Donatur Terlalu Ribet, Warga Korban Bencana NTT Suruh Bantuan Dibawa Pulang Kembali
Merdeka.com - Sebuah video yang merekam momen saat pengungsi korban bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) menolak bantuan yang diberikan, viral jadi perbincangan di media sosial.
Bukan tanpa alasan, sekumpulan warga di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur NTT itu kecewa dengan prosedur penerimaan bantuan yang dinilai terlalu rumit dan bertele-tele.
Para warga tampak kesal saat bantuan yang seharusnya langsung diterima ternyata harus dibawa pulang kembali setelah digunakan untuk foto dokumentasi dll. Berikut informasi selengkapnya:
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Bagaimana warga mengatasi kesulitan air di Jawa Tengah? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.'Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,' kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
-
Kenapa banjir di Thailand sangat parah? Wilayah utara Thailand mengalami banjir dan longsor yang parah dalam beberapa minggu terakhir akibat curah hujan yang ekstrem yang dibawa oleh Topan Yagi, badai terkuat di Asia tahun ini yang menyebabkan banyak korban jiwa di daerah tersebut pada pertengahan September.
-
Di mana jalan rusak yang membuat warga harus menandu pasien? Sejumlah penduduk di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sumatra Utara, harus berjuang saat merujuk seorang warga sakit menggunakan tandu.
-
Bagaimana cara warga Dusun Tonjong beradaptasi dengan banjir? Tujuannya apabila banjir telah surut, mereka lebih mudah membersihkan bagian dalam rumah. 'Banjir di sini hampir setiap tahun. Bahkan untuk tahun ini, sejak awal tahun 2024, sudah terjadi empat kali banjir di sini,' kata Damsiri.
-
Kenapa warga Musi Rawas terdampak banjir? Banjir dengan ketinggan air mencapai 400 sentimeter menyebabkan 8.227 warga terdampak.
Warga Keluhkan Prosedur Bantuan yang Terlalu Rumit
Dalam video yang dibagikan oleh akun Instagram @majeliskopi08, nampak beberapa warga di sebuah pos pengungsian merasa kesal saat pihak pemberi bantuan menjelaskan prosedur penerimaan bantuan yang rumit.
Seorang pria yang mengenakan baju lengan panjang berwarna hijau itupun lantas meminta pihak pemberi bantuan untuk membawa pulang barang-barang yang disumbangkan.
Instagram/@majeliskopi08 ©2021 Merdeka.com
Sebab, pemberi bantuan itu meminta warga melakukan foto dokumentasi penyerahan bantuan dan kemudian membawa barang-barang itu kembali. Mereka berkilah, setelah berfoto nantinya barang-barang bantuan akan langsung didistribusikan.
Hal itupun lantas membuat warga curiga dan menduga jika hal tersebut hanya digunakan sebagai ajang formalitas dan pencitraan pemberi bantuan.
Warga Tolak Bantuan
Pria berbaju hijau itu lantas mengatakan bahwa jika memang benar ingin memberi bantuan ia meminta perwakilan dari Menteri ataupun Wakil Gubernur langsung datang ke lokasi untuk menyerahkan bantuan. "Kalau mau menteri atau wakil gubernur datang ke sini, wakil gubernur semalam ngomong dengan saya di TV, beliau bilang mau datang ke sini, tetapi kalau prosedurnya seperti ini ambil di sini, difoto lalu dibawa lagi itu, bawa langsung pulang, terlalu ribet, bawa pulang saja bapak, kami tidak butuh," kata pria tersebut.
Instagram/@majeliskopi08 ©2021 Merdeka.com
Pria tersebut menambahkan jika ia dan warga di situ masih bisa mendapatkan bantuan dari para donatur yang berhati ikhlas. Maka, mereka menolak menerima bantuan dengan prosedur semacam itu. "Masih banyak donatur yang hatinya ikhlas, jangan karena barang ini kalian tidak menganggap kami bapak," tambahnya.
Video
Warga lain yang ada di lokasi pun mencoba untuk menenangkan relawan berbaju hijau itu agar menahan emosinya. Para warga pun kemudian ikut meminta rombongan bapak-bapak pemberi bantuan untuk pergi dan membawa barang-barang bantuan tersebut. "Ya Allah terlalu kasihan, bapak-bapak itu tidak tahu perjuangan mereka untuk evakuasi ambil mayat. Bapak-Bapak ini baru datang tidak tahu terlalu anggap gampang," kata perekam video.
Berikut video selengkapnya, dilansir dari Instagram @majeliskopi08 (9/4):
Lihat postingan ini di Instagram (mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun kekecewaan masyarakat muncul ketika bantuan yang mereka terima ternyata barang-barang yang sudah kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaLongsor yang menewaskan hampir 700 orang itu juga mengakibatkan lebih dari 1.200 orang kehilangan tempat tinggal.
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaMeski menolak kedatangan pengungsi Rohingya, warga Aceh tetap memberikan bantuan berupa makanan dan minuman.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca SelengkapnyaMereka tak menyangka akan ditipu tetangganya sendiri
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kondisi jalan kampung yang tidak memadai sehingga jenazah harus ditandu oleh warga untuk dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaAksi penolakan itu dilakukan di depan tenda darurat tempat penampungan puluhan orang etnis Rohingya tersebut di Pantai Ujung Damak.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya tersebut sebelumnya ditolak ditampung sementara di sejumlah tempat.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaDibalik suksesnya pelaksanaan Pemilu tahun 2024, terdapat perjuangan dan medan yang dilalui agar surat suara bisa sampai ke TPS dengan selamat.
Baca Selengkapnya