SelengkapnyaPotret Dirregident Korlantas Polri pecah bintang setelah 32 tahun berkarir.
Baca SelengkapnyaPara polisi di Polsek Tanjung Pura, Sumut ini justru memberikan sikap hormat pada pria bersepeda itu yang ternyata bukanlah orang sembarangan.
Baca SelengkapnyaPerjalanan karir militer seorang perwira tak bisa ditebak. Begitu juga dengan Kolonel Angkatan Darat ini.
Baca SelengkapnyaPotret romantis Komjen Rudy Sufahriadi saat olahraga bareng istri.
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca Selengkapnya