Ini Perbedaan Covid-19, SARS, dan MERS yang Perlu Diketahui
Merdeka.com - Corona covid-19 dilaporkan telah menyebar ke seluruh Provinsi yang ada di Indonesia. Disebut sebagai virus yang mematikan, corona covid-19 ini pada dasarnya masih memiliki kesamaan dengan virus penyebab SARS dan MERS yang mewabah beberapa tahun silam.
Namun, sebenarnya terdapat perbedaan yang mendasar mengenai ketiga virus ini. Simak beberapa ulasan di bawah ini mengenai perbedaan dari ketiga virus tersebut:
1. SARS
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bentuk virus apa saja? Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
-
Mengapa virus menyerang manusia? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
2015 Merdeka.com/ www.theguardian.com
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang disebabkan oleh virus corona dilaporkan merenggut 774 nyawa di seluruh dunia.
Dikutip dari Halodoc, kasus pertama SARS dilaporkan terjadi pada November 2002 di China lalu menyebar ke negara lain. Beberapa negara yang dilaporkan memiliki kasus SARS adalah Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Eropa (Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia) hingga Amerika Serikat.
Dilansir dari Aljazeera, penelitian mengungkapkan bahwa wabah SARS yakni disebabkan oleh kelelawar yang terinfeksi. Lalu virus tersebut ditularkan ke manusia melalui interaksi dengan beberapa hewan peliharaan yang telah tertular virus SARS sebelumnya.
SARS juga memiliki gejala awal yang memiliki kesamaan dengan gejala yang dialami oleh orang yang terinfeksi influenza biasa. Di antaranya yakni demam, sakit kepala, diare, dan nyeri otot.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa SARS berada di angka 3 pada rentang skala 2 hingga 4 yang berarti risiko penularan SARS ini cukup tinggi. Sementara itu, penelitian juga memaparkan bahwa tidak ada gejala lain yang lebih spesifik apabila seseorang terinfeksi SARS.
Setelah berhasil menjangkiti sebanyak 8.098 orang di seluruh dunia, SARS akhirnya berakhir pada pertengahan 2003.
3. MERS
2013 Merdeka.com/Shutterstock/Sebastian Kaulitzki
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pertama kali dilaporkan pada tanggal 24 September 2012. Mewabah hingga ke seluruh penjuru dunia, akhirnya MERS tercatat resmi di WHO pada September 2012.
Kasus pertama MERS diketahui teridentifikasi di Saudi Arabia, virus ini kemudian menyebar hingga ke 27 negara di dunia. Hingga Maret 2020, MERS menyebabkan kematian hingga 866 jiwa dari total kasus 2.521 orang.
Kendati demikian, angka risiko penularan dari MERS sendiri lebih rendah dibandingkan dengan SARS. Menurut WHO, MERS dapat dengan mudah menular ke manusia pertama kali menggunakan perantara unta yang terinfeksi.
Sedikit berbeda dengan SARS, penderita MERS dapat saja tidak menunjukkan gejala terinfeksi seperti demam, batuk, dan sesak napas. Namun, MERS dapat menyebabkan beberapa gangguan pada organ tubuh manusia seperti gagal ginjal, hati, dan lain sebagainya.
5. COVID-19
2020 Merdeka.com/ cdc
Tercatat dengan peningkatan kasus hampir 2 juta orang di seluruh dunia membuat covid-19 diklaim sebagai virus yang lebih berbahaya dari SARS dan MERS. Hingga saat ini, covid-19 dilaporkan telah menyebar hingga ke 185 negara dan wilayah.
Lain halnya dengan wilayah episentris pertama seperti Wuhan dan Korea Selatan yang dilaporkan mengalami penurunan kasus, hampir di seluruh dunia saat ini justru mengalami peningkatan kasus infeksi corona covid-19.
Sumber dari corona covid-19 ini disinyalir berasal dari hewan yang terinfeksi, namun penelitian belum menyebut jenis spesies hewan yang lebih spesifik.
Gejala orang yang terinfeksi corona covid-19 adalah demam, kelelahan, batuk kering, nyeri otot, sakit tenggorokan, hingga gangguan sistem pencernaan.
Bersumber dari data WHO, satu dari enam pasien terinfeksi corona covid-19 akan mengalami gangguan kesehatan secara kronis seperti kesulitan untuk bernapas dan lain sebagainya.
Kendati demikian, WHO menjelaskan bahwa tingkat penularan covid-19 ini sebenarnya justru lebih rendah dari SARS yakni berada pada angka 2.5 dari rentang skala 2 hingga 4.
Tingkat Keparahan yang Berbeda
2015 Merdeka.com/ www.rantlifestyle.com
Mengutip dari Halodoc, SARS, MERS, dan Covid-19 memang disebabkan oleh virus yang sama. Namun jika diperhatikan lebih jauh, ketiga virus ini menyebabkan tingkat kematian yang berbeda-beda.
Menurut ahli, kematian yang disebabkan oleh wabah SARS yakni berada di angka 10 persen. Berbeda, MERS justru memiliki tingkat kematian hingga 37 persen. Artinya bahwa MERS dapat menyebabkan kematian dengan jumlah empat kali lipat dari SARS.
Di sisi lain, banyak pihak yang mengklaim bahwa covid-19 merupakan virus yang lebih mematikan. Namun berdasarkan data yang dilaporkan, covid-19 telah menyebabkan kematian dengan rasio yang lebih kecil dari SARS dan MERS yakni sekitar 2,3 persen.
Dari total 64.418 kasus, sekitar 1.491 tewas dan 7.064 orang berhasil pulih dari corona covid-19 tersebut. Kendati berada pada rasio yang lebih kecil dibanding SARS dan MERS, namun tindakan pencegahan tetap harus dilakukan guna menekan laju penyebaran covid-19.
Tetap waspada dengan selalu rajin mencuci tangan, menjaga jarak hingga 1 meter antara satu sama lain, menerapkan etika batuk dan bersin, serta menerapkan pola hidup bersih dengan mengonsumsi makanan sehat dan olahraga secara rutin. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaMeski sama-sama disebut penyakit cacar, namun terdapat perbedaan gejala mpox dan cacar air.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaVirus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
Baca SelengkapnyaMunculnya kasus Mpox bukan disebabkan oleh adanya vaksinasi Covid-19 seperti sejumlah hoax yang beredar.
Baca SelengkapnyaMeski gejala kedua penyakit ini terlihat serupa, namun ada beberapa perbedaan gejala cacar monyet dan cacar biasa yang bisa diperhatikan.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca SelengkapnyaCampak, cacar air dan Rubella memiliki ciri-ciri yang sama, perlu ketelitian dan segera bawa anak ke dokter jika mengalami ruam disertai gejala lainnya.
Baca SelengkapnyaMeskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca Selengkapnya