Ikut Tanggapi Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Mabes Polri,Bang Yos:Itu Kerugian
Merdeka.com - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso alias Bang Yos, ikut menanggapi soal penembakan terduga teroris di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan (31/3/2021) lalu.
Hal tersebut disampaikan dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Refly Harun, Senin (5/4).
Dalam video tersebut, Bang Yos menyebut bahwa keputusan untuk menembak mati terduga teroris yang diketahui bernama Zakiah Aini itu merupakan sebuah kerugian besar. Apa alasannya? Berikut ulasan selengkapnya:
-
Bagaimana Kapolda Jateng menanggapi kasus Sukolilo? 'Salah satu penegak hukum adalah Polisi, Polri adalah representasi negara di masyarakat, Kita ndak boleh main hakim sendiri. Kita (masyarakat) tidak boleh bertindak seperti Polisi. Kalau ada permasalahan lapor polisi,' tegasnya.
-
Apa yang Serka Sudiyono lakukan? Dalam wawancaranya bersama kanal YouTube Musayfa Musa, Serka Sudiyono menangis ketika mengingat anaknya yang pertama. Ia mengatakan anaknya itu sudah mendaftar jadi anggota TNI sebanyak lima kali dan selalu gagal. Tahun 2024 besok adalah kesempatan terakhir anaknya untuk mendaftar TNI.
-
Dimana Jenderal Soemitro bertemu perwakilan Mossad? Soemitro membenarkan pernah menemui perwakilan mata rantai Israel di Jalan Tosari, Jakarta Pusat.
-
Bagaimana Tiko menanggapi pertanyaan wartawan? Dalam usahanya untuk menghindari sorotan kamera awak media yang mencoba mengajukan pertanyaan, Tiko Aryawardhana terus berjalan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
-
Apa yang dilakukan Sutiyoso setelah mundur? Selamat bergabung Bang Yos bersama kami relawan Anies Baswedan.
-
Siapa yang hadiri diskusi Kemensos? Dihadiri Kepala Sentra Terpadu dan Sentra, Kepala Balai, Komisi Nasional Disabilitas dan para akademisi perwakilan dari Universitas Negeri Surabaya, acara ini dibuka secara resmi oleh Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
Sutiyoso Ikut Tanggapi Soal Kasus Terorisme
Dalam video berjudul 'T3R0RIS ITU MEMANG ADA!! DICECAR WITH SUTIYOSO', Sutiyoso atau Bang Yos bersama Refly Harun membahas soal kejadian terorisme yang belum lama ini terjadi di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri.
Menurut Sutiyoso, berdasarkan pengalamannya sebagai kepala BIN terduga teroris yang menyerang Mabes Polri sebenarnya masih tergolong sangat amatiran.
Youtube/Refly Harun ©2021 Merdeka.com
"Tentu yang pertama prihatin ya kok terus begini berulang kali terjadi, itu si sebenarnya teroris yang masih amatiran. Yang di Mabes itu amatiran banget, kayak anak TK ibaratnya. Kelihatan banget dari gesturenya," kata Sutiyoso.
"Lihat rekaman di televisi kita ka pernah dari pasukan khusus sudah belajar soal itu. Itu tuh (kelihatan) sangat amatiran. Jadi dia emang main perorangan biasaya dia terindoktrinasi bisa lewat ceramah dan sekarang yang paling umum bisa lewat medsos. Jadi orang ini terbius ideologinya itu bahwa begitu mati akan langsung masuk surga gitu," jelas Sutiyoso.
Sebut Keputusan Menembak Mati Sebenarnya Kerugian Besar
Kemudian, Refly Harun pun menanyakan pendapat Sutiyoso tentang tindakan polisi yang justru langsung menembak mati terduga teroris tersebut. Menurut Sutiyoso, keputusan menembak mati itu juga sebenarnya merupakan sesuatu yang cukup merugikan. Padahal menurutnya, dari tersangka polisi akan lebih mudah mengembangkan kasus tersebut.
Youtube/Refly Harun ©2021 Merdeka.com
"Tapi bang saya sebagai warga negara biasa kok agak sedih juga ketika pelumpuhannya kok langsung tembak mati ya yang di Mabes Polri. Kalau di bom bunuh diri kan beda yaa?," tanya Refly Harun. "Ya sebenarnya itu sebuah kerugian besar karena kalau orangnya mati enggak bisa dikembangkan. Kalau hidup kan bisa dapat pengembangan banyak lah," jawab bang Yos. "Tapi enggak tahu prosesnya mungkin waktu itu sudah panik atau gimana langsung tembak atau gimana, tapi yang bagus ya memang harusnya dilumpuhkan saja," tambahnya.
Polri Perlu Lakukan Evaluasi
Youtube/Refly Harun ©2021 Merdeka.com
Menurutnya, polri harus melakukan evaluasi besar dengan adanya kejadian tersebut. Sebab, kasus penyerangan Mabes Polri ini disebut Sutiyoso cukup fatal. "Ya menurut saya Polri juga pasti sudah melakukan evaluasi terhadap kejadian ini karena ini fatal. Yang pertama itu bisa masuk saja sudah aneh banget kan jadi pertanyaan. Karena masuknya ketat kan Mabes Polri apalagi sedang Covid seperti saat ini," kata Sutiyoso. Kemudian, Refly kembali mempertanyakan apakah dua kejadian terorisme tersebut berkaitan dengan kasus penembakan 6 anggota laskar FPI beberapa waktu yang lalu. Namun, Sutiyoso enggan berkomentar lebih lanjut tentang hal tersebut."Kalau soal ini ada koneksitas antara peristiwa FPI sulit aku menjawab lah ya. Karena aku kalau menjawab harus bisa dipertanggungjawabkan. Harus ada investigasi. Tapi memang teroris itu dia akan menyerang saat kita lengah saat ini kan begitu," jelas Sutiyoso. (mdk/khu)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota TNI bernama Sersan Mayor Suprayito jadi korban pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaMenurut Maruli, apa yang dilakukan prajurit TNI itu tergolong jahat.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan, tidak akan menutupi kasus tiga tersangka Anggota TNI pembunuh pemuda asal Aceh Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaRespons Panglima TNI Jenderal Agus Soal Prajurit Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaKPK meminta maaf karena pihaknya tidak koordinasi terlebih dahulu dengan pihak TNI sebelum mengumumkan keterlibatan Henri Alfandi.
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca SelengkapnyaSeorang anggota TNI jadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tidak dikenal (OTK
Baca SelengkapnyaKasus ini sudah terungkap dan enam orang sudah jadi tersangka.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto buka suara mengenai Pasmpampres Praka Riswandi Manik dan 2 anggota TNI yang menculik dan menyiksa pemuda Aceh Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaMenurut Yusri, proses penyelidikan itu sebagaimana laporan dari pihak keluarga soal dugaan tersebut yang telah diterima Pomdam I/Bukit Barisan (BB).
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana Yudo Margono buka suara soal heboh kasus dugaan suap yang menyeret Kepala Basarnas 2021-2023 Marsekal Madya Henri Alfiandi.
Baca Selengkapnya