Ini Identitas Polisi yang Banting Mahasiswa Demo Hingga Pingsan, Dimana Humanisnya?
Merdeka.com - Aksi demonstrasi berujung ricuh di Kantor Bupati Tangerang, Rabu (13/10). Seorang mahasiswaMuhamad Faris Amrullah (MFA) diamankan lalu dibanting polisi.
Faris sempat kejang-kejang dan tidak sadarkan diri. Akhirnya ia dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan berupa pengecekan tubuh, rontgen thorax, serta diberikan obat-obatan. Kini sudah diizinkan pulang.
Banyak yang mengecam aksi arogan polisi. Seperti diketahui, tagline Polri Presisi, sosok humanis dan mengayomi.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
Berikut sosok polisi yang tega membanting seorang mahasiswa saat unjuk rasa.
BEM Tangerang Raya Menuntut Kepolisian
Demo mahasiswa di Tangerang berujung ricuh ©2021 Merdeka.com
Himpunan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tangerang Raya tak tinggal diam. Mereka menuntut pihak kepolisian untuk segera bertindak tegas terhadap petugas keamanan yang membanting rekannya.
Ketua BEM STIE Putra Nusa Perdana Indonesia, Ahmad Saipul menegaskan, pihaknya sangat menyayangkan aksi polisi yang bertindak kasar.
"Itu rekan kami dari HIMATA (Himpunan Mahasiswa Tangerang), kami mengecam dan sangat sayangkan tindakan petugas dengan membanting rekan kami dan itu sudah di luar SOP kepolisian," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (13/10).
Bahkan ia mengancam akan menggelar aksi ke Mapolres Kota Tangerang, jika pelaku tidak benar-benar serius mengusut kasus yang bergulir.
"Jika tindakan itu terbukti sebagai pelanggaran, sebagai solidaritas, kami akan menggelar aksi unjuk rasa kembali di depan Mapolres Kota Tangerang," sambungnya.
Sosok Polisi yang Banting Pendemo
Polisi yang membanting MFA ©2021 Merdeka.com
Hingga saat ini Divisi Propam Mabes Polri masih melakukan pemeriksaan terhadap Polisi yang membanting MFA. Polisi yang membanting berinisial NP dan kini berpangkat Brigadir.
Kapolres Kota Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro menegaskan, polisi itu masih diperiksa Propam Polri.
"Kemudian terhadap oknum Anggota NP berpangkat Brigadir anggota Polresta Tangerang, telah dilakukan pemeriksaan tim Propam Mabes Polri didampingi Propam Polda Banten," kata Wahyu.
Kombes Wahyu juga menerangkan, bahwa pelaku yang membanting telah meminta maaf kepada korban dan keluarganya. Dengan disaksikan oleh awak media dan rekan-rekan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata).
"NP sudah meminta maaf secara langsung kepada orang tua dan yang bersangkutan," imbuhnya.
Alasan Membanting
Polisi meminta maaf ©2021 Merdeka.com
Berdasarkan pengakuan sementara NP, tindakan kasar di luar SOP penanganan pengamanan aksi demonstrasi dengan membanting pendemo adalah aksi spontan.
"Bahwa tindakan tersebut bersifat refleks dan tidak ada tujuan untuk mencelakai yang bersangkutan," terang Wahyu.
Kapolres Tangerang pun memastikan bahwa sanksi akan dijatuhkan kepada NP. Tapi sanksi yang diterima nantinya, akan disesuaikan pada hasil pemeriksaan Propam Polri.
"Kapolda Banten secara tegas akan menindak personel yang bertindak melakukan aksi pengamanan di luar SOP, dan telah berjanji langsung kepada korban dan keluarga korban," pungkas Wahyu.
Anggota DPR Minta Kapolri Bertindak Tegas
Tak sedikit yang mengecam aksi spontan yang dilakukan Polisi arogan tersebut. Termasuk Anggota Komisi III DPR RI Santoso.
Bahkan ia meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk ikut bertindak tegas memberi sanksi, terhadap anak buahnya jika melanggar ketentuan.
"Jika tindakan anggota Polri tersebut melanggar ketentuan baik di Polri maupun dalam perundang-undangan maka Kapolri harus memberi sanksi," kata Santoso melalui pesan singkat kepada merdeka.com, Rabu (13/10).
minta maaf kepada MFA dan orangtua korban ©2021 Merdeka.com
Menurutnya, aksi membanting itu tak mencerminkan polisi yang humanis dan mengayomi.
"Sikap itu tidak mencerminkan Polri yang mengayomi, humanis serta tagline Presisi yang menjadi program Kapolri Jenderal LS," ujarnya.
Selain itu, Santoso berharap sanksi yang diberikan nantinya, bisa menjadi tolak ukur bagi Polisi lain untuk tak melakukan hal serupa.
"Hal ini dilakukan agar menjadi untuk tidak diikuti oleh anggota Polri lainnya," ungkap politisi Demokrat itu. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Delapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaAksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaBentrokan tersebut terjadi ketika massa demonstran merobohkan pagar Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan momen reuni kecil-kecilan saat anggota Polisi bertemu dengan teman SMA-nya ketika melakukan pengamanan demonstrasi.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaBuntut dari tindakan berlebihan petugas kepolisian saat unjuk rasa di DPRD Tasikmalaya Kota, mahasiswa menuntut agar Danyon Brimob berinisial IY Dicopot.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca Selengkapnya